Gerakan Fundamentalis Keagamaan Fundamentalis adalah kelompok yang berjuang memulihkan norma dan keyakinan kita, termasuk adat istiadat.
Kaum fundamentalis juga termasuk dalam salah satu aliran yang tidak mau menerima suatu perubahan yang diartikan dalam artian menentang suatu perbaikan. Jadi karena itu mereka dengan hati-hati menekankan bahwa pengumuman Muhammad sebagai nabi bukanlah hal baru, melainkan hanya kelanjutan dari garis keturunan nabi dan rasul yang datang sebelum dia.
 Sedangkan kaum yang revolusioner adalah suatu golongan yang sering dipandang oleh negara-negara Barat sebagai pembunuh yang bertujuan melemahkan otoritas politik melalui perang suci.
 Sedangkan gerakan fundamentalis agama adalah gerakan yang berupaya memulihkan fondasi agama yang terkikis seiring berjalannya waktu.
 Contohnya seperti kepatuhan terhadap nilai-nilai dan kepercayaan tradisional, perbedaan agama dan politik antara in-group dan out-group.
 Dalam Islam, gerakan fundamentalis agama sering dikaitkan dengan gerakan Wahabiya yang dipelopori oleh Muhammad Abd al-Wahhab.
 Gerakan ini disebut dengan paksaan, dimana masyarakat dipaksa untuk mengikuti keyakinannya.
 Fundamentalisme terbagi menjadi dua bagian: pra-modern dan modern, dan biasa disebut dengan neo-fundamentalisme.
* Di bawah ini penjelasan mengenai pra-modernisme dan neo-fundamentalisme.
 A. Pra-modern adalah gerakan yang muncul sebelum menang dalam situasi dan kondisi tertentu di kalangan umat Islam.
 Contoh gerakan fundamentalis pra-modern adalah:
 1. Gerakan Ibnu Abd al-Wahhab (Wahhabisme) Gerakan ini dianggap sebagai dorongan pertama kehidupan Islam setelah mengalami kemunduran beberapa abad yang lalu.
 2. Gerakan Padri Minangkabau Gerakan ini merupakan gerakan pra-modern pertama di Indonesia dan berakar pada gerakan Tuanku Nan Tao.
 B. Neo-fundamentalisme adalah sekelompok orang yang meyakini agamanya sendiri dan tetap setia pada ajaran yang dianutnya tanpa mencampuri agama orang lain.
*Aspek fundamentalisme agama adalah:Â
1. Aspek Keimanan (Kepercayaan) Aspek keimanan inilah yang kemudian lazim disebut dengan iman
 Aqidah mengacu pada keimanan kepada Allah SWT dan segala sesuatu yang difirmankan Allah untuk beriman.
 Dalam Islam, pendidikan keimanan sendiri, dilihat pada pilar pertama, menempati posisi paling mendasar.
 Apalagi ketika Nabi SAW mengajarkan ajaran Islam kepada para sahabatnya, maka ajaran keimanan menjadi hal yang terpenting.
2. Aspek Normatif atau Normatif (Syariah) Ajaran besar Islam yang kedua adalah Aspek Syariah atau Normatif.
 Aspek ini mendefinisikan hubungan seseorang dengan Allah (habrum minara), dengan sesamanya (habrum minana), dan dengan alam semesta (habrum minarami).
 Secara redaksi, syariah sendiri mengacu pada pedoman hidup yang ditetapkan oleh Allah SWT sebagai pedoman hidup dari dunia ke akhirat.
 Panduan yang dimaksud adalah sumber hukum Islam yang diambil dari Al-Quran, Sunnah, dan Ijtihad Ulama.
3. Aspek Perilaku (Akhlak) Terakhir, ada dimensi perilaku atau moral pada ajaran dasar Islam.
 Akhlak sendiri merupakan suatu sikap atau pola tingkah laku manusia yang merupakan hasil dari dua aspek di atas, yaitu keimanan dan amalan syariat.
*fundamentalisme juga mempunyai macam-macam karakteristik:
1. Literasi Â
    Suatu keyakinan bahwa kitab suci adalah firman Allah yang tidak ada salahnya dan harus dibaca secara literalÂ
2. Interpretasi literal Â
    Kaum fundamentalis cenderung menafsirkan suatu teks kitab suci agama secara harafiah.
3. Menolak pluralisme dan relativismeÂ
    Kaum fundamentalis memandang pluralisme dan relativisme sebagai penyimpangan dalam suatu pemahaman mereka terhadap ajaran agama.
4. monopoli kebenaran
     Kaum fundamentalis menganggap diri mereka yang berwenang dalam menafsirkan suatu agama sebagai yang paling. sah dan yang paling benarÂ
5. penentangan reformasi agama dan politik
     Kaum fundamentalis memperjuangkan pemulihan norma dan suatu kepercayaan agama tradisional
6. melawan pengaruh budaya asing
     Kaum fundamentalis berupaya untuk memperkuat identitas dan praktek keagamaan yang mereka yakini terancam oleh pengaruh budaya asing dan modern.
* Dampak-dampak dari sebuah kelompok fundamentalisme agama terhadap kehidupan keselarasan di Indonesia sangat luas, antara lain memajukan ketegangan sosial, perpindahan komunitas, kekerasan dan radikalisasi, serta dampak-dampak negatif yang terhadap kebijakan pemerintah dan kebebasan beragama.
* Faktor penyebab suatu fundamentalisme dalam agama antara lain:Â
 1. Perasaan bahwa identitas Islam terancam oleh sikap rasional di BaratÂ
2. Respon terhadap permasalahan internasionalisasi, perpindahan peradaban dan konflikÂ
3. Buah dari ketimpangan pembangunanÂ
4 . Sejarah keagamaan yang terlibat dengan berbagai problem-problem dalam kehidupan suatu ke agamaan.
Sebuah pertanyaan menarik muncul mengapa gerakan fundamentalis selalu membenci dan menentang Barat, dalam hal ini Amerika Serikat.
 Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini, antara lain.
 Pertama, Amerika Serikat seringkali menjadi musuh kecocokan dalam perannya sebagai kawan kerja dagang dan segerombolan politik.
 Amerika Serikat mempunyai kepentingan yang kuat dalam mendestabilisasi rezim-rezim di seluruh dunia.
 Hal ini sering kali menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang tidak menyenangkan karena menjadi pembela dan pendukung pemerintahan sekuler, dan dipandang oleh para penentangnya sebagai musuh utamanya.
 Kedua, di dunia di mana penduduk desa di penjuru dunia berakar pada film-film, Internet, dan berbagai media yang memberikan gambaran tentang nilai-nilai yang direncanakan sebelumnya di seluruh dunia, budaya modern telah telah didukung secara langsung atau tidak langsung Dari Amerika.
Sumber dari:
https://doi.org/10.24252/sulesana.v12i1.5669
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H