Bagaimana Sikap Indonesia?
"China dengan kekuatan ekonomi serta militer yang dimiliki terus menebar ancaman di kawasan Laut China Selatan, Â hal ini jelas mengancam kedaulatan NKRI. Pemerintah Indonesia tidak boleh tinggal diam."
Indonesia memiliki wilayah kedaulatan laut yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan yakni Laut Natuna Utara. Selain berada pada titik strategis secara ekonomis dan juga politis, wilayah ini juga memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah sehingga perlu penjagaan ekstra ketat agar dapat meredam ancaman-ancaman dari pihak asing dalam bentuk apapun.Â
Ancaman itu begitu nyata, berulang kali TNI AL menangkap kapal nelayan dengan bendera China yang melakukan Illegal Fishing di perairan Indonesia, mereka melakukan klaim bahwasannya wilayah tersebut masih termasuk bagian dari Traditional Fishing Ground China. Bukti lainnya adalah pada 2021 silam ketika Indonesia melakukan pengeboran minyak di Laut Natuna Utara, China merespon dengan mengirimkan surat kepada Kementerian Luar Negeri untuk menghentikan pengeboran tersebut.
Indonesia menunjukkan sikap tegas terhadap langkah provokatif yang terus dilakukan oleh China terkait Laut China Selatan. Selain berupaya terus menerus menyuarakan bahwasannya segala seuatu yang berkaitan dengan kedaulatan wilayah laut utamanya Laut China Selatan harus mengacu pada UNCLOS 1982, langkah konkret lainnya sebagai perwujudan respon Indonesia adalah diplomasi pertahanan dengan melakukan latihan militer gabungan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Selandia Baru, Perancis, Kanada, Inggris, dan Filipina; peningkatan kekuatan TNI AL dan TNI AU dengan membangun pangkalan militer di kawasan Laut Natuna Utara; dan melakukan arbritase internasional.
Isu Laut China Selatan yang mengacam kedaulatan NKRI perlu terus menerus dikawal oleh seluruh elemen bangsa ini. Potensi alam yang dimiliki Indonesia adalah amanah yang wajib dijaga bersama. Ketika kedaulatan NKRI terancam, semua lini tidak boleh tinggal diam. Sebagai masyarakat sangatlah perlu berperan penting dengan meningkatkan kesadaran terkait perkembangan isu-isu yang mencuat mengenai Laut China Selatan. (prp)
REFERENSI :
- Adrimarthanino, Verreladevanka, dan Tri Indriawati. (2023, Maret 3). Faktor yang Melatarbelakangi Sengketa Laut Natuna Diakses dari : https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/03/140000279/faktor-yang-melatarbelakangi-sengketa-laut-natuna#:~:text=China%20melanggar%20ZEE,awal%2C%20Indonesia%20bukanlah%20negara%20pengklaim.&text=Indonesia%20sebenarnya%20tidak%20berada%20dalam%20perselisihan%20yang%20terjadi.
- BNPP. (2023, September 4). Klaim Peta Baru Cina Tabrak Batas Sejumlah Negara, Kedaulatan Indonesia Terancam?Diakses dari : https://bnpp.go.id/berita/klaim-peta-baru-china-tabrak-batas-sejumlah-negara-kedaulatan-indonesia-terancam
- Septari, Nuans, dkk. 2022. Respon Indonesia Menghadapi Ancaman Cina di Laut Natuna Utara di Masa Kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Jurnal Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. (10) 1, 10-18
- Suryodarsono, Wahyu. (2024, Mei 15). Anarki Laut China Selatan dan Strategi "Zero Conflict". Diakses dari : https://www.kompas.com/global/read/2024/05/15/133710170/anarki-laut-china-selatan-dan-urgensi-strategi-zero-conflict?page=all
- Ahmad, Nirmala Maulana dan Bagus Santosa. (2023, Oktober 4). TNI AL dan 8 Negara Latihan Militer Gabungan di Laut China Selatan, AS dan Inggris Kirim Kapal Perang. Diakses dari : https://nasional.kompas.com/read/2023/10/04/16570921/tni-al-dan-8-negara-latihan-militer-gabungan-di-laut-china-selatan-as-dan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H