Mohon tunggu...
Pranajaya Ardytian F.
Pranajaya Ardytian F. Mohon Tunggu... -

Keberagaman adalah suatu hal yang Mutlak Maka,bahwa Benar adanya Kebaikan dalam Kebijaksanaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta dan Air Mata

28 November 2018   18:00 Diperbarui: 28 November 2018   18:23 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika senja menyiratkan murka

Murung juga wajah sang surya

Hingga purnama palingkan muka

Namun cinta takkan pernah binasa

Rintik tangis dari langit

Mendera tanah yang sedang sakit

Derai hujan percikan air mata itu

Beserta cinta tampakkanlah nikmatmu

Saat air mata menetes liar

Sesak dada gundah gulanah

Raga terdiam di ambang nestapa

Adalah cinta luapkan emosi jiwa

Tak berdaya akan kepastian

Mata terpejam jauh kedalam

Mencari-cari cahaya dalam kegelapan

Keindahan cinta hadir di ujung jalan

Dari hulu ke hilir,menyingkap sebuah tabir

Tak pernah mangkir,mengalir terus mengalir

Berawal dari singgasana mata air

Cinta bermula takkan pernah berakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun