Mohon tunggu...
Dea Pramita
Dea Pramita Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aradhea: Indigo dan Kisahnya

25 Agustus 2016   15:49 Diperbarui: 25 Agustus 2016   16:19 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenapa Indigo? Itu juga yang ingin saya tanyakan pada penulis buku Aradhea ini, sejujurnya interaksi saya dengan anak atau orang yang mempunyai kemampuan khusus seperti ini hanya sedikit sekali. Bahkan bisa dihitung dengan jari. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka rasakan, apa yang mereka pikirkan tentang dunia masih menjadi bayangan abu-abu yang tidak bisa saya pahami

Buku Aradhea ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Aradhea - Ara, panggilannya- yang bersinggungan dengan seorang gadis yang sudah dijodohkan dengan pemuda  sedari kecil oleh kedua orang tuanya. Inti ceritanya bisa dikatakan tentang cerita asmara antara seorang gadis cantik, dengan pemuda yang menarik hatinya, ditambah pemuda itu ternyata bukan pemuda biasa. Melainkan seorang indigo yang selalu dikelilingi oleh hal yang tidak bisa dinalar secara logika bagi kebanyakan orang,

Namun, jika boleh kita mengupas tuntas halaman per halaman dari buku ini sungguh banyak hal yang membuat saya jadi merasakan empati terhadap si tokoh utama. Ketika anak Indigo selalu dikaitkan dengan kemampuan melihat hal-hal gaib, Aradhea mengajak kita ke salah satu sisi dari seorang Indigo. Bagaimana cara Aradhea memandang hidup adalah hal yang menarik untuk kita simak. Dia tidak menggurui, tapi mengajak kita berpikir bahwa apapun yang ada di semesta ini selalu kembali kepada Penciptanya. Lalu sebagai bukti bahwa dia adalah manusia Ara juga  JATUH CINTA! 

Sebagai pembaca, ada hal yang saya ingin sampaikan pada pengarangya agar bisa dimunculkan kembali lanjutanyya atau mungkin dalam bentuk karya yang lain. Seperti kehidupan Ara, masa lalunya, dan bagaimana dia menerima keadaan dirinya sendiri sebagai seorang Indigo. Pasti itu bukan hal yang mudah untuk diterima begitu saja. Adaptasi apa yang terjadi selama itu. Rasanya terlalu singkat, tapi jika kembali lagi pada inti cerita tentang romansa pemuda Indigo, maka Rudie Chakil berhasil menyampaikannya dengan tepat. Tanpa perlu konflik yang berlarut-larut seperti drama sabun. Mungkin selanjutnya pemahaman saya terhadap pola pikir mereka yang dikaruniai kemampuan khusus seperti ini akan mulai terbuka sedikit demi sedikit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun