Laku Pandhito juga dapat dipahami sebagai bentuk perilaku prososial. Perilaku prososial merujuk pada tindakan-tindakan yang bertujuan untuk membantu orang lain dan bertindak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan diterapkannya konsep Laku Pandhito, individu diharapkan mampu bertindak secara prososial, sehingga dapat menciptakan hubungan yang harmonis serta penuh kasih sayang dengan orang lain di sekitarnya. Laku Pandhito dipahami sebagai bentuk budaya yang memiliki relevansi dengan prinsip-prinsip psikologi, seperti kecerdasan emosional, kepribadian serta perilaku prososial.
Referensi:
Koentjaraningrat. (2008). Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Mawardi, I., Hikmawati, L. H. L., Warsana, B., & Iqbal, N. M. (2022). Philosophy of Java Grapyak, Semanak Ora Nranyak as an Effort to Build The Character of Students at SMP Kartika XII-1 Mertoyudan Kab. Magelang. Jurnal Mantik, 6(1), 756-762.
Rahardi, K. (2019). Konteks Sebagai Penentu Peran Phatic Jawa 'Monggo': Perspektif Pragmatik Spesifik Budaya. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , 5 (1), 47-60.
Sutarsih, S. (2010). Sapa Aruh: Strategi Pemersatu Bangsa dan Pemerkaya Bahasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H