Mohon tunggu...
Prameswari Purnamadewi
Prameswari Purnamadewi Mohon Tunggu... Administrasi - MM Tech President University Student

Digital technology enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sebuah Tinjauan Mengenai Tapera dari Sisi Customer Behavior, Akan Sukseskah?

10 Juni 2020   10:00 Diperbarui: 11 Juni 2020   08:17 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Rumah adalah impian bagi semua rumah tangga. Tetapi, harga tanah dan rumah yang mahal menjadi sulit dijangkau oleh masyarakat yang memiliki penghasilan rendah. 

Dalam kasus ini, Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang resmi disahkan pada 20 Mei 2020 oleh Presiden Joko Widodo membawa angin segar bagi masyarakat Indonesia.

Tapera memberikan harapan yang indah bagi masyarakat, karena program ini dirancang sebagai sarana mempermudah pembiayaan rumah oleh pemerintah sekaligus kabar gembira bagi masyarakat Indonesia karena jika dijalankan dengan tepat, bisa memacu roda ekonomi. 

Dengan adanya Tapera, masyarakat bisa mewujudkan keinginannya untuk membeli rumah pertamanya. Tapera sendiri bisa memberikan peluang bagi pengembang perumahan untuk memberikan berbagai penawaran dan peserta Tapera akan mendapat banyak pilihan rumah yang bisa disesuaikan dengan kemampuannya. 

Secara teknis, Tapera akan memotong 3% gaji atau upah pegawai baik negeri maupun swasta setiap bulannya (Pasal 15 ayat 1 PP Nomor 25 Tahun 2020). 

Kepesertaan akan berakhir apabila peserta pensiun; mencapai usia 58 tahun (bagi Pekerja Mandiri); peserta meninggal dunia; atau peserta tidak memenuhi kriteria selama 5 tahun berturut-turut.  

Jika melihat Pasal 27 mengenai syarat pembiayaan perumahan, tertulis bahwa peserta harus mempunyai masa kepesertaan paling singkat 12 bulan; termasuk golongan masyarakat berpenghasilan rendah; belum memiliki rumah; dan / atau menggunakannya untuk pembiayaan kepemilikan rumah, pembangunan rumah, atau perbaikan rumah pertama. 

Dengan melihat syarat tersebut, bukan tidak mungkin peserta berlomba-lomba mengklaim dana pembiayaan rumahnya setelah 12 bulan periode keikutsertaan mereka.

Memang ada syarat lain yang mengatur bagaimana peserta mendapatkan pembiayaan perumahan seperti yang diatur dalam Pasal 28.

Namun, hal itu tetap harus dipikirkan mengingat iuran Tapera menambah iuran wajib yang harus ditanggung peserta selain BPJS. 

Kemampuan masyarakat dalam membayar iuran Tapera harus menjadi bahan pertimbangan. Selain itu, perlu diperhatikan mekanisme yang menghubungkan antara developer, bank, dan rakyat dengan customer behavior itu sendiri. 

Customer behavior merupakan proses yang berhubungan dengan alasan seseorang atau konsumen memilih suatu barang atau jasa untuk memenuhi keinginannya. Customer dapat menentukan suatu produk dalam bentuk apapun bisa berjalan untuk waktu yang lama. 

Berkaca dari kasus BPJS, banyak peserta yang menunggak pembayaran iuran perbulannya meskipun tidak semua peserta yang menunggak membayar iuran adalah masyarakat yang tidak mampu.

Banyak peserta mandiri yang berhenti membayar iuran setelah mereka mendapatkan layanan kesehatan yang mereka butuhkan atau hanya mendaftar pada saat sakit.

Hal tersebut merupakan salah satu alasan defisitnya BPJS dan harus dicegah agar jangan sampai terjadi pada Tapera. 

Hal seperti itu mungkin tidak berlaku pada cicilan rumah jangka panjang, namun bisa terjadi pada misalnya, penggunaan dana untuk perbaikan rumah.

Tapera berbeda dengan BPJS karena bukan merupakan asuransi yang bisa diperhitungkan dengan aktuaria. Tetapi, perilaku peserta Tapera bisa diprediksi.

Ada beberapa pertanyaan mengenai mekanisme lain seperti:

  • Siapa masyarakat yang masuk dalam kriteria berpenghasilan rendah? 

  • Apakah masyarakat dengan penghasilan tinggi tidak akan mendapatkan pembiayaan perumahan?

Karena pembayaran iuran Tapera adalah wajib, akan ada kemungkinan masyarakat dengan penghasilan tinggi juga meminta pembiayaan.

Diharapkan, di masa depan program Tapera yang dibuat untuk memudahkan masyarakat untuk pembiayaan perumahan dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Dengan demikian, peluang masyarakat untuk memiliki rumah dapat menjadi lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun