Mohon tunggu...
Pramono Dwi  Susetyo
Pramono Dwi Susetyo Mohon Tunggu... Insinyur - Pensiunan Rimbawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ciri Orang Cerdas dan Terpelajar

24 Februari 2020   18:39 Diperbarui: 24 Februari 2020   18:53 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

CIRI ORANG CERDAS DAN TERPELAJAR

Dalam suatu komunitas pekerjaan, komunitas lingkungan bertetangga, komunitas agama , komunitas arisan atau komunitas apapun, pasti kita akan bertemu dengan orang orang berbagai lapisan, strata dan latar belakang yang berbeda. 

Entah etnis, agama, pendidikan, sosial dan sebagainya. Dalam berinteraksi dengan banyak orang, kadang kita merasa nyaman berkomunikasi dengan seseorang apabila proses komunikasinya nyambung, setara, seimbang, saling menghargai dan ada manfaat yang dapat dipetik dari orang yang diajak bicara. 

Sebaliknya, berkomunikasi dengan orang yang tidak nyambung, dominan bicara, tidak menghargai lawan bicara, biasanya menyebalkan, membosankan  dan ingin menyudahi pembicaraan itu secepatnya. Satu dua kali bicara dan berkomunikasi dengan beberapa orang, kita belum dapat menyimpulkan karakter atau sosok orang tersebut. 

Namun, apabila sudah berkali kali kita berkomunikasi dengan banyak orang maka tanpa melihat latar belakang pendidikannya, gelarnya, pekerjaan, wawasanya terhadap suatu masalah- kita dapat menarik kesimpulan bahwa orang yang diajak bicara tersebut termasuk orang cerdas (smart), terpelajar (well educated) dan berwawasan luas. Apa ciri orang cerdas dan terpelajar ?

Cara Berkomunikasi

Orang cerdas cara mengemukakan suatu pendapat atau masalah atau apapun yang akan dikomunikasikan kepada orang lain biasanya disampaikan secara mudah, ringkas, padat, tidak bertele tele dan dapat dimengerti oleh orang lain. 

Orang cerdas juga cepat dan mudah menangkap dan memahami point point apa yang dikemukakan lawan bicaranya. Sebagai contoh, suatu saat saya ditugasi oleh kantor untuk mendampingi seorang ahli persemaian hutan dari Finlandia yang akan mencari calon lokasi persemaian modern yang sesuai/cocok baik dari segi aksesibilitasnya, ketersediaan airnya, luas lahan yang ada, kesuburan tanahnya dan sebagainya. 

Meskipun menggunakan bahasa inggris dengan aksen eropa timur, namun cara berkomunikasinya sangat baik, ringkas, padat dan tanpa basa basi dan to the point lazimnya orang barat. Yang saya kagum adalah bahasanya clear and clean mudah ditangkap dan dimengerti. Kemudian cara kerjanya juga sangat teliti dan detil dalam memperhatikan sesuatu. 

Dalam perjalanan pulang dari calon lokasi persemaian kejalan  besar/jalan aspal melalui jalan pengerasan tanah , dengan cepat ahli dari Finlandia ini menyimpulkan bahwa calon lokasi persemaian tersebut aksesibilitasnya rendah karena jarak dari jalan raya/aspal kelokasi lebih dari 2 (dua) km. Saya kaget dan bertanya, kapan you mengukur jarak tersebut. 

Dengan entengnya dijawab bahwa saya telah memperhatikan speedometer mobil , mulai pertama masuk dari jalan raya kecalon lokasi yang dituju. Jawaban benar dan tidak terbantahkan. Komunikasi singkat, padat dan mencerdaskan. 

Setiap penjelasan yang saya sampaikan selalu disimak dan didengarkan dengan baik, sambil sesekali bertanya tentang berapa jumlah, jarak, panjang, lebar, luas, besar dan sebagainya tanpa merendahkan orang yang diajak berkomunikasi. Inilah ciri orang cerdas dan terpelajar, tanpa harus melihat latar belakang pendidikan dan gelarnyapun, saya sudah dapat menyimpulkan karakternya. 

Benar, dugaan saya setelah membaca kartu nama yang diberikan, ternyata orang Finlandia ini adalah ahli silvikultur dari perguruan tinggi ternama di Finlandia bergelar PhD. Bagaimana dengan orang kita, orang Indonesia. 

Pada orang-orang kita yang berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi terbaik di Indonesia, mempunyai ciri, karakter yang tidak jauh beda dengan orang barat, hanya kadang karena saking rendah hatinya orang timur jadi kebablasan menjadi rendah diri. Inilah penyakit orang timur yang tidak bisa hilang sampai sekarang.

 Saya lihat orang orang kita. Orang Indonesia kalau bergaul dengan orang luar yang lebih maju, sikap kita kadang kurang percaya diri, rendah diri, pemalu dan seterusnya yang memberikan stigma karakter yang kurang baik. 

Kadang antar orang kita sendiripun -- karena latar belakang pendidikan yang berbeda, satu produk dalam negeri sedangkan yang satu lagi produk luar negeri- sering terjadi yang produk dalam negeri minder bergaul dengan temannya yang produk luar negeri. Sementara itu, yang produk luar negeri kadang over acting, tinggi hati, memandang rendah yang produk luar negeri, padahal belum tentu mana yang lebih cerdas dan terpelajar antara keduanya.

Substansi/Isi Komunikasi

Substansi atau isi yang dikomunikasikan bagi orang cerdas dan terpelajar biasanya muatannya bernas dan mempunyai bobot pada masalah yang dibahas dan paham serta menguasai masalah. Orang tipikal semacam ini, umumnya jujur apabila tidak menguasai masalah yang dibahaskan, lebih baik banyak diam dan menjadi pendengar yang baik. 

Contoh konkret orang Indonesia yang cerdas dan terpelajar adalah Prof. Emil Salim, ahli ekonomi dari UI. Setiap apa yang diomongkan didepan publik, isi pembicaraan selalu berisi/berbobot, enak didengar, mudah dipahami, sesuatu yang sulit dibuat dan disampaikan menjadi mudah dipahami. Walaupun ahli ekonomi, sewaktu menjadi menteri Lingkungan Hidup, Prof Emil Salim juga cepat belajar dan memahami masalah lingkungan hidup yang dihadapi Indonesia.

Cara menulis/membuat laporan

Dalam membuat tulisan atau laporan, ciri orang cerdas adalah tulisan disampaikan dengan jelas dengan bahasa yang berurutan dan mudah dipahami oleh siapa saja yang membaca. Satu lagi, biasanya tulisan tersebut akan didukung oleh data/fakta yang melengkapinya sehingga dapat dengan mudah orang akan lebih percaya akan suatu masalah, analisis atau konsep yang ditulis. Syukur, dapat diberikan ilustrasi/gambaran yang mendukungnya. 

Saya pernah mendampingi seorang ahli perencanaan tata ruang (landuse planning) dari Jerman untuk meneliti dan menyusun studi kelayakan (feasibility study) tentang DAS Tondano. 

Hanya membutuhkan waktu selama 2 (dua) hari, dan dengan cara mengumpulkan data sekunder dari instansi terkait dikabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, hasilnya laporannya bukan main lengkapnya. Laporannya, singkat, padat didukung data yang meyakinkan dengan ulasan dan analisis yang sungguh berbobot.

Contoh tulisan lain yang dihasilkan oleh orang cerdas dan terpelajar adalah tulisan jurnalistik dari media massa arus utama (meanstream) seperti harian Kompas, yang tulisannya enak dibaca, messagenya jelas, isinya berbobot dan terpercaya.

Pramono DS

Pensiunan Rimbawan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun