Mohon tunggu...
prama wiratama
prama wiratama Mohon Tunggu... pegawai negeri -

orang gila yang males mikir terlalu tinggi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untuk Istriku Nanti, Aku Naik Angkot Saja

24 Maret 2012   04:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:33 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saya tahu ini komitmen yang sangat berisiko.

tapi tak apa2, katanya hanya pejantan tangguh yang berani berkomitmen.

kalau saya berhasil menjalankan komitmen ini, itu keberhasilan dari Allah.

tapi kalau gagal, saya akan di cap munafik.

tak apa2, saya munafik karena pernah mencoba berkomitmen.

daripada saya menjadi pejantan tanggung yang tak pernah berani berkomitmen.

ini bukan masalah pernikahan,

tapi ini masalah transportasi umum.

#wkwkw..... maaf aneh.

ya, saya orang aneh..

ini jujur lho... entah kenapa saya begitu menikmati

saat saya sedang dalam transportasi umum kemudian terjebak kemacetan.

kenikmatan itu bukan tanpa alasan.

1. saya itu orang yang jarang berdzikir.

Dengan terjebak dalam kemacetan,

duduk di dalam transportasi umum yang tak ada musiknya,

mau tidak mau, hal yg bisa saya lakukan untuk mengusir kejenuhan adalah berdzikir.

dan itu membuat hatiku tenang dan nyaman.

2. dengan duduk bersama kalangan menengah ke bawah,

saya bisa lebih menengok kiri kanan, sudah pantaskah saya hidup seperti sekarang ini.

dan itu membuatku bersyukur.

3. ketika saya melihat jalan jauh ke depan,

berderet-deret mobil pribadi terjebak dalam kemacetan.

saya hanya berharap, semoga alasan mereka yg membawa kendaraan pribadi

tidak hanya untuk pergi pulang dari dan ke kantor.

jika ternyata mereka bawa mobil hanya untuk ke kantor,

semoga mereka tak tahu bahwa mereka lah yang menyebabkan kemacetan.

karena kalau mereka tahu bahwa mereka lah penyebab kemacetan itu,

mereka rugi dua kali.

pertama, merasa bersalah karena menyebabkan kemacetan.

kedua, berdosa karena telah merugikan orang banyak.

ga cuma mobil donk... motor juga salah!

ya sudah, motor juga salah. tuh udah tau.

wkwkw....

jadi, saya berkomitmen untuk terus menggunakan transportasi umum jika pergi ke kantor.

tujuannya:

1. memperbanyak dzikir.

dzikir supaya tenang, ga kecopetan, selamat dan cepat sampai.

2. memperbanyak syukur.

lebih membuka mata terutama ke bawah.

3. mempertajam analisis

karena urusan kebijakan fiskal tak selalu tentang kalangan atas dan tentang dunia.

4. membuat tenang.

tenang bagi saya sendiri karena tak menyebabkan kemacetan.

tenang bagi istri saya kelak karena yakin saya tak kemana-mana selain ke kantor.

karena kalau mau kemana-mana, pasti saya bawa kendaraan pribadi.

hahahaha.... :))))

semoga  Allah meridhoi komitmen saya ini. Aamiiin....

bismillahirrohmanirrohim.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun