Ketika Saya Dipanggil "Mas Penulis"
Sesekali saya mendapatkan kesempatan untuk berbagi praktik baik dalam berbagai forum. Bukan hanya di sekolah namun juga di komunitas-komunitas di luar sekolah. Sangat menyenangkan ketika mendapatkan kepercayaan dan kesempatan seperti ini. Satu hal yang membuat saya begitu bahagia adalah ketika orang-orang memanggil saya dengan sebutan baru, yakni, "Mas Pram Penulis." Kaget? Jujur saya sangat kaget, karena kemampuan saya menulis jelas masih banyak kekurangan di sana sini. Pun ritual menulis yang saya lakukan hanya sebatas hobi, bahkan terkadang saya menyadari tulisan saya jauh dari teori-teori ilmu kepenulisan yang ada. Tidak ada sama sekali latar belakang akademis di dunia kepenulisan, hanya bergantu pada ilmu yang pernah saya dapatkan ketika jam pelajaran Bahasa Indonesia saat duduk di bangku SMA. Namun, walau begitu saya sangat bahagia dan bersemangat dalam mengembangkan diri.
Â
Berdendang bergoyang main rebana
Bernyanyi lagu judulnya Zakiya
Enam belas tahun Kompasiana
Semakin berdampak dan berdaya
Berjumpa dengan kompasiana adalah sebuah momen indah dalam diri saya. Sebuah ruang untuk mengamalkan ilmu yang pernah saya dapatkan di bangku sekolah dan juga mengasah ketrampilan di bidang kepenulisan, serta yang utama adalah tentang bagaimana bekerja untuk keabadian yakni dengan menulis. Berjejaring, bersilaturahim menambah saudara, dan juga menginspirasi banyak orang adalah wujud nyata dampak positif dari apa yang saya lakukan selama ini, menulis di kompasiana. Respon positif yang seringkali saya dapatkan membuat saya semakin berdaya dan selalu bersemangat. Terimakasih, kompasiana! Bersama kompasiana, berdampak dan berdaya! Selamat ulang tahun yang ke-16 Kompasiana! (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H