Mohon tunggu...
pramesti wulansari
pramesti wulansari Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Menyukai dunia anak dan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksplorasi Konsep Modul 1.4 Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

31 Mei 2024   23:03 Diperbarui: 31 Mei 2024   23:28 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Cobalah lakukan kegiatan 'Cobalah Buka' di atas dengan B secara bergantian, masing-masing A dan B memiliki waktu 30 detik saja. Sesudah itu diskusikan kegiatan ini dan coba jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara mandiri, dan diskusikan kembali dengan rekan Anda B. Bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda, atau sama. Bilamana berbeda, kira-kira mengapa?

  1. Apakah Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau B membuka kepalan tangan Anda?
  2. Apakah Anda atau B menutup kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau B tetap menutup kepalan tangan Anda?
  3. Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali atau kontrol untuk membuka atau menutup kepalan tangan?

Jawab : Pertanyaan pertama dan kedua dalam kegiatan ini menggambarkan berbagai kemungkinan respon dari individu A terhadap upaya B untuk membuka tangan A. Sebagian mungkin bersedia membuka tangan mereka, sementara yang lain mungkin tetap bertahan menutupnya. Ini mencerminkan kontrol penuh atas tindakan tersebut yang ada pada individu masing-masing.

Tanggapan Reflektif

Kemungkinan jawaban kita terhadap:

  • Pertanyaan-pertanyaan pertama dan kedua bervariasi, antara yang bersedia membuka, dan yang tetap bertahan menutup kepalan tangannya.
  • Pertanyaan ketiga, siapakah yang sesungguhnya memegang kontrol, yang menutup kepalan tangan atau yang berusaha dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan rekannya? Jawabannya tentu kita sendiri yang memegang kontrol atas kepalan tangan kita, apakah kita membuka atau menutup kepalan tangan kita, itu bergantung pada diri kita masing-masing, sesuai dengan kebutuhan dasar kita saat itu.

Jawab : Pemegang kontrol adalah diri kita. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini berlaku. Kita memiliki kontrol atas apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan. Kita dapat memilih untuk fokus pada hal-hal positif atau negatif. Kita dapat memilih untuk bersikap positif atau negatif. Kita dapat memilih untuk bertindak dengan cara yang baik atau buruk.

Teori Kontrol (Dr. William Glasser)

Selanjutnya psikiater dan pendidik, Dr. William Glasser dalam Control Theory yang kemudian hari berkembang dan dinamakan Choice Theory, meluruskan beberapa miskonsepsi tentang makna 'kontrol'.

  • Ilusi guru mengontrol murid.
    Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya guru sedang mengontrol perilaku murid, hal demikian terjadi karena murid sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai.
  • Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat.
    Penguatan positif atau bujukan adalah bentuk-bentuk kontrol. Segala usaha untuk mempengaruhi murid agar mengulangi suatu perilaku tertentu, adalah suatu usaha untuk mengontrol murid tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, kemungkinan murid tersebut akan menyadarinya, dan mencoba untuk menolak bujukan kita atau bisa jadi murid tersebut menjadi tergantung pada pendapat sang guru untuk berusaha.
  • Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter.
    Menggunakan kritik dan rasa bersalah untuk mengontrol murid menuju pada identitas gagal. Mereka belajar untuk merasa buruk tentang diri mereka. Mereka mengembangkan dialog diri yang negatif. Kadang kala sulit bagi guru untuk mengidentifikasi bahwa mereka sedang melakukan perilaku ini, karena seringkali guru cukup menggunakan 'suara halus' untuk menyampaikan pesan negatif.
  • Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa.
    Banyak orang dewasa yang percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat murid-murid berbuat hal-hal tertentu. Apapun yang dilakukan dapat diterima, selama ada sebuah kemajuan berdasarkan sebuah pengukuran kinerja. Pada saat itu pula, orang dewasa akan menyadari bahwa perilaku memaksa tidak akan efektif untuk jangka waktu panjang, dan sebuah hubungan permusuhan akan terbentuk.

Jawab : Teori Kontrol menggarisbawahi pentingnya pemahaman bahwa setiap tindakan yang diambil oleh individu memiliki tujuan, bahkan jika tujuan tersebut tidak selalu disukai oleh orang lain. Ini juga menyoroti pentingnya mengubah paradigma dari pemaksaan eksternal ke pengendalian internal.

  • Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada pendekatan teori Kontrol? (Stephen R. Covey)

Jawab : Terdapat perbedaan yang sangat nyata antara teori stimulus respon dengan teori kontrol. Dalam Stimulus Respon seolah-olah orang lain dapat kita kontrol, dapat kita kendalikan, sehingga kita dapat merubah seseorang menjadi apa yang kita inginkan. Tetapi pada Teorikontrol sangat bertolak belakang, sesuatu yang sedang kita kontrol sebetulnya tidak dapat kita kendalikan, karena yang dapat mengontrol adalah dirinya sendiri, bukan orang lain.

  • Makna Disiplin

Jawab : Disiplin sering di maknai kepatuhan terhadap peratutan dan tata tertib yang berlaku, bahkan ada juga yang dikaitkan dengan hukuman jika melanggarnya.

  • Makna Kata Disiplin
  •  
  • Jawab : disiplin yang kuat yaitu disiplin diri, yang diantara memiliki motivasi internal yang tinggi, mempelajari bagaimana cara kita mengontrol diri, dan bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang kita hargai.
  • Nilai-nilai Kebajikan

Jawab : Nilai-nilai kebajikan merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Dengan kata lain bahwa nilai-nilai kebajikan merupakan salah satu motivasi instrinsik. Artinya seseorang yang berperilaku disiplin akan mendapatkan nilai-nilai kebajikan yang merupakan tujuan mulia setiap individu.Nilai-nilai kebajikan yang harus ada pada diri guru penggerak sudah seharusnya diterapkan.

  • Nilai-nilai Kebajikan dari enam institusi/organisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun