Ini kutulis untukmu,
mengisi senggangmu saat menunggu, diantara uap kopi dan pagi yang sepi, Menunggu waktu untuk membawamu ke tempat - tempat yang jauh, Sudah lama tak memikirkanmu, Bagai buku catatan lembaranmu sudah kubalik dan terlipat rapi, Tersimpan karena kau terlalu lekat, bukan untuk diusik dan dikenang, Namun terkadang kuijinkan hatiku mengenangmu, Walau berupa kepingan yang tak utuh, terutama tawamu itu... Kau dulu sering menggangguku kan? Aku rindu itu... Tapi hidup harus terus berjalan, saat kau putuskan untuk melewatiku, Maka kutersenyum pada wajah - wajah yang menemaniku, Memeluk mereka yang menguatkanku, Mencintai dia yang mau mencintaiku, Meski aku tahu, bahkan di tempat - tempat jauh itu, Kau masih juga mengingatku, Seperti pagi ini, dalam diammu diantara uap kopi, Kau mengingatku. Aku juga...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H