Mohon tunggu...
Pramesty Alifa Widyarini
Pramesty Alifa Widyarini Mohon Tunggu... Administrasi - "حسبي الله لا اله الا هو عليه توكلت وهو رب العرش العظيم "

-THINK LIKE A QUEEN- A queen is not afraid to fail, failure is another steppingstone to Greatness.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Goes to School SMK Negeri 1 Semarang: Gandeng Komunitas Kejar Mimpi, Bareng-bareng Ngejak Siswane Ngudi Impen!

23 Agustus 2024   09:54 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:56 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)

Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)
Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)

Semarang - Komunitas Kejar Mimpi Semarang menyelenggarakan acara Goes to School 5.0  di SMK Negeri 1 Semarang, Selasa (20/08/24). Kegiatan Goes to School 5.0 kali ini dihadiri oleh lebih dari 50 siswa, yang terdiri dari kelas XI dan X dengan berbagai jurusan, yaitu jurusan Produksi dan siaran Program Radio serta Televisi.

Dengan kepedulian terhadap mimpi anak bangsa, Kejar Mimpi Semarang menghadirkan Nadia Ardiwinata, penyiar profesional Radio Idola Semarang 92.6 FM, dan Ega Ratu Maylani Putri, mahasiswi Sastra Indonesia Undip sekaligus Leader Kejar Mimpi Semarang yang juga penyiar di Radio Gaul FM. Dalam acara bertema "MIC Money: Turn Your Podcast into a Business," mereka berbagi pengalaman, kisah sukses, serta kiat menjadi penyiar, sambil menjawab antusiasme siswa tentang dunia penyiaran.

Dunia penyiaran baik Radio maupun Televisi memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan generasi di masa kini dan masa yang akan datang. Karena segala hal yang di konsumsi oleh pendengar ataupun penikmat siaran media, akan membentuk pola pikir yang tentunya dapat membuahkan aksi nyata. Oleh karenanya sangat penting sekali untuk mengedukasi pelaku siaran media, untuk dapat menciptakan dampak yang positif terhadap bangsa melalui karya-karyanya.

Kegiatan ini dibuka oleh MC dengan pembacaan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Sambutan oleh PIC acara, Leader Kejar Mimpi, dan dilanjutkan oleh penyampaian dari Perwakilan Guru SMK Negeri 1 Semarang, Ibu Marsilah. Pertama-tama beliau menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kejar Mimpi Semarang yang telah memberikan kegiatan positif kepada siswa-siswi dengan jurusan Produksi  dan Siaran Program Radio dan Televisi, terutama dalam membantu siswa-siswi untuk membangun mimpi dan menjawab keluh kesah mereka mengenai mimpinya seputar penyiaran. Beliau juga menyampaikan pesan dan harapan dari kepala sekolah, "Kami berharap tim Kejar Mimpi dapat memberi pembelajaran yang positif sehingga siswa dapat motivasi-motivasi dalam bermimpi. Juga dapat memberi dampak positif berupa aksi nyata jangka panjang terhadap siswa" dan penyampaian Ibu marsilah ditutup dengan penyerahan plakat oleh tim Kejar Mimpi Semarang.

Kegiatan dengan jargon "Hobi Sukses Karir Beres" ini diikuti dengan sangat antusias oleh siswa-siswi yang hadir. Ketika MC bertanya mengenai mimpi dan harapan siswa di masa yang akan datang, Faris, salah seorang siswa yang merupakan Wakil Ketua OSIS menyampaikan harapannya dengan semangat, "Saya ingin lanjut di ISI Yogyakarta, saya ingin mempelajari lebih lanjut cara pembuatan film. Ingin menjadi Film Maker dengan tema film Islami" Sontak menuai respon yang luar biasa dari siswa-siswi lain yang berada di ruangan itu. Mimpi yang luar biasa oleh seorang siswa jurusan Televisi.

Memasuki acara inti yang dipandu oleh Moderator, yaitu Nayla Magisterani Faatihah, seorang mahasiswi Fakultas Hukum Undip yang juga penyiar Radio Gaul FM Semarang. Hadir bersamanya pembicara luar biasa yang sudah menekuni dunia penyiaran lebih dari 20 tahun, Nadia Ardiwinata. Nadia menyampaikan bahwa Radio merupakan media yang paling bertahan lama, Radio dapat menjadi "Katalisator", yaitu yang mengoreksi budaya buruk sekaligus menginspirasi para pendengarnya. Ia juga menyampaikan dengan prinsip "Positive Journalism", prinsip media dalam menyampaikan dan mempromosikan hal-hal positif, karena media memiliki kekuatan yang sangat penting, seperti memperkuat pendengar untuk menjadi pribadi yang positif juga. Prinsip tersebut adalah prinsip yang diterapkan oleh Radio Idola Semarang 92.6 FM tempat ia bekerja sebagai penyiar professional sekaligus konsultan. Nadia juga menyampaikan bahwa pemilihan saluran media siaran  dapat mencerminkan pribadi pendengarnya. Pendengar dengan profil "Big Picture", yaitu orang-orang yang memiliki gambaran besar mengenai tujuan penciptaannya di dunia dan gambaran besar mengenai dampak kehidupan dan mimpi nya terhadap orang lain, pastinya akan memilah milih hal-hal yang akan di konsumsinya. Itu pula "Profil Pendengar" yang diciptakan oleh Radio Idola Semarang 92.6 FM yang memiliki jargon  "Siap Memandu dan Membantu" kepada kehidupan yang lebih positif, bervalue dan bermakna.

Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)
Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)

"Usia adalah angka untuk tumbuh. Jangan menunggu tua dulu untuk bermanfaat, carilah pekerjaan yang sesuai dengan value kamu dan buat orang tuamu bangga. Karena profit isn't a purpose, it's a result. To have purpose means the things we do are real value to others" ucap Nadia memotivasi. Seperti hal nya menjadi penyiar, seorang penyiar harus memiliki passion sebagai tujuan hidup, selalu ingin tahu atau critical thinking, pengetahuan yang luas, pemikiran kreatif, pola pikir berkembang atau growth mindset, juga positive mindset, siap belajar giat terutama dalam hal melatih public speaking dan disiplin.

Kemudian beberapa pertanyaan muncul dalam benak para siswa di ruangan, salah satunya dari seorang siswi bernama Nadya. Ia bertanya "Bagaimana penyiar radio menjaga literasi, agar pendengar dapat bertahan atau menjadi pendengar setia suatu saluran radio?". Kemudian Nadia menjawab "Seorang penyiar perlu untuk memahami, memperhatikan dan menjaga How and What to say. How to say: seperti bagaimana cara penyiar menyampaikan topiknya dengan bahasa kultur, bagaimana intonasi nya, keramah tamahan, kepedulian, kejujuran dan ketulusan dalam penyampaiannya, itu menjadi "value" suatu siaran dan itu semua terbaca oleh pendengar. Kemudian, What to say, yaitu apa topik bahasan yang kamu sampaikan, apakah ada value di dalamnya, karena topik bahasan yang ber "value" itulah yang membuat pendengar nyaman dan relevan dengan tujuan mereka memilih saluran."

Kemudian acara dilanjutkan oleh pemberian souvenir dan sertifikat kepada pembicara pertama, dan dilanjutkan lagi oleh ice breaking berupa tebak lagu untuk me-refresh siswa-siswi di ruangan, yang dipandu oleh MC. Setelahnya dilanjutkan penyampaian oleh pembicara kedua, yang merupakan Leader Kejar Mimpi Semarang yang merupakan mahasiswi Sastra Indonesia Undip, juga seorang penyiar di Radio Gaul FM Semarang, Ega Ratu Maylani Putri. Ia menceritakan pengalamannya terjun ke dunia penyiaran, juga memotivasi seluruh siswa di ruangan untuk mengejar mimpinya dengan mengambil semua peluang yang ada tanpa keraguan.

Ega Ratu menceritakan bahwa ketertarikannya pada dunia penyiaran dimulai tahun lalu, 2023. Tepatnya bulan September ketika masa open recruitment penyiar baru, dengan bermodalkan tekad ingin belajar hal baru, proses seleksi ia lalui dengan lika-likunya, seperti screening CV, pengujian suara, sampai dengan takdir mempermudah langkah Ega Ratu, yaitu dengan networking yang luar biasa, salah satu Dosen yang ia kenal dengan baik. Akhirnya, dengan dukungan dari mata kuliah yang sedikit relevan, tekad ingin selalu belajar dan networking, Ega Ratu dapat melewati seluruh prosesi seleksi dengan baik dan juga sekaligus mendapat rekomendasi dari networking nya.

Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)
Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)

Kemudian muncul pertanyaan dari moderator, yaitu Hana Yulia Kurnianingtyas mahasiswi jurusan Ekonomi Pembangunan di Universitas Negeri Semarang, yang juga seorang Staff of  Program Officer Division di Kejar Mimpi Semarang, mengenai bagaimana cara menjaga networking, Ega Ratu menjawab "Cara menjaga networking perlu usaha. Saya pernah mencoba menjalin jaringan dengan orang yang sulit untuk didekati. Kemudian saya mencoba untuk mempelajari dan memperluas pengetahuan saya melalui budaya dari mana dia berasal, agar ketika ada kesempatan untuk berbincang, saya memiliki topik yang membuatnya interest dan menarik atensi bagus dari nya mengenai saya yang selalu ingin tahu dan belajar hal baru. Cara membangun topik juga memperhatikan usia, jika kepada yang lebih tua maka kita perlu belajar cara menghormatinya. Dengan perbanyak observasi mengenai background budaya dan apa yang lawan bicara suka" ucap Ega Ratu menjawab pertanyaan moderator dan memberi insight kepada siswa di ruangan mengenai kiat membangun relasi.

Ega Ratu juga menyampaikan bahwa "Memulai bidang broadcasting perlu mentalitas dalam berkomunikasi. Komunikasi lahir dari bahasa, bahasa tidak akan pernah mati. Bahasa menjadi alat komunikasi untuk mengutarakan pikiran dan perasaan, juga menyampaikan hal yang diinginkan. Begitu pula dengan kepercayaan diri perlu untuk dibentuk, terlebih untuk kalian yang merasakan Quarter Life Crisis sejak dini seperti saya. Perlu kita tanamkan dalam mindset kita bahwa goals setiap orang akan berbeda-beda. Semua memiliki start dan akhir pada waktu nya masing-masing. yang perlu kita lakukan hanyalah menutup mata pada pencapaian orang lain dan percaya pada diri sendiri bahwa akan ada waktu yang tepat untuk giliran kita merasakannya, sembari mengusahakan yang terbaik untuk mencapainya. Jika satu pintu tertutup, maka lihatlah pintu lain yang menunggu. Biasakan juga untuk memilih lingkungan yang baik dan suportif, karena seperti halnya memiliki teman penjual parfum yang akan menularkan harumnya, sebaliknya teman penjual ikan yang akan menularkan bau amis nya. Tetapi juga jangan takut untuk melangkah, selagi merasa lingkungan baik dan datang peluang di hadapan kamu, ambil saja semua peluang yang ada, karena kalaupun gagal, paling tidak setiap peluang akan menciptakan diri kamu yang bermental baja nantinya".

Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)
Sumber: Kejar Mimpi Semarang (dokpri)

Kembali pada antusias siswa untuk mendalami dunia penyiaran, Faris wakil ketua OSIS kembali bertanya "bagaimana mempertahankan pendengar podcastnya yang sering menurun di tengah episode". Ega menjawab dengan empat poin penting: pertama, pastikan durasi konten tidak terlalu panjang dan pecah menjadi beberapa bagian jika perlu; kedua, tetapkan tema yang konsisten dengan tujuan saluran untuk membangun audiens yang setia; ketiga, sampaikan topik dengan ciri khas yang unik untuk menarik minat pendengar; dan keempat, jika membahas topik berat yang biasa di sebut "Plat merah atau Hard news" seperti politik, kenegaraan dll, podcaster harus siap bertanggung jawab atas pertanyaan yang muncul.

Kemudian acara ditutup oleh pemberian souvenir dan sertifikat kepada pembicara kedua, juga penyerahan souvenir kepada mahasiswa teraktif dan seluruh siswa yang berada di ruangan.   Kedua pembicara sukses memotivasi dan menginspirasi siswa-siswi SMK Negeri 1 dengan setiap penyampaian nya mengenai penyiaran. Kedua pembicara juga memiliki harapan yang besar dengan adanya acara yang digelar oleh Kejar Mimpi ini, yaitu dapat menjadi jembatan mereka dalam menetapkan mimpi dalam dunia penyiaran hingga mimpi tersebut benar-benar terealisasi. Karena pada akhirnya "Ga penting dari mana asal dan dimana kita sekarang berada sekarang. tetapi kemana kita akan menuju" closing statement yang di sampaikan oleh Nadia Ardiwinata. Tak kalah harap, Ega Ratu menyampaikan "Love your self, carilah validasi kepada diri sendiri. Semoga kita dapat memerdekakan diri sendiri dimana pun, kapan pun, serta berani ambil semua peluang yang ada dan jadilah seseorang yang ahli pada bidangnya dan dapat di banggakan." Ucap Ega Ratu, menutup acara pada hari itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun