Sebuah kebiasaan yang menurut saya sangat membuat tidak nyaman adalah ketika berjumpa dengan orang baru dan seringkali mendapatkan pertanyaan terkait hal-hal yang sifatnya privasi.Â
Lalu, setelah mendapatkan informasi yang diinginkan akan berpengaruh pada gaya komunikasinya, apakah tetap menghormati lawan bicara atau malah sebaliknya semakin meninggi karena merasa memiliki status sosial yang lebih dibanding lawan bicaranya.Â
Terkadang risih juga ketika sedang berkumpul dan bertemu dengan orang-orang baru, lalu ada saja yang menanyakan soal pekerjaan, bahkan sampai hal-hal yang mengindikasikan terkait pendapatan atau penghasilam seseorang.
 Bagi yang berprofesi sebagai guru, saya yakin ada yang pernah merasakan hal seperti ini. Seperti apa pertanyaan-pertanyaan yang membuat tidak nyaman yang sering muncul? Ini dia!
Sudah Diangkat atau Belum?
"Mau berstatus sebagai ASN atau Non ASN, mau mengajar di sekolah negeri atau swasta, guru tetaplah guru, sebuah profesi yang mulia."Â
Ketika sedang kumpul-kumpul warga misalnya, sedang asyik ngobrol kesana kemari eh ada saja yang nyeletuk bertanya, "Hla Mas ngajar di mana? Sudah diangkat atau belum?" Seketika dalam hati merespon, "Apaan sih kok tanya-tanya seperti ini." Nyaman? Jelas tidak. Mengapa? Tentunya hal ini tidaklah pas jika ditanyakan dalam sebuah forum yang tidak sewajarnya pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul.Â
Jawaban yang terlontar terkait status kepegawaian jelas akan mempengaruhi bagaimana kemudian gaya komunikasi si penanya itu. Ada yang merasa prihatin, ada yang semakin menghormati, bahkan ada juga yang seakan-akan merendahkan.Â
Di negeri ini, dikotomi terkait status kepegawaian guru masih begitu kentara. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul ketika berada di masyarakat menjadi bukti terkait bagaimana seseorang memandang status sosial. Hal ini sangat disayangkan, guru tetaplah guru dengan tugas pokok dan fungsi yang sama bukan?
Sudah Sertifikasi atau Belum?
Belum habis pertanyaan tentang status kepegawaian, bersiaplah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi indikator seberapa besar pendapatan yang diterima oleh seorang guru.Â
"Sudah sertifikasi, Mas?" Hmmm, pertanyaan semakin detil! Seorang guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik tentunya akan mendapatkan penghasilan tambahan yakni Tunjangan Profesi Guru (TPG) atau lebih sering disebut dengan sertifikasi. Kalau saya boleh bilang, selalu saja ada orang yang kelewat perhatian. Bagaimana tidak, ketika pertanyaan-pertanyaan privasi itu dilontarkan, seketika orang tersebut langsung menghitung besaran pendapatan yang diterima.
Mengajar, mendidik, membimbing, melatih, hingga melakukan evaluasi terkait pembelajaran siswa merupakan tugas pokok dan fungsi semua guru tanpa membedakan statusnya. Tanggung jawabnya begitu berat. Sedari pagi hingga bahkan sore hari harus setia membersamai siswa dalam proses belajarnya secara langsung.Â
Pelayanan guru tidak hanya dilakukan saat di sekolah saja, ketika di rumah pun tak jarang pula guru memberikan pelayanan kepada siswa-siswanya entah secara langsung atau mungkin secara daring, akan selalu ada siswa, orang tua, atau pihak-pihak terkait lainnya yang mengadu atau membutuhkan bantuan guru. Guru selalu siap memberikan pelayanan prima 24 jam kepada siswanya.Â
Belum lagi tugas-tugas yang bersifat administratif dan tugas tambahan lainnya yang kalau boleh dibilang sangatlah menyita waktu. Terbayang kan bagaimana beban tugas yang diemban serta tanggung jawab dan tuntutan yang harus diterima seorang guru? Begini kok ya masih ada yang tega melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin saja bagi sebagian guru merasa tidak nyaman dengan hal ini. Sudah tidak perlu ada lagi dikotomi status guru! Guru tetaplah guru, sebuah profesi mulia dengan tanggung jawab moral yang luar biasa. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H