KRONOLOGI KEJADIAN
Rudolf diketahui sebenarnya memiliki 3 orang target yang akan dibunuh lantaran dendam yang diam-diam disimpan. Namun, Icha adalah orang pertama yang dibunuh Rudolf. Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap target utama sebenarnya adalah pria berinisial H dan target berikutnya perempuan inisial S. Rasa dendam Rudolf kepada Icha awalnya terjadi pada Agustus 2021. Saat itu Rudolf melihat Icha berfoto bersama H dan S, yang memiliki riwayat permusuhan dengan tersangka.
Rudolf dengan korban Icha dan pria inisial H dan perempuan inisial S diketahui berteman. Namun hubungan Rudolf dan H lalu merenggang hingga keduanya bermusuhan.Hengki mengatakan rasa dendam Rudolf kepada Icha dan H serta S memuncak pada Maret 2022. Saat itu Rudolf melihat melalui foto di media sosial bahwa ketiga orang tersebut masih menghabiskan waktu bersama. Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, sejak Maret 2022, tersangka Rudolf mulai punya niat membunuh korban Icha, H, dan S. Sosok H menjadi target utama pembunuhan Rudolf. Panjiyoga mengatakan pelaku sempat berupaya menemui target H.
Saat itu Rudolf menghubungi adik H untuk mengetahui keberadaan H. Rudolf saat itu berdalih ingin memberikan kejutan kepada H. Namun permintaannya itu tidak direspons oleh adik H sehingga Rudolf mengalihkan target pembunuhannya kepada Icha. Menurut Hengki, aksi pembunuhan yang dilakukan Rudolf pada Senin (17/10/2022) dilatarbelakangi rasa dendam yang terpendam dan sudah terakumulasi sejak lama.
     Dari hasil pemeriksaan psikologi menunjukkan bahwa mantan pendeta di salah satu gereja karismatik itu memiliki trauma masa kecil karena sering dipukuli orang tuanya. Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Sabtu (22/10/2022) seperti dilansir dari detikNews. Hengki mengungkap trauma Rudolf muncul karena kerap dipukuli orang tuanya. Hengki menyebut Rudolf memiliki emosi yang meledak-ledak.
TEORI PEMBUNUHAN
     Dalam teori kepribadian Millon, ada 3 tipe kepribadian yang memungkinkan untuk melakukan perilaku membunuh Yaitu Anti sosial, Narsistik dan Borderline, Namun kepribadian bukan menjadi hal utama seseorang membunuh. Sementara itu, pelaku pembunuhan pada kasus ini memiliki motif dendam pada korban karena pelaku merasa marah karena Korban dekat dengan orang yang tidak pelaku sukai atau pelaku musuhi.
    Dendam sendiri adalah salah satu gejala awal dari gangguan kepribadian paranoid yang termasuk dalam gangguan mental. Orang yang mengidap gangguan kepribadian ini merasa dirinya selalu dalam kondisi bahaya, selalu muncul rasa ketidakpercayaan dan kecurigaan tak henti-hentinya pada orang lain, meskipun tidak ada alasan untuk merasa curiga.
    Balas dendam sering kali menjadi alternatif seseorang untuk melampisakan rasa marah dan kesal pada orang lain. Namun balas dendam membuka kembali dan memperparah luka emosional. Meskipun ketika melakukan balas dendam akan muncul rasa lega karena sudah menghukum yang salah, namun pada akhirnya balas dendam hanyalah cara untuk menghukum diri sendiri karena rasa sakit yang tidak bisa sembuh.
    Jika dilihat dari Motif pembunuhan pada kasus Rudolf Tobing, dapat diketahui bahwa kepribadian yang dimiliki rudolf adalah tipe kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder). Dimana tipe kepribadian ini adalah kondisi kronis yang ditandai ketidak stabilan suasana hati, citra diri, dan perilaku. Terlihat bahwa pelaku Rudolf Tobing tidak memiliki kestabilan suasana hati yang ditandai oleh rasa marah pelaku terhadap korban karena korban menjalin pertemanan dengan musuh pelaku.
Nama penulis:
Winda Lestari    Â
Deya Yuas Zita   Â
Quratan Aini   Â
Sahala Sihotang  Â
Prananda Ilyasa
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Risydah Fadiilah S. Psi., M. Psi
Dra. Irna Minauli M. Psi., Psikolog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H