Mohon tunggu...
adi pranata
adi pranata Mohon Tunggu... Akuntan - Pranata

hanya pemulung kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Terserah, Siapa yang Salah?

23 Mei 2020   05:49 Diperbarui: 23 Mei 2020   06:06 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Orang Indonesia terkenal sebagai orang-orang santuy di dunia, ya negara ini memang unik, lihat bagaimana para teroris hampir putus asa untuk melakukan teror di Indonesia. Karena ancaman Bom bahkan penyerangan di depan umum dihadapi santai di Indonesia oleh orang-orang Indonesia. 

Masih ingat dengan dagang sante pada Bom Sarinah? atau bagaimana hantu Valak jadi bahan meme bully sampai hantu yang katanya seram ini tidak ada harga dirinya di Indonesia? Ya orang Indonesia memang orang tersantuy di dunia. 

Saat ini Covid-19 menyerang Indonesia, dengan nyatanya kita melihat bagaimana ngerinya di Wuhan tempat asal virus ini, kemudian melihat banyak mayat menghiasi TV menampakkan kengerian serangan Covid 19. 

Kita melihat negara seperti Italia kehilangan ribuan nyawa penduduknya, bahkan terdengar kabar mereka harus di kubur masal karena tempat kremasi tidak mampu lagi menerima banyaknya mayat. Kengerian itu kita lihat secara langsung karena saat ini teknologi berita bisa kita akses dengan mudah. Tapi apakah kita takut??? Tidak!! orang Indonesia mah santai, bahkan para pejabat Indonesia juga santai. 

Lihat saja bagaimana para pemangku jabatan kita merespon adanya virus ini. Jauh sebelum Virus ini sampai di indonesia WHO sudah memperingatkan adanya virus berbahaya ini, karena tingkat kematian yang tinggi WHO menyarankan negara-negara lain bersiap,hal ini direspon cepat oleh Vietnam yang bertetangga langsung dengan Cina, Hasilnya mereka Nol (0) kematian. bagaimana dengan Indonesia?? Menteri kesehatan Indonesia yang notabenen adalah dokter hanya menyarankan warganya minum jamu, dengan menyatakan bahwa Virus Corona tidak berbahaya. 

Santai memang, menterinya aja santai, bukannya persiapan untuk menghadapi serangan Covid 19 pemerintah malah mengeluarkan kebijakan santuy lainnya, karena banyak turis Cina yang tidak bisa berwisata ke Indonesia, pemerintah mengeluarkan kebijakan "Cerdas" dengan membakar dana 72 M untuk mebayar buzer2 dunia maya untuk mempromosikan wisata indonesia ke negara-negara lain lebih gencar lagi, ditambah untuk wisata domestik pemerintaha mengeluarkan dana hampir 443 M untuk diskon 30% tiket pesawat. Ya idenya bagus membangkitkan wisatawa domestik, tapi momentnya tidak tepat, bukannya bersiap menghadapi serangan Virus kita malah santuy berwisata. 

Lonjakan penyebaran di Korea Selatan tidak pula membuat kita tetap waspada, bahkan masih santuy tanpa aturan, para pejabat kita masih saja santuy menghadapi kedatangan Virus ini, karena mereka masih percaya dengan logika tanpa dasar penelitian mereka bahwa Corona itu tidak bisa bertahan di udara panas seperti Indonesia. 

Kebodohan para pembantu presiden satu persatu di pertontonkan ke publik. Akhirnya 2 Maret 2020, ancaman itu benar-benar terjadi, Virus ini muncul! ya Indonesia diserang dan kita tidak punya persiapan apa-apa. Lihat saja bagaimana gugus tugas baru terbentuk, dan juga banyak rumah sakit kita tidak siap, kenapa tidak siapa?? 

APD saja kita tidak ada bagaimana bisa dikatakan siap? setelah ada kejadian baru kita melakukan pemesanan APD bahkan untuk akalin itu para pejuang garda terdepan kita para tim medis terpaksa memakai jas hujan untuk melindungi mereka. 

Hal ini menjadi akibat dari banyaknya tim medis Indonesia yang meninggal. Mereka seperti pejuang yang bertempur ke medan perang hanya membawa sepucuk pistol kecil, tanpa baju anti peluru dan juga perlengkapan lain. salah siapa??? 

Peningkatan kasus yang terus bertambah, membuat WHO mendesak Indonesia untuk segera memberlakukan status darurat, karena desakan itu pemerintah merespon dengan tindakan status darurat noalam, desakan dari berbagai negara agar Indonesia lebih serius menghadapi kasus ini. 

Perdana menteri Australia tidak percaya kalau Indonesia baik-baik saja, karena beberapa kasus di australia setelah di lacak warganya sempat berkunjung ke Bali dan Jakarta. 

Tentu dunia juga menyadari jika Indonesia tidak menanggani corona dengan baik maka bisa jadi Indonesia menjadi bom waktu bagi dunia. Bagaimana tidak penduduk kita ke 5 terbanyak di dunia, jika ini menyebar berapa nyawa akan musnah? 

Berbagai opsi disarankan ke pemerintah, salah satunya adalah lockdown, namun presiden engan melakukan hal ini, karena negara kita tidak mampu saat ini, dana dan fasilitas kita tidak mendukung, ditambah pemerintah lebih menjaga kestabilitasan Ekonomi dibanding Nyawa masyarakatnya. 

Akibat sikap pemerintah yang belum jelas, banyak daerah yang melakukan tindakan sendiri-sendiri mengkarantina wilayahnya, seperti yang dilakukan oleh wali kota tegal dan Gubenur Papua. Bahkan Gubenur Papua menutup akses bandara, dia menyebut tidak bisa menghadapi Covid 19 karena fasilitas kesehatan disana belum mumpuni. Tindakan para kepala daerah ini membuat pemerintah pusat marah, mereka tidak terima kuasa mereka di lampui daerah, para menteri sibuk menegur kepala daerah yang melakukan tindakan sendiri. 

Karena penyebaran yang semakin masif pemerintah memberikan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di beberapa daerah yang memang tinggi kasus nya. 

Jakarta salah satunya, aturan PSBB dibuat, dan dalam aturan itu cukup bagus, hanya saja prakteknya jauh dari bagus. PSBB hanya menjadi slogan kosong, masyarakat seakan tidak mematuhi aturan itu. Lihat saja dalam PSBB hanya boleh ada 11 sektor usaha yang boleh beroperasi, namun sayangnya kementerian perindustrian menerbitkan 11.172 surat dispensasi untuk perusahan itu beroperasi. 

Lalu bagaimana dengan anjuran kerja dirumah, beribadah dirumah, belajar di rumah yang di sampaikan Jokowi?? siapa yang salah kalau seperti ini? plin plan itu lah pemerintah saat ini, benturan aturan antar kementerian dan daerah. Seperti nakoda kapal ini tidak bisa mengkontrol kapalnya. 

24 April 2020 gebrakan bagus dibuat pemerintah, melarang bepergian antar daerah, dengan ditutupnya semua moda transportasi umum, hal ini disambut baik karena bisa mencegah penyebaran antar daerah, termasuk untuk menekan penyebaran dari pemudik. larangan ini dilakukan untuk 1 bulan, hanya saja tanggal 17 mei 2020 pemerintah kembali membuka semua moda transportasi di Indonesia, dengan alasan untuk menjaga sektor ekonomi namun tetap dilarang mudik! ini salah siapa kalau akhirnya rakyat pun geleng-geleng kepala dengan aturan pemerintah yang berubah-ubah padahal belum menampakkan hasil. Kurva kita naik terus, dan semakin bertambahnya test-test semakin banyak ditemukan kasus baru. 

Masyarakat dilarang mudik, kecuali memiliki ijin yang dibuat sesuai protokol kesehatan, hasilnya ribuan orang membuat syarat-syarat itu, dengan alasan perjalanan dinas dan lain-lain. melihat ke plin planan pemerintah, masyarakat jadi merasa tidak perlu lagi ikuti anturan pemerintah. kalau sudah begini salah siapa?? 

Banyak orang kecewa dengan presiden, mereka sudah 2 bulan di penjara di rumah-rumah mereka, tapi dengan mudahnya pemerintah tetap membuka Mall dan toko-toko lainnya yang menyebabkan banyaknya pengunjung yang tentu saja beresiko menularkan Covid 19. Jadi siapa yang salah jika masyarakat yang sudah sadar malah ikut tidak sadar akan virus ini. Seperti negara yang plin plan. 

saat ini jumlah kasus sudah banyak, namun kita tetap santai, masih merasa kalau sudah ditakdirkan mati ya pasti mati!

Pemerintah Plin Plan dan negara tidak bisa memberi jaminan  kepada rakyatnya untuk kesehatan mereka, pemerintah hanya fokus ke sektor ekonomi. 

Semoga semua lekas membaik. 

Salam  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun