Mohon tunggu...
Andri Pranata Kusuma
Andri Pranata Kusuma Mohon Tunggu... Insinyur - Short Escape Artist

Hi! Follow my journey also on my personal blog: thenomaddict.blog and my Instagram Account: @pranataandrii. Let's Travel together next time, shall we?

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Jelajah Karst Rammang-Rammang, Sulawesi Selatan

28 Januari 2019   08:00 Diperbarui: 28 Januari 2019   08:01 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada artikel ini Saya mau sharing tentang pengalaman saya menjelajah keindahan pegunungan karst terbesar ketiga di dunia yang terkenal di Sulawesi Selatan, yaitu Rammang-Rammang. Rammang-rammang terletak di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Kalau dari bandara Sultan Hasanuddin (UPG) Makassar, itu kurang lebih 40 menit. 

Saya dan beberapa teman Saya mengunjungi Rammang-Rammang setelah 2 hari menjelajah Toraja. Di perjalanan pulang dari Toraja, Saya meminta pada supir bus Toraja-Makassar agar menurunkan Saya di tengah jalan poros Maros-Makassar, lebih tepatnya pertigaan menuju Rammang-Rammang. Jadi kami tidak perlu memulai perjalanan dari Makassar lagi. 

Ini menghemat waktu dan costkami. Kami tiba di pertigaan tersebut kurang lebih jam setengah empat pagi hari. Kami melipir sejenak di masjid yang letaknya tidak jauh dari pertigaan tersebut untuk sekedar bersih-bersih dan shalat subuh. 

Selama di Rammang-Rammang Saya tinggal di sebuah eco lodge atas rekomendasi teman Saya yang pernah liputan jurnalis di sana. Rammang Rammang Eco Lodge and Coffee namanya. 

Sebelum kesana Saya menghubungi Bu Hasma, istri dari Pak Udin, pemilik Rammang-Rammang Eco Lodge ini. Beliau orang yang sangat baik dan pengertian. Teman-teman bisa menghubungi beliau apabila ingin mencoba menginap atau mungkin sekadar makan siang di sana. Nomor teleponnya Saya sharepada bagian bawah artikel yaa.

Saking baiknya, Pak Udin bahkan menawarkan untuk menjemput rombongan kami yang berjumlah 8 orang dengan mobil innova-nya. Alhamdulillah masih muat biarpun agak sempit :p tapi kami sudah bersyukur, beruntung beliau menawarkan jemputan ke cottage-nya. Karena apabila jalan kaki, mungkin bisa ditempuh dalam kurun waktu 30 menit.

Saat itu hujan gerimis di Eco Lodge. Kami semakin malas gerak dan berpikiran untuk tidur-tidur saja seharian, haha. Ditambah pemandangan Eco Lodge yang sangat asri dengan pegunungan karst, kabut, dan sawah hijau. Tapi Bu Hasma sudah membantu kami menyewakan kapal untuk menelusuri sungai di Rammang-Rammang. 

Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu hujan reda dulu sedikit, check-in kamar, lalu eksplor Rammang-Rammang. Sedikit review dari Saya, cottage di rammang-Rammang cafe tergolong bersih, listrik sudah ada 24 jam, airnya pun bersih. Sempat di kamar Saya airnya mati tapi Pak Udin dengan sigap langsung membetulkan keran air kami, hehe. 

Oia jangan lupa bawa lotion anti nyamuk yaa karena nyamuknya lumayan banyak, hehe. Harga cottage 300000 IDR permalam, perkamar, dan dapat diisi dua orang. Bisa ditambah extra bed seharga 50000 IDR perkasurnya. Harga makanan di Eco Lodge ini sebanding dengan rasanya. Kata Bu Hasma, Pak Udin juga memasak-makanan di Eco Lodge ini loh. Enak banget! Apalagi kalau dinikmati bersama teman-teman.

Berikut spot-spot seru yang bisa teman-teman kunjungi sewaktu di Rammang-Rammang

1. Taman Batu
Spot ini berjarak 10 menit dari Eco Lodge dengan menggunakan kapal. Disini teman-teman bisa melihat batuan karst yang berukuran kecil terhampar di rerumputan. Sebenarnya ada spot batuan karst yang lebih bagus dan menantang yaitu Hutan Batu, akan tetapi berbeda jalur dengan perjalanan sungai ini. Posisi Hutan Batu terletak sebelum dermaga 2 dan dekat cafe bukit Rammang-Rammang.

dokpri
dokpri
2. Telaga Bidadari
Setelah menyusuri sungai kurang lebih 15 menit dengan perahu dari Taman Batu, kami harus melakukan trekking ke dalam hutan selama kurang lebih 1 jam untuk menuju Telaga Bidadari. Telaga ini sangat tenang, airnya biru, dan bening. 

Saya dan teman-teman melihat ada 2 ekor ikan di telaga ini. Menurut guide kami, ikan disana sedari dulu tetap 2 dan tidak bertambah atau berkurang. Agak-agak gimana gitu yaa?  tapi yang penting pemandangan di Telaga cukup bagus. 

Telaga Bidadari (dokpri)
Telaga Bidadari (dokpri)
3. Situs Karama
Ini adalah situs prasejarah di Karst Rammang-Rammang. masih satu area dengan Telaga Bidadari, untuk menuju Situs ini membutuhkan waktu kurang lebih satu jam trekking tergantung medan. 

Saat itu Saya melewati batuan licin dan sawah yang sangat berlumpur karena hujan yang baru saja reda. disana teman-teman bisa menemukan bekas peninggalan suku Toala. Suku Toala adalah nama suatu kelompok masyarakat adat yang terdapat di Maros, Sulawesi Selatan. 

Umumnya mereka tinggal di pinggi pantai atau goa-goa yang terdapat pada batuan karst. Goa-goa tersebut bahkan sudah banyak diteliti oleh budayawan dan ahli sejarah. Karenanya UNESCO juga menempatkan Maros sebagai situs warisan dunia. 

Lukisan tangan Suku Toala (dokpri)
Lukisan tangan Suku Toala (dokpri)
Peninggalan-peninggalan yang teman-teman bisa lihat disini adalah lukisan tangan Suku Toala yang berwarna merah. Katanya mereka melukisnya dengan menggunakan darah hewan. 

Ada juga lukisan lain di dinding, warnanya hitam berbeda dengan lukisan tangan mereka karena mereka menggunakan batu obsidian (batu hitam) pada goa. Bekas-bekas kerang pun ditemukan di dinding goa karena hidup mereka pada zaman dulu adalah dengan mencari ikan dan kerang di pinggir pantai. 

4. Kampung Berua
Tidak banyak yang Saya eksplor saat berada disini. Kami mampir sekedar untuk makan mie, sholat, dan sekedar mengisirahatkan kaki yang sudah berjalan selama 4 jam, haha. Tapi selain pemandangan yang indah, Kampung Berua menawarkan tempat wisata lain seperti Goa Berlian dan Goa Kingkong. Sayangnya karena waktu dan stamina yang terkuras habis, Saya tidak sempat mampir spot tersebut. 

Foto-foto sekaligus beristirahat di Kampung Berua (dokpri)
Foto-foto sekaligus beristirahat di Kampung Berua (dokpri)
Setelah puas mengeksplor Rammang-Rammang, kami pulang menuju cottage dan menghabiskan malam di cottage dengan perasaan senang. Esoknya kami check outdari Eco lodge dan menuju Makassar untuk sekadar wisata kuliner. Pak Udin mengenalkan kami dengan Pak Bahar, beliau punya angkot yang bisa mengantarkan kami menuju kota dan kemudian langsung menuju bandara untuk pulang kembali ke kota asal. 

Itulah pengalaman singkat Saya bertualang di Rammang-Rammang selama 1 hari dan 1 malam. Apakah Saya bakal balik lagi?? kalau ada rezeki dan waktu Saya akan kembali lagi untuk sekadar staycation ataupun mengeksplor sisi lain Rammang-Rammang yang belum sempat Saya kunjungi.

Sedikit gambaran pengeluaran selama di Rammang-Rammang, diluar makan dan kebutuhan pribadi, kamar ecolodge Rammang-Rammang 300000 IDR (perkamar untuk 2 orang); extrabed 50000 IDR perkasur; kapal jelajah 250000 IDR kapasitas 8 orang; parkir kapal Hutan Batu 20000 IDR; parkir kapal Telaga Bidadari 5000 IDR (perorang).

Berikut Contact Person yang kiranya dapat digunakan teman-teman saat mengeksplor Rammang-Rammang, Bu Hasma Rammang-Rammang Cafe 0812-2260-9779 (IG: @rammangrammangcafe); Pak Bahar angkot Maros-Makassar 0852-1408-3048

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun