Mohon tunggu...
Pramudya Arif Dwijanarko
Pramudya Arif Dwijanarko Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro UGM Penerima program pembinaan PPSDMS Nurul Fikri Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Langkah Bisma Rahmad Darmawan

19 Desember 2011   02:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:05 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya adalah Bisma. Seorang pendeta perkasa. Guru dari para kstaria Pandhawa dan Kurawa. Bisma punya kekuatan untuk menetukan sendiri waktu kematiannya. Oleh karena itu dia sangat disegani baik oleh Pandhawa maupun Kurawa.

Ketika Perang Bhratayudha meletus, Bisma lebih memilih membela negaranya, Astina, bersama para Kurawa untuk melawan Pandhawa. Hal ini tentu membuat kubu Pandhawa pusing bukan kepalang. Mereka tidak mungkin bisa membunuh Bisma, karena hanya Bisma lah yang bisa menentukan kematiannya sendiri.

Namun, akhirnya Bisma bisa dikalahkan. Ia gugur oleh Srikandi, yang disusupi arwah Dewi Amba.
Amba adalah kekasih Bisma yang batal menikah karena, demi Ayahnya. Namun, Bisma tidak meninggal seketika itu juga. Dia memilih untuk meninggal setelah Perang Bhratayudha selesai.

Di Indonesia, ada yang ceritanya mirip seperti cerita gugurnya Bisma. Meskipun tidak benar-benar gugur, langkah ksatria yang dilakukan oleh Rahmad Darmawan, memiliki kisah serupa dengan gugurnya Bisma atas kehendaknya sendiri.

Siapa tak kenal nama Rahmad Darmawan? Salah satu pelatih lokal yang paling prestatif. Mulai dari ketika mengantarkan Persipura Jayapura menjuarai liga Indonesia pada 2005, hampir tiap tahun pelatih yang akrab disapa RD ini menghadirkan prestasi kepada klub yang ditanganinya. Paling mutakhir, dia mengantarkan Timnas U-23 meraih medali perak Sea Games.

Namun pekan ini RD menjadi topik yang hangat dibicarakan. Rahmad Darmawan resmi mundur dari posisi pelatih timnas U-23. Bukan dipecat namun mengundurkan diri atas keinginannya sendiri. Seperti Bisma yang memilih untuk gugur setelah Perang Bhratayudha usai.

Keputusannya untuk mundur dari pelatih timnas U-23 disayangkan oleh banyak pihak. Meski belum bisa mengantarkan timnas U-23 meraih emas, namun pola kepelatihan yang dipakai cukup bagus. Bisa kita lihat ketika beliau menjadi pelatih ketika timnas melawan LA Galaxy. RD berhasil memadukan potensi timnas U-23 dan pengalaman dari timnas senior. Alhasil, timnas “hanya” kalah 1-0 melalui gol yang dicetak oleh Robbie Keane.

Kemampuan cemerlangnya dinilai akan sangat mendongkrak prestasi timnas. Bahkan, RD digadang-gadang akan menggantikan Wim Rijsbergen untuk menangani timnas senior. Namun bagai pungguk merindukan bulan, RD malah memilih untuk mundur.

Sebenarnya keputusannya untuk mundur sudah terpikirkan setelah timnas hanya meraih perak pada Sea Games kemarin. Namun desakan dari berbagai pihak masih membuat beliau mengurungkan niatnya. Hanya saja niatan itu muncul kembali ketika PSSI memutuskan untuk melarang pemain yang bermain di luar kompetisi resmi untuk dipanggil ke timnas. Bagi RD, larangan tersebut membuat dirinya tidak bisa maksimal lagi menangani timnas.

Tentu, setelah penampilan timnas di Sea Games kemarin, ekspektasi masyarakat terhadap timnas sangat tinggi. Ketika tidak bisa lagi memilih pemain yang dibutuhkan, tentu hasil kerjanya tidak akan maksimal. Hal inilah yang menjadi faktor utama mundurnya RD dari kursi pelatih.

Seperti halnya Bisma yang memilih untuk gugur ketika Perang Bhratayudha usai, RD memilih mundur ketika dirinya sudah terbatasi saat menangani timnas. Mundurnya RD ini tentu menjadi pukulan telak bagi PSSI. Setelah dilanda kisruh organisasi yang tak kunjung usai, dan disusul dualisme kompetisi, kini seorang pelatih brilian mengundurkan diri karena merasa tak leluasa menentukan pemain yang dibutuhkan.

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh PSSI?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun