Mohon tunggu...
Pramudia Adha
Pramudia Adha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

TERORISME SIBER ISIS DAN DAMPAKNYA BAGI KOSOVO

27 Januari 2022   12:20 Diperbarui: 27 Januari 2022   12:24 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi, dan informasi memberikan pengaruh yang besar terhadap propaganda yang dilakukan oleh kelompok-kelompok terorisme (Roser, 2018 dalam Putri, 2019). Kelompok terorisme ISIS merupakan salah satu organisasi yang memanfaatkan hal tersebut. ISIS memiliki dua tipe propaganda yaitu official propaganda dan unofficial propaganda (Putri, 2019). Official propaganda merupakan teknik propaganda yang menggunakan teknik promosi yang berisi berupa video, tulisan, poto, yang diproduksi oleh ISIS dan diletakkan dalam website mereka (Putri, 2019). Sementara itu, unofficial propaganda merupakan jenis propaganda yang dibuat oleh angota ISIS dan bukan dibuat oleh kelompok ISIS (Putri, 2019).

ISIS memperoleh banyak pengikut dari propagandanya tersebut. Pada tahun 2015, sekitar 20.000 ribu muslim dari segala penjuru duni datang ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan organisasi tersebut (Fathurin, 2002: 21 dalam Haryadi & Muthia, 2017). ISIS telah memberikan ancaman terhadap berbagai negara di dunia. Ancaman langsung yang disebabkan oleh organisasi tersebut ialah aksi-aksi dari mereka yang berkontak langsung secara fisik, seperti perang, pembunuhan, pemboman, dan aksi lain yang menyebabakan kekhawatiran masyrakat. Sedangkan ancaman lain dari ialah ISIS menyebabkan ancaman human security dan national security (Fisher & Prucha, 2016 dalam Haryadi & Muthia, 2017).

ISIS menyebarkan propaganda keseluruh dunia dan merekrut banyak anggota demi kepentingan mereka sendiri. Hal tersebut tentunya akan menjadi ancaman bagi negara-negara di dunia dan negara-negara tersebut berpotensi menjadi objek ancaman dari ISIS jika dinegara tersebut terdapat anggota ISIS. Lalu, negara lain berpotensi dirugikan ISIS jika warga negara nya menjadi anggota ISIS dan meninggalkan negara tempat mereka berasal untuk bergabung dengan ISIS. Hal tersebut dapat menggangu integerasi negara dan akan berpengaruh terhadap SDM negara tersebut. Kosovo adalah salah satu negara yang juga terdampak dari propaganda terorisme siber ISIS tersebut. Oleh karena itu, pada sub pembahasan selanjutnya akan dibahas fenomena siber terorisme ISIS di Kosovo.

Pembahasan

Sebelum masuk kedalam fenomena cyber terrorism di Kosovo, alangkah lebih baiknya terlebih dahulu dijelaskan mengenai definisi cyber terrorism tersebut. Menurut Britz (2014:152) dalam Caleta & Powers (2020: 84) cyber teorroism adalah tindakan terencana, metodologis, dan penyebararan ideologi yang difasilitasi menggunakan alat komunikasi dan informasi/teknologi ataupun tindakan yang langsung menyerang sistem komputer, informasi, dan sistem program suatu pihak dengan tujuan untuk mengakibatkan kerugian sosial, uang, fisik, ataupun psikis terhadap target. Dari pengertian yang diutarakan oleh Britz itu dapat dikatakan bahwa tindakan ISIS yang melakukan propaganda itu saja sudah termasuk kedalam salah satu tindakan terorisme. Hal tersebut dikarenakan propaganda yang dibawakan ISIS selalu mempromosikan ideologi mereka dan tujuan mereka. Sebagai contoh, pada 2014 lalu, AL-Hayat yang merupakan media milik ISIS mengeluarkan majalah yang bernama Dabiq yang Isi dari majalah tersebut  mengangkat tema kenegaraan, aktivitas politik-militer konvensional yang cenderung mengarah pada pendirian kekhalifahan ISIS (Putri, 2019).

Menurut National Cyber Security Strategy and Action Plan 2016-2019 di Kosovo, penggunaan teknolofi dan informasi telah memainkan peran penting dalam aspek kehidupan masyarakat (Caleta & Powers, 2020:84). Masyarakat yang ada di Kosovo juga mengikuti trend dunia saat ini yang serba canggih dan mudah. Pemerintah di Kosovo juga menggunakan internet sebagai alat yang membantu segala kebutuhan mereka. Namun, mereka mendapatkan ancaman lain seperti penyebaran propaganda yang dilakukan oleh kelompok ISIS di wilayah tersebut. Beberapa fenomena yang terjadi di Kosovo notabae nya sama dengan negara lain, yaitu para masyarakatnya pergi meninggalkan negara tempat asalnya untuk bergabung dengan kelompok teorisme. Menurut (European Commision, 2019:38 dalam (Caleta & Powers, 2020:83) diperkirakan dari 2012 hingga 2015 ada sekitar 355 warga Kosova yang berangkat ke zona konflik di Timur Tengah, dan sebagain besar menjadi teroris. Diantara warga Kosova yang pergi tersebut sebagian dari mereka ada yang pulang kembali ke Kosova.

Selain itu, salah satu pemuda yang berasal dari Kosova sudah ditangkap dan ditahan di AS dikarenakan menjadi terrorism hacker (Blake, 2016 dalam Caleta & Powers, 2020: 85). Pemuda Kosova tersebut bernama Ardit Ferizi dan diperkirakan sebagai salah satu terrorism hacker pertama dan ia ditangakap atas perbuatannya tersebut di negara Malaysia. Ia diduga telah mencuri informasi mengenai identitas pribadi personel militer AS dan juga meretas salah satu sistem komputer perusahaan yang berada di AS yang kemudian data tersebut diserahkan kepada kelompok ISIS.

Beberapa data dan kasus yang dijelaskan sebelumnya merupakan dampak langsung terhadap Kosovo atas munculnya terorisme siber. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap kedaulatan negara. Dewasa ini, di era globalisasi kedaulatan negara khususnya dalam dunia siber tidak terlihat dikarenakan setiap individu bebas berselancar dan mengakses apapun di dunia siber tanpa batas. Namun, negara tetap memiliki tanggung jawab untuk melindungi masyrakatnya dari ancaman-ancaman seperti terorisme siber tersebut. Hal tersebut menjadi paradoks bagi setiap negara mengenai bagaimana menjaga kedaulatannya di dunia siber agar tidak bisa diganggu ataupun dirusak oleh pihak lain.

Kesimpulan

Adanya kemajuan teknologi dibidang komunikasi dan informasi tidak semata-mata hanya membawa dampak kebaikan bagi kehidupan masyarakat, namun juga membawa dampak buruk. Salah satu contoh dampak buruk yang dibawa adalah kemudahan akses bagi setiap individu atau kelompok untuk menggunakan platform tersebut dalam bidang kejahatan, termasuk terorisme. Kelompok terorisme seperti ISIS telah menggunakan dunia siber sebagai salah satu platform bagi mereka untuk menyebarkan kepentingannya. Dunia siber menjadi pilihan tepat bagi mereka karena dunia siber cukup tergolong murah atau tidak memakan banyak biaya dalam pengoperasinnya. Dunia siber juga lebih fleksibel dan bisa menjangkau target lebih luas. Lalu, Terorisme siber yang dilancarkan oleh ISIS berdampak langsung pada Kosovo. Beberapa dampak yang muncul ialah seperti terganggu nya integerasi dan kedaulatan negara Kosovo dikarenakan warga negaranya ingin meninggalkan negara asal mereka dan pergi ke tempat organisasi teroris yang telah mendoktrin mereka.

Referensi

Caleta, D., & Powers, J. F. (2020). Cyber Terrorism and Extremism as Threat to Critical Infrastructure Protection. Ljubljana: Ministry of Defense Republic of Slovenia.

Haryadi, A., & Muthia, N. (2017). Gerakan Politik Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Pengaruhnya terhada Indonesia. Jurnal Transborders, 1(1), 1-19.

Putri, S. D. (2019). Cyber Terrorism: Sterategi Propaganda dan Rekrutmen ISIS di Internet Dan Dampaknya Bagi Indonesia Tahun 2014-2019. Journal of International Relations, 5(4), 827-833.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun