Meski belum dapat menabung apalagi mencicil rumah sederhana, namun dapat menambah kebutuhan sehari hari apalagi tahun 1988 lahir anak kedua yang juga membutuhkan biaya hidup. Tambah anak tambah rezeki, itu kata orang tua dietnis Jawa dulu, tapi memang benar adanya karena saya rasakan sendiri.Â
Istri dapat cepat menyelesaikan kuliahnya, dan segera mendapatkan pekerjaan meskipun statusnya honorer diinstansi pemerintah daerah. Saya mendapat promosi jabatan satu tingkat lebih tinggi lagi yang dengan demikian tunjangan jabatan juga turut meningkat dan yang jelas dapat menabung dari kelebihan penghasilan yang ada.
Tahun 1991, dengan izin Tuhan saya dapat membeli sebuah rumah dengan cara mencicil dari Bank Tabungan Negara (BTN) dan setelah dipoles sana sini ala kadarnya, saya sekeluarga dengan dua anak, dapat menempati rumah sendiri sebagaimana layaknya sebuah rumah tangga. Setelah mempunyai rumah meski mencicil, hidup mulai lebih teratur dan tertata dengan baik. Bila ada penghasilan berlebih, disisihkan sebagian untuk ditabung.Â
Kehidupan selanjutnya saya dimutasi dan dipromosikan kebeberapa daerah di Indonesia, seprti Ujung Pandang (sekarang Makassar), Kendari, Palangkaraya dan terakhir Jakarta sampai pensiunan,dari tahun 1993-2016. Selang rentang waktu tersebut, tanggung jawab, rezeki dan anak anak menjadi lebih besar.Â
Bersyukur bahwa sampai dengan anak anak selesai kuliah ditempat yang baik (Trisakti, UGM dan IPB), Â saya mampu menabung dan membiayai kuliah mereka sampai selesai. Disamping itu, rumah pertama yang kami tempati juga dapat kami lunasi sebelum jatuh tempo, malah dapat membeli rumah lagi di Bogor, yang sekarang ditempati untuk menikmati masa pensiun.
Benar kata orang tua saya, setelah pensiun, saya tidak perlu kerja keras lagi karena ketiga putri kami telah bekerja semua setelah lulus kuliah dan mempunyai penghasilan tetap. Bahkan satu orang telah menikah dengan perwira anggota TNI dan telah memberikan seorang cucu. Pensiun yang saya terima setelah bekerja selama 35 tahun lebih, sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan kami berdua dengan istri.Â
Bilamana, terdapat kebutuhan yang mendadak, anak anak tanpa diminta akan membantu memberikan subsidi secukupnya. Masa pensiun benar benar saya nikmati sebagaimana mestinya. Terima kasih Tuhan, terima kasih kepada kedua orang tua kami, almarhum bapak dan almarhumah ibu atas nasehat dan doa-doanya selama ini. Selagi masih diberi kesehatan yang baik oleh Tuhan, saya manfaatkan waktu untuk menulis tentang hal hal yang dapat bermanfaat untuk orang lain. Bukankah sebaik baiknya manusia adalah manusia yang berguna dan bermanfaat untuk orang lain, bukan ?.
Pramono DS
Pensiunan Rimbawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H