Mohon tunggu...
Andri Pranata Kusuma
Andri Pranata Kusuma Mohon Tunggu... Insinyur - Short Escape Artist

Hi! Follow my journey also on my personal blog: thenomaddict.blog and my Instagram Account: @pranataandrii. Let's Travel together next time, shall we?

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berbagi Cerita dari Tana Toraja

12 April 2019   15:33 Diperbarui: 12 April 2019   15:42 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SELAMAT PAGI!!!

Apa yang ada di benak teman-teman apabila mendengar kata Toraja? Kalau Saya pribadi sebelum menginjakkan kaki di Toraja langsung membayangkan upacara mayat hidup yang terkenal itu. Tapi setelah browsing-browsing, ternyata selain budayanya, banyak banget aspek di Toraja yang bisa dijelajahi para pejalan. Seperti lanskapnya, kain tenun khasnya, sejarahnya, dll. Sebelumnya artikel ini sudah terbit di blog pribadi Saya di thenomaddict.blog

Pada artikel ini Saya akan bercerita tentang perjalanan Saya menjelajahi Toraja bersama tujuh orang teman Saya. Saya akan membagi ke beberapa chapter agar teman-teman tahu info-info yang teman-teman butuhkan dibagian mana pada artikel ini

Chapter 1: Itinerary Perjalanan

Chapter 2: Bagaimana Cara ke Toraja

Chapter 3: Detail Spot dan Tips Wisata Toraja

Chapter 4: Contact Person

Dokumentasi di blog ini menggunakan kamera DJI Mavic Pro dan Sony RX100 IV Saya.

Chapter 1: Itinerary perjalanan

Jumat, 21 Desember 2018: Perjalanan Jakarta (CGK) -- Makassar (UPG); menuju Toraja dengan bis dari Maros.

Sabtu, 22 Desember 2018: Sampai di Toraja; check-in penginapan; sewa mobil; mengunjungi Tongkonan Ranteallo; melihat upacara Ma'Batang di Desa Timbang, Sa'dan Matalo; melihat proses tenun Toraja di Desa Galugu dua; Tongkonan Palawa; Situs megalithikum Kalimbuang bori

Minggu, 23 Desember 2018: Main ke To'tombi Negeri di atas awan; Patung Yesus Memberkati di Buntu Burake; Mengunjungi kuburan bayi Kambira; mengunjungi kubur batu Lemo; mengunjungi kubur batu tua Londa; mampir ke desa adat Kete Kesu; check-out penginapan, menuju Maros.

Chapter 2: Bagaimana Cara ke Toraja

Nah di bagian ini Saya akan membahas tentang cara ke Toraja. Berhubung Saya dari jakarta, maka Saya mau bahas cara kesana dari Jakarta.

Cari perjalanan udara Jakarta Makassar. Kemarin Saya memanfaatkan Garuda Travel Fair, jadi dapat tiket Garuda pulang pergi kurang lebih 1,7 juta rupiah. Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih 2 jam penerbangan langsung.

Booking tiket bis menuju Toraja. Bis Makassar -- Toraja dikenal terbaik dikalangan pejalan, baik lokal maupun turis internasional. Ada operator yang menyediakan sleeper bus ada juga yang bis eksekutif, harga antar operator bervariasi. Kemarin Saya naik bis Primadona, alamatnya di Jl. Perintis Kemerdekaan KM 13, Makassar. Untuk pemesanan bisa melalui web-nya di www.primadonabus.com 1 bulan sebelum keberangkatan dan hubungi CP yang tertera di web tersebut. Dari bandara, teman-teman cukup naik taksi bandara dan langsung minta diantarkan ke Ruko Bukit Khatulistiwa, pool bis primadona. Disana teman-teman akan divalidasi tiket online/bukti transfernya oleh orang bisnya. Dari sana teman-teman mungkin akan dibawa ke Terminal Maros dengan elf atau angkot dulu. Baru setelah sampai ke Terminal Maros, tinggal menunggu jadwal keberangkatan bis tersebut. Perjalanan darat dari Makassar ke Maros memakan waktu kurang lebih 9-11 jam perjalanan.

Booking homestay di Toraja. Cek tanggal keberangkatan, apabila dekat dengan high season, harus booking jauh-jauh hari karena Toraja sudah terkenal dikalangan turis internasional. Kemarin kami tinggal di Rantepao, di Riana Homestay. Pemiliknya adalah Pak Daud. Bahkan beliau bisa menyewakan mobil atau motor tergantung kebutuhan kita.

Chapter 3: Detail Spot dan Tips Wisata Toraja

Karena tipikal perjalanan Saya adalah "been-here-done-that" jadi Saya mendapat cukup banyak spot selama kurun waktu 2 hari disana. Semua spot sudah bisa dicari lewat google maps, jadi amaan. Berikut spot-spot di Toraja yang Saya kunjungi.

1. Tongkonan Ranteallo

Tujuan kami ke Tongkonan ini adalah ingin melihat kerbau albino, kerbau yang terkenal sangat mahal di daerah ini. Info tersebut kami dapatkan dari beberapa sumber di internet. Akan tetapi saat sampai disana, hanya ada 1 kerbau dan kerbau itu sedang ada ditengah sawah sehingga kami tidak bisa melihatnya dari dekat. Menurut orang sana, kerbau semacam itu bisa ditemukan di Pasar Bolu, Rantepao. Disana banyak dijual kerbau atau babi yang digunakan untuk upacara di Toraja. Biaya masuk ke tongkonan ini gratis.

Adik-adik di Tongkonan Ranteallo/dokpri
Adik-adik di Tongkonan Ranteallo/dokpri
2. Desa Timbang, Sa'dan Matalo

Salah satu destinasi dadakan saat di Toraja. Saya mampir karena sedang ada Upacara Ma Batang. Upacara memperingati meninggalnya keluarga dan ada perayaan arak-arakan jenazah. Ini sungguh pengalaman seru di Toraja, biarpun kami mengikuti prosesnya 3 jam dan itu belum selesai, haha. Emang sih kalau di Toraja usahain dapat upacara biar tahu bagaimana kebudayaan orang sana menghadapi kematian. Lebih hoki kalau dapat upacara Ma Nene yang mendandani jenazah dan di arak keliling kampung.

Tips:

Kalau fokus perjalanannya adalah mencari upacara, teman-teman bisa mampir ke dinas pariwisata setempat untuk menanyakan upacara apa yang sedang atau akan berlangsung. Lokasinya dekat RS Elim Rantepao, sudah bisa di cari lewat google maps

Tradisi Ma Batang di Desa Sa'dan Matalo
Tradisi Ma Batang di Desa Sa'dan Matalo
3. Desa Galugu Dua

Penasaran sama proses tenun Toraja? Tempat ini adalah jawabannya. Disini teman-teman bisa melihat proses langsung pembuatan tenun Toraja. Harganya variatif, menurut Saya pribadi harganya relatif lebih mahal ketimbang beli kain di Pasar Rantepao. Tapi yang membuat itu spesial adalah prosesnya yang kita bisa lihat langsung. Saat itu penenun sedang membuat kain Paruki (diukir), kain yang biasanya dipakai kelas atas untuk melakukan upacara seperti pernikahan.

Tradisi Kain Tenun Toraja
Tradisi Kain Tenun Toraja
4. Tongkonan Palawa

Tongkonan Palawa merupakan salah satu tongkonan tua di Toraja. Yang membuat beda dari beberapa tongkonan lainnya, tongkonan disini menggunakan serabut kayu sebagai atapnya. Sedangkan tongkonan modern sudah menggunakan seng. Disini spot pertama kami yang ditagih uang parkir sebesar 15 ribu rupiah perorangnya.

Devi di Tongkonan Pallawa
Devi di Tongkonan Pallawa
5. Situs Megalithikum Kalimbuang Bori

Saking gak mau rugi, hari pertama kami paksakan ke sebuah spot terakhir yaitu Kalimbuang Bori. Jalan kesana agak sempit. Kalimbuang Bori tutup pada jam 17:00 WITA, tapi kami sampai jam 17:30 WITA, untungnya penjaga tiket masih ada, dan membolehkan kami masuk. Tapi tetap bayar haha. Tiket masuknya 15 ribu rupiah perorangnya. Disini teman-teman bisa melihat batu megalithikum, ada juga tongkonan tua dengan banyak tanduk kerbau dan kuburan bayi di pohon. Saya tidak kesana karena jalannya sudah gelap, tapi beberapa dari teman Saya ada yang memaksakan kesana. Saya hanya melihat batu megalithikum dan kuburan batu yang berada di sekitar situs. Kesana jam 18:00 kurang agak gimana gitu suasananya, haha.

Andika di Situs Megalitikum Kalimbuang Bori
Andika di Situs Megalitikum Kalimbuang Bori
6. To'tombi

Hari kedua, kami menuju negeri diatas awannya Toraja. Awal tujuannya adalah Lolai, tapi karena kami berangkat agak siang, ternyata jalannya sudah tertutup dengan mobil yang menuju turun. Beruntung kami masih dapat parkir sekitar 300m dekat totombi. Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke Totombi. Biaya masuk perorang adalah 15 ribu rupiah. Dan benar, selain wisata megalithik ternyata Toraja juga punya negeri diatas awannya loh.

Tips:

Berangkat lebih pagi kalau mau menuju Lolai atau Totombi, karena apabila weekend jalannya akan sangat penuh dengan kendaraan roda empat.

Pagi di negeri atas awan Toraja, To'tombi
Pagi di negeri atas awan Toraja, To'tombi

7. Patung Yesus Buntu Burake

Saat pertama kali Saya sampai di patung Yesus ini, sungguh Saya teringat film fast and furious yang ada di Rio, Brazil. Patungnya cukup besar, dan alhamdulillah Saya menggunakan drone sehingga mendapat foto patungnya dengan angle yang baik. Harga tiket masuknya sebesar 10 ribu rupiah perorang ditambah parkir sebesar dua ribu rupiah. Di dekat pintu masuk teman-teman bisa menemukan warung-warung kecil yang menjual merchandise Toraja seperti kerajinan-kerajinan kain tenun.

Patung Yesus Buntu Burake
Patung Yesus Buntu Burake
8. Kuburan Bayi Kambira

Spot wisatanya cukup kecil, dan jalan masuknya agak kecil dan susah terlihat. Tpai selama ada di google maps, amaan! Kuburan bayi disini sangat unik yaitu ada pohon besar yaitu Pohon Tara yang batang utamanya di lubangi kemudian ditaruh jenazah bayi yang masih dibawah 6 bulan. Kalau dilihat sudah banyak lubang di pohon besar ini menandakan sudah banyak jenazah bayi yang dikuburkan di pohon ini. Tiket masuknya seharga 15 ribu rupiah perorang.

Kuburan bayi di Pohon Kambira
Kuburan bayi di Pohon Kambira
9. Kubur Batu Lemo

Tidak jauh dari Kuburan Bayi Kambira, ada Kubur batu yang cukup tua juga yaitu Lemo. Disini sudah sangat terkenal dikalangan turis. Kubur batunya terletak di dinding gunung. Dipisahkan secara agama, yaitu agama kristen dan islam. Harga tiket masuknya sebesar 10ribu rupiah perorang dan 5 ribu biaya parkir mobil.

Tips:

Yang mau membeli merchandise Toraja murah dan berkualitas bisa mampir di warung-warung disekitar situs wisata ini.

Kuburan dinding tebing di Lemo
Kuburan dinding tebing di Lemo
10. Kubur Batu Londa

Bedanya apa dibandingkan Kubur Batu Lemo? Selain kuburan di dinding gunung, disini kita bisa mengeksplore kuburan yang terletak di dalam goa. Banyak tulang belulang tua yang tersebar disekitar goa. Ada banyak botol air aqua disekitar situs. Ets ini bukan sampah ya, tapi semacam sesajen dari wisatawan lokal yang berkunjung. Disini diharuskan menyewa lampu petromak dan membawa guide untuk menelusuri goa. Kemarin kami mengeluarkan uang sebesar 100 ribu untuk sewa lampu dan guide. Tips yang kami berikan tersebut tidak banyak karena guide yang membawa kami terkesan terburu-buru. Harga tiket masuk spot wisata ini sebesar 10 ribu rupiah perorang.

Kuburan batu tradisional Londa
Kuburan batu tradisional Londa
11. Desa Ke'te Ke'su

Desa Kete' Ke'su ternyata merupakan wisata yang cukup mainstream. Letaknya yang tidak jauh dari Rantepao membuat desa ini dikunjungi banyak wisatawan. Selain tongkonannya, teman-teman bisa menemukan kuburan-kuburan bangsawan dan juga ada situs tua kuburan dinding. Tapi sayangnya saat itu masih dalam tahap renovasi. Harga tiketnya sama, yaitu 15 ribu rupiah perorangnya dan 5 ribu untuk parkir mobil.

Desa Kete Kesu dari udara
Desa Kete Kesu dari udara
Chapter 4: Contact Person

Nah chapter terakhir, berikut beberapa contact person yang bisa membantu teman-teman mengeksplor Toraja.

Pak Daud Riana Homestay dan sewa mobil Rantepao 0813-4369-6270

Kontak bis MKS-TORAJA http://primadonabus.com/contact

Yang mau nanya detail soal trip ke Toraja ini atau tips-tips traveling kesana bisa tinggalin comment dibawah yah! Jangan lupa follow instagram Saya juga yaa buat liat-liat hasil dokumentasi Saya selama perjalanan trip kemanapun.
Instagram : @pranataandrii

Blog: thenomaddict.blog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun