Menjadi Cah Ngaran (Anak Ungaran) memang susah-susah gampang. Selalu saja ada effort yang lebih jika ditanya soal kota ini. Tapi hal ini bukanlah soal, ketika rasa bangga yang bicara tentunya tak akan jadi kendala. Ungaran merupakan sebuah kota kecil di selatan Semarang dan merupakan ibukota Kabupaten Semarang. Nah, kalau pernah dengar tahu bakso, kuliner itu merupakan kuliner khas Ungaran. Kalau pernah dengar Bandungan, nah Ungaran tidak jauh dari situ. Mungkin waktu tempuh dari Ungaran ke Bandungan sekitar dua puluh menit motoran dengan santai. Ungaran berada di dataran tinggi. Tinggal di sini bikin betah tidur setiap hari, sudah pasti karena kesejukannya. Tapi kali ini, saya akan cerita tentang Ungaran dengan keunikannya. Mau tahu? Berikut ulasannya!
Moda Transportasi UmumÂ
Ada beberapa transportasi umum yang siap mengantar anda menuju ke kota-kota terdekat di sekitar Ungaran. Semarang, Ambarawa, dan Salatiga menjadi kota tujuan bagi para penglajo. Ada angkot yang masyarakat menyebutnya dengan seperti ini, "Yo dha numpak Isuzu!" "Yo, dha numpak Prona!" dan ada pula Trans Jateng dan Trans Semarang, serta angkot kecil yang biasanya siap mengantarkan anda antar kecamatan.
Pada umumnya di angkutan umum selalu ditemukan keterangan trayek atau kode trayek yang tertempel. Hal ini tentunya akan mempermudah para pengguna trasnportasi umum. Â Namun berbeda dengan angkot di Ungaran, utamanya untuk angkot yang seringkali disebut dengan Isuzu atau Prona oleh masyarakat. Jam terbang bagi pengguna jasa transportasi umum ini sangat berperan. Semakin tinggi jam terbangnya, tentunya akan dengan mudah menemukenali kemana angkot itu akan membawa anda pergi.
Pahami Arah Telunjuk Kernet, Agar Tidak Salah Naik Angkot
"Nek, ngiwa berarti Solotigo Mas, nek nengen berarti arah Mbahrowo Mas!"
Ketika sedang berada di Ungaran lalu ingin bepergian ke Ambarawa atau Salatiga, nah rasanya anda benar-benar perlu memperhatikan kode yang diberikan oleh kernet angkot. Kode itu berada pada ujung jari telunjuknya. Awalnya, saya sebagai Cah Ngaran pun juga bingung karena memang jam terbang menggunakan transportasi umum untuk bepergian sangat minim. Kemudian saya iseng dengan bertanya dengan pengguna lainnya yang sudah sering menggunakan angkot untuk bepergian, Â "Nek, ngiwa berarti Solotigo Mas, nek nengen berarti arah Mbahrowo Mas!" kurang lebih artinya begini, "Kalau ke arah kiri artinya ke Salatiga Mas, kalau ke kanan artinya ke Ambarawa Mas!" Kemudian saya coba menemukenali lebih dalam lagi, hasilnya adalah jika telunjuk kernet bergerak-gerak ke kiri, itu menandakan ke arah tenggara yang artinya Salatiga menjadi tujuannya. Lalu jika telunjuk kernet bergerak-gerak ke kanan, itu pertanda ke arah barat daya, yakni Ambarawa yang menjadi tujuannya. Perlu diketahui juga bahwasannya masyarakat USA (Ungaran Salatiga Ambarawa) seringkali menyebut Kota Ambarawa dengan Mbahrowo, mungkin agar tidak njlimet dalam penyebutannya. Namun bagi warga masyarakat USA hal ini sudah menjadi hal biasa. Ungaran disebut dengan Ngaran dan Ambarawa menjadi Mbahrowo.
Setiap daerah tentunya memiliki keunikan masing-masing. Sama halnya dengan Ungaran sebuah kota kecil dan menjadi ibukota Kabupaten Semarang ini juga memiliki suatu keunikan yang mampu menciptakan kesan tersendiri bagi siapa saja yang berkesempatan mengunjunginya. Menemukenali arah telunjuk kernet ketika akan naik angkot dari Ungaran ke Salatiga atau Ambarawa menjadi sebuah keasyikkan tersendiri. Setidaknya bisa jadi bahan untuk tebak-tebakan to? (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H