Mohon tunggu...
Pramono Dwi  Susetyo
Pramono Dwi Susetyo Mohon Tunggu... Insinyur - Pensiunan Rimbawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pentingnya Mempertahankan Fungsi Kawasan Hutan

11 Oktober 2020   12:20 Diperbarui: 11 Oktober 2020   12:27 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih teknis lagi, perlu juga dipertimbangkan tulisan buku berjudul Manajemen Lanskap Hutan Berbasis DAS oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi dan Kebijakan dan Perubahan Iklim Badan Litbang dan Inovasi KLHK, tahun 2015. 

Kajian lanskap hutan pada DAS yang dipertahankan dan DAS yang dipulihkan dengan menggunakan kerangka konseptual yang dibangun melalui studi literatur, ada tiga dimensi yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan, yaitu dimensi biofisik, dimensi institusi serta dimensi persepsi/visi stakeholder. 

Dimensi biofisik meliputi antara lain karakteristik geologi, struktur dan tekstur tanah serta kondisi topografi. Dimensi institusi meliputi aturan penggunaan lahan yang bersifat lokal maupun formal, organisasi penggunaan lahan, serta hubungan kekuasaan yang ada di masyarakat, dan pengaturan tenurial. 

Sedangkan dimensi persepsi stakeholder dicerminkan di dalam adat-istiadat, sistem pertanian dan industri serta nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dalam hubungannya dengan penggunaan lahan. Ketiga dimensi tersebut divalidasi dilapangan melalui pendekatan analisa multipihak (stakeholder analysis) yang digali dari

wawancara dan diskusi serta melakukan analisa data sekunder yang bersumber dari instansi pemerintah maupun non-pemerintah seperti misalnya kelompok masyarakat, penggiat konservasi dan pemberdayaan masyarakat. 

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam tentang luas tutupan hutan yang optimal/ideal antara lain adalah memperhatikan berbagai aspek (multi aspek); bersifat sepsifik pada setiap DAS (memertimbangkan karakteristik DAS); pendekatan permodelan lebih tepat guna (dapat direplikasi ketempat lain); pendekatan bentang lahan (landscape) lebih bermakna dalam indentifikasi peran hutan (sangat ditentukan definisi tentang bentang lahan yang digunakan; tidak semua kawasan hutan sama; tutupan hutan yang optimal/ideal dinilai berdasarkan kombinasi aspek hasil air, potensi erosi, dan sosial ekonomi secara komposit.

PRAMONO DWI SUSETYO

Kompasiana, 11 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun