Berkat kudeta yang terjadi inipula ia dapat kembali berkuasa, namun kepercayaan rakyat terhadapnya semakin merosot. Ia tak lagi memiliki pamor baik dimata rakyat dan untuk mengatasi masalah ini ditahun 1960 ia mengeluarkan kebijakan yang disebut dengan "Revolusi Putih". Kebijakan ini kurang lebih meliputi reformasi tanah, perpanjangan hak suara perempuan, dan mengurangi tingkat buta huruf latin terhadap masyarakat.Â
Namun Setelah disahkan, kebijakan ini justru menjadi suatu polemik di masyarakat dan mendapatkan tentangan dari banyak ulama.Â
Kebijakan ini ditentang karena banyak terdapat poin-poin sekuler yang memungkinkan orang non-muslim untuk mengisi jabatan di pemerintahan serta adanya reformasi agraria dikhawatirkan dapat mengancam kepemilikan tanah yang selama ini menopang kegiatan keagamaan.Â
Salah satu ulama yang menentang adalah Ruhollah Khumeini ia ditangkap  pada tahun 1964 karena pidatonya yang banyak mengkritik kebijakan revolusi putih. Ia kemudian diasingkan ke Turki, lalu ke Irak dan terakhir tahun 1978 di Paris Perancis. Namun, dirinya hanyalah salah satu dari lawan politik dinasti pahlavi yang mengalami tindakan semacam itu.
Iran Saat Revolusi dan Pasca Revolusi
Â
Revolusi Iran dibagi menjadi dua gelombang. Revolusi pertama terjadi pada tahun 1977 sampai dengan awal 1979 yang digerakkan oleh golongan liberal, golongan kiri, dan kumpulan agama. Mereka bekerjasama untuk menggulingkan kekuasaan monarki shah pahlavi. Dengan hasil akhir adalah runtuhnya kekuasaan monarki Iran dibawah dinasti pahlavi dan diangkatnya Ruhollah Khumaini sebagai pemimpin baru di Iran.Â
Kemudian Revolusi kedua terjadi mulai tahun 1979-1981 yang dimulai saat Khumaini selaku pemimpin baru Republik Islam Iran mengangkat tokoh liberal dan moderat bernama Mehdi Bazargan sebagai perdana menteri. Ini merupakan suatu bukti bahwa Khumeini pada awal kekuasaanya bermaksud untuk menghargai peran dari golongan liberal dalam menggulingkan kekuasaan monarki dinasti pahlavi.Â
Tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena di tahun 1981 seiring dengan menguatnya militansi pendukung islam Khumeini yang menuntut agar peran golongan liberal dalam pemerintahan diakhiri. Ditandai dengan peristiwa penyerbuan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Iran yang dilakukan oleh simpatisan Khumeini. Â Akhirnya peristiwa tadi berujung dicopotnya Mehdi Bazargan dari jabatannya selaku perdana menteri Iran.
Semenjak saat itu, Iran telah berubah menjadi suatu negara republik yang berlandaskan islam. Revolusi di Iran telah banyak mengubah tatanan masyarakat baik dalam bidang sosial, politik pemerintahan, ekonomi, pendidikan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang kesemuanya itu dilakukan dengan dasar-dasar pemikiran Islam. Kemudian tentunya sikap terhadap dunia barat yang berbeda dengan saat sebelum revolusi. Dimana saat sebelum revolusi, Iran merupakan negara yang condong kepada pihak barat akibat westernisasi yang gencar dilakukannya.Â
Meski begitu proses kerjasama internasional yang dilakukan oleh Iran tidak terhenti. Kini Iran menyatakan dirinya sebagai sebuah negara yang mandiri dan  bebas mengambil kebijakan dalam negerinya tanpa tekanan dari negara luar.Â