Ekonomi merupakan tulang punggung dari jalannya pemerintahan di suatu negara. Setiap negara tentu memiliki permasalahan ekonomi yang berbeda-beda. Dengan kehadiran masalah-masalah itu tentu akan menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi biasanya diukur dengan tingkat kenaikan PDB dan PNB riil di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi juga suatu hal yang diperhitungkan oleh calon investor.Â
 Pandemi virus COVID-19 membawa efek yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di dunia. Virus COVID-19 ini dapat dengan sangat cepat dan mudah sehingga mempengaruhi kinerja atau aktivitas ekonomi. Pemerintah membentuk berbagai kebijakankebijakan yang bertujuan untuk membatasi aktivitas masyarakat. Kasus Pandemi COVID-19 di Indonesia di tahun 2021 mengalami pelandaian berbeda dengan tren global secara umum saat ini. Tentu ini berkat usaha pemerintah dalam mengatasi pandemi COVID-19 yang didorong oleh pengembangan dan penyaluran vaksin COVID-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami pertimbuhan sekitar 2,97% di kuartal I tahun 2021 yang dimana mengalami penurunan sebesar 2,41% di kuartal IV pada tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan-kebijakan pemerintah seperti PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) yang bertujuan untuk membatasi kerumunan serta mobilisasi masyarakat. Selain adanya kebijakan, Daya beli masayarakat dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga mengalami penurunan yang cukup besar, yakni mencapai 2,84% yang dimana hampir setengah dari kuartal IV di tahun 2019 yang mendapatkan nilai sebesar 5,02%.Â
Di tahun 2019, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih terbilang normal karena saat itu pandemi COVID-19 masih belum ada. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali ke level 5,0% yang diakibatkan oleh perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Aktivitas investasi juga terganggu akibat dari trade war ini. Ekonomi di tahun 2019 mengandalkan konsumsi dan daya beli masyarakat.Â
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2019 naik sebesar 5,02%. Capaian di tahun 2019 masih lebih rendah jika dibandingkan tahun 2018 yang naik sebesar 5,17%. Jika dilihat dari segi produksi, lapangan usaha jasa lainnya mendapatkan angka tertinggi yakni sebesar 10,55%. Di segi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga mendapatkan angka tertinggi yakni sebesar 10,62%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal 4 tahun 2019 berada di bawah angka 5% yang lebih tepatnya berada di angka 4,97% yang dimana lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu pada kuartal 4 tahun 2018 mendapatkan angka 5,17% dan lebih rendah pada kuartal 3 yang mendapatkan angka 5,02%.Â
Perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 yang disebababkan oleh penurunan kapasitas ekspor. Penurunan kapasitas ekspor nasional ini disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan di periode bulan Januari hingga Juni tahun 2019 mendapatkan US8.032 miliar yang menurun dari bulan Januari hingga Juni tahun sebelumnya yang mendapatkan US8788 miliar atau turun sekitar 875%.
 Tahun 2020, aktivitas ekonomi terdampak wabah COVID-19. Wabah Virus COVID19 ini masuk bersamaan dengan penurunan harga komoditas serta pergerakan yang signifikan di pasar keuangan secara langsung akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun di dunia. Ekonomi Indonesia masih lebih baik daripada negara ASEAN dan G20 yang sama-sama mengalami dampak pandemi seperti AS mengalami penurunan ekonomi sebesar 3,5%; Jerman -5,0%; Rusia -3,5%; Singapura -5,8%; Filipina-9,5%. Kinerja yang baik dari pemerintah terhadap ekonomi berhasil membawa Indonesia lebih baik.Â
Virus COVID-19 ini masuk ke Indonesia di kuartal I tahun 2020. Triwulan I tahun 2020, ekonomi Indonesia masih mengalami pertumbuhan 2,9%. Indonesia baru merasakan pengaruh pandemi COVID-19 ini di triwulan II. Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan dengan triwulan II-2019 yaitu sebanyak 5,32%. Triwulan III pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mengalami penurunan sekitar 3,49% dari tahun sebelumnya dan ini berlanjut ke triwulan IV yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi sekitar 2.19% dari tahun sebelumnya. pertumbuhan ekonomi di dunia juga melemah yang diakibat oleh Penurunan konsumsi masyarakat dunia dam penawaran global. Bank Indonesia (BI) juga merubah proyeksi pertumbuhan Indonesia yang awalnya 5,0-5,4 % menjadi 4,2-4,6 %. Perubahan itu dilakukan karena adanya pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan diproyeksikan pulih kembali menjadi 5,2-5,6% setelah berakhir COVID-19.
 Pembatasan aktivitas masyarakat di tengah pandemi mengakibatkan komponenkomponen ekonomi seperti investasi, rumah tangga, serta ekspor dan impor. Investasi berkontraksi hingga 4,9% yang diakibatkan dengan pembatalan dan penundaan proyekproyek besar pemerintah. Konsumsi rumah tangga berkontraksi hingga 2,6%, hal ini bisa dilihat dari konsumsi komunikasi dan transportasi yang berkontraksi hingga 9,6% yang mana diikuti oleh konsumsi restoran dan hotel sebesar -8,1%. 4 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV -10 -5 0 5 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Perdagangan internasional seperti impor dan ekspor masing-masing mengalami pertumbuhan yang negatif cukup besar hingga -14,7% dan -7,7%.
Pandemi COVID-19 yang mengharuskan pembatasan aktivitas masyarakat seperti produksi, aktivitas ekonomi, dan diikuti oleh penurunan daya konsumsi masyarakat yang diakibatkan oleh berkurangnya pendapatan masyarakat juga menghambat seluruh sektor. Sektor pariwisata atau yang terkait dengan pariwisata seperti sektor pergudangan dan transportasi mengalami penurunan -15,0%; sektor akomodasi makanan mengalami penurunan -10,2%. Selain sektor pariwisata, sektor seperti pertambangan mengalami penurunan -2,0%; perdagangan -3,7%; konstruksi -3,3%; pengolahan -2,9%. Adapun sektor yang tumbuh di tengah pandemi seperti sektor kesehatan mengalami kenaikan sebesar 11,6% serta sektor informasi dan komunikasi mengalami kenaikan sebesar 10,6%.
Lembaga-lembaga internasional memproyeksikan bahwa tahun 2021 akan menjadi tahun pemulihan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah mulai mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan tahun 2020. Walapun mengalami peningkatan, Ekonomi Indonesia juga bergerak naik turun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berkontraksi sebesar 0,96 % pada kuartal I-2021 jika dibandingkan dengan kuartal IV 2020. Tetapi, Indonesia akan mengalami pemulihan pertumbuhan ekonomi dengan kontraksi yang lebih rendah. Triwulan I 2021 terhitung 7,07 % yang dimana mengalami kontraksi sebesar 0,74 % karena tahun sebelumnya terhitung 2,97 %.Â