Mohon tunggu...
Bintang Pramodana
Bintang Pramodana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Medical Doctor | Liverpool FC enthusiast | A Seasonal Wanderer | Independent Traveler | Landscape Photographer | Believe that one day he'll be riding horse across Patagonia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cerita Perjalanan Terbaik ke Danau Kelimutu

15 Juni 2012   15:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56 3001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

– Sampailah kami pada masalah berikutnya. Bagaimana cara pulang ke Desa Moni? Beruntunglah kami akhirnya mengikuti bapak penjual kopi turun gunung ke desa-nya. Di tengah jalan kami beristirahat di beberapa rumah penduduk dan berbincang tentang kopi, kain tenun Flores, dan keluarga mereka. Saya rasa orang-orang Flores adalah yang teramah yang pernah saya temui.

IMG 1015
IMG 1015

Perjalanan turun gunung

P8187135
P8187135

Salah satu keluarga yang memperbolehkan kami istirahat sejenak di rumah mereka

Satu hal lagi. Ketika bertanya berapa jauh jarak dari Kelimutu ke Moni, semua orang yang kami temui dalam perjalanan turun gunung berkata “dekat lagi” atau “sebentar lagi”. Pada kenyataannya, kami berjalan kami selama hampir 5 jam sebelum sampai ke Desa Moni. Ternyata jarak itu relatif. Di Moni ternyata lebih sering terdapat turis asing daripada turis lokal, sehingga makanan di warung pun banyak yang terkesan kebarat-baratan. Mahal pula! Tak mengapa lah. Hitung-hitung mendukung ekonomi warga lokal juga. Haha. Saya terbiasa tidak terlalu suka menawar harga kepada masyarakat lokal wilayah yang saya kunjungi selama masih masuk akal. Esok paginya kami naik angkot ke Ende sebelum bertolak ke Jakarta. Supir angkotnya kali ini malah mengaku sedang mabuk. Tetapi jangan-jangan ini yang membuat mereka sangat ramah dan senang bercerita! Ha! Melewati kelok-kelok jalan rusak dan jurang, abang supir bercerita sambil tergelak, kami pun terkadang ikut tergelak sambil menahan mual dan berdoa dengan intensitas tinggi. Haha. “Nanti coba sopi (minuman alkohol lokal), ya!” abang supir menyahut riang.

1339774252498464740
1339774252498464740
Perjalanan adalah selalu tentang hubungan antar manusia. Saya dan teman sedang menari bersama warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun