Mohon tunggu...
Achmad Pramudito
Achmad Pramudito Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Pemerhati seni budaya, dunia pendidikan, dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Memberi Aku Candu, Bahkan Sejak Sebelum Aku Lahir!

9 Januari 2023   21:40 Diperbarui: 11 Januari 2023   01:06 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu lah goresan terakhir ibu di buku agenda. Bukan buku khusus. Karena di sampul buku tulis yang berwarna hijau itu ada tulisan: Dewan Perwakilan Rakjat Gotong Rojong Kotamadya Surabaja. -- AGENDA 1971-

Serah terima buku harian ini sekaligus menjadi awal curhatku pada buku. Dari hari ke hari --biasanya sepulang sekolah---atau sebelum beranjak tidur aku merangkum kejadian demi kejadian yang aku alami seperti yang diinginkan ibu di goresan terakhirnya saat menyerahkan buku tersebut sebagai hadiah ulang tahun ke-9.  

Buku agenda ini --berdasar catatan di bagian paling awal tertulis tahun 1962. Artinya sekitar setahun sebelum kelahiranku, ibu sudah menyiapkan buku ini.

agendaku-63bc2a264addee236a44cb43.jpg
agendaku-63bc2a264addee236a44cb43.jpg
Bahkan dari tulisan ibu, agenda ini sebetulnya buku yang kedua.  

"Tjatatan buat : Anakku jg bakal lahir

Tjatatan ini adalah pindahan dari tjatatan lama. Karena buku jang lama djelek. Sebab ibu dulu memang leles2. Dan jang ini ajahmu dapat dari kantor. 

Karena ibu ada waktu dan ada buku jang lebih baik dari buku jang lama. Kupindahlah buku tjatatan itu kesini. Ibu 1962"

Membuka kembali buku harian ini, bak melihat rekaman film lawas. Karena ibu mencatat begitu detil setiap perkembangan kehamilan hingga kelahiranku di RKZ ST Vincentius A Paulo.

Bahkan perkembangan dari bulan ke bulan. Setahun, dua tahun hingga berakhir di tahun ke-9 itu. Di momen itulah buku harian itu beralih tangan. Beralih goresan. Dari tulisan yang begitu rapi, khas seorang tulisan orang djaman doeloe, ke goresan 'cakar ayam'. Hehehe.....

Tetapi seperti pesan ibu di akhir tulisan, buku harian ini masih bercerita tentang sosok yang sama : aku.  

Ibarat kata pepatah: Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Inilah alasan dari semua alasan aku ingin pensiun dan dikenal sebagai penulis. Maka itu pula sebabnya ketika mengakhiri tugas sebagai jurnalis di Harian Surya, aku lanjutkan kebiasaan menulis itu di media yang aku bikin: iniSurabaya.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun