Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Guru Penggerak Sebaiknya Dilanjutkan, Permasalahan Kesejahteraan Guru Itu Soal Lain

5 April 2024   13:05 Diperbarui: 5 April 2024   13:06 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendidika Guru Penggerak, Mengoptimalkan Pembelajaran yang Berpihak Kepada Murid - Sumber : kompas.com

Kerap kali saya mendapatkan tanggapan miring soal sebuah program dari Kemdikbudristek yang dinamakan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). PPGP dianggap hanya sekedar proyek tidak berdampak dan hanya buang-buang anggaran. Berjalannya program ini selalu dibandingkan dengan masalah klasik yang tak kunjung usai seperti kesejahteraan guru yang memprihatinkan. Sebenarnya, menurut saya hal ini bukanlah hal yang tepat untuk dibandingkan. Mengapa demikian? Karena hal ini merupakan persoalan yang berbeda. PPGP berfokus pada pengembangan SDM guru untuk mewujudkan kulitas pendidikan yang lebih baik dan berpihak kepada murid. Sedangkan soal kesejahteraan guru, sungguh ini masalah yang lebih kompleks lagi, utamanya terkait dengan bagaimana sistem rekrutmen yang telah berjalan.

PPGP saat ini sudah sampai pada angkatan ke-11 (hingga ditulis artikel ini, masih dalam proses seleksi). Bapak/Ibu guru yang mengikuti program ini berproses sedemikian rupa untuk dapat lolos seleksi dan mengikuti pendidikan yang cukup lama, sebagai contoh untuk angkatan 7 diselesaikan dalam waktu enam bulan secara daring dan luring. Dalam tahapan seleksi awal, Bapak/Ibu guru harus membuat esai yang cukup panjang, dilanjutkan dengan tes microteaching dan juga wawancara. Semua guru dari ujung barat hingga ujung timur memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengikuti program ini, baik guru yang berstatus ASN, Guru Tetap Yayasan (GTY), atau Guru Tidak Tetap (GTT) bisa mengikuti program ini.

URGENSI PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

"Seorang guru harus mampu menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan adalah soal bagaimana memanusiakan manusia."

Dosa besar pendidikan di Indonesia adalah perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi menjadi permasalahan yang tidak bisa dianggap remeh. Pemerintah benar-benar serius dalam upaya menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik. PPGP ini menjadi salah satu upaya untuk membangun SDM dalam hal ini guru yang memiliki peran penting untuk mewujdukan ekosistem pendidikan yang baik dalam upaya terciptanya well being murid.

Pemerintah dalam hal ini Kemdikbudristek memberikan terobosan yang cukup efektif dan bukti nyata keseriusan dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik dan lebih berkualitas melalui PPGP. Paradigma pendidikan masa kini harus berpegang teguh pada falsafah Ki Hadjar Dewantara yang menjadi landasan utama. Seorang guru harus mampu menuntun murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, karena pendidikan adalah tentang bagaimana memanusiakan manusia. Ketika murid terpenuhi kebutuhan dasarnya seperti merasa diterima dan dihargai atas segala bakat minat beragam yang dimilikinya, tentunya ia akan merasa diwongke dan hal ini merupakan hal baik dalam sebuah proses pendidikan.

PPGP ini merupakan wujud nyata apresiasi pemerintah kepada Bapak/Ibu guru yang memiliki dedikasi untuk turut serta berkontribusi dalam upaya transformasi pendidikan di Indonesia. Buktinya, semua guru diberikan kesempatan yang sama, bahkan seringkali ditemukan Bapak/Ibu guru yang mengikuti tes seleksi lebih dari satu kali, prosesnya begitu ketat. Tidak mudah, namun karena semangat yang tinggi, apapun akan dilakukan. Inilah wujud nyata Kemdikbudristek mengakomodir dedikasi guru-guru  di Indonesia. Ketika power untuk sebuah perubahan begitu besar, apakah tepat jika harus dihentikan?

PEMERATAAN KESEJAHTERAAN GURU? ITU SOAL LAIN

Omongan miring tentang PPGP yang dianggap sebagai pemborosan selalu dibandingkan dengan bagaimana kesejahteraan guru Indonesia kini yang masih jauh dari kata memanusiakan manusia. Masih sering ditemui upah guru yang tidak laik. Bentuk perhatian terhadap kesejahteraan guru yang jauh dari kata berkeadilan utamanya bagi guru-guru honorer atau GTT merupakan hal yang baik, namun jika dibandingkan PPGP tentunya bukan hal yang tepat, PPGP berfokus pada pengembangan SDM sedangkan kesejahteraan guru perlu ditinjau dari berbagai aspek salah satunya terkait dengan proses rekrutmen guru.

Ketika sebuah pergerakan positif untuk membangun kualitas pendidikan di Indonesia yang sudah berada di dalam trek yang tepat harus dihentikan, bukankah menjadi sebuah kesia-sian? Sejauh ini program PPGP sudah banyak melahirkan ribuan pemimpin pembelajaran yang berpihak kepada murid, bahkan banyak pula yang sudah diangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah. Artinya, ada sebuah daya yang begitu besar untuk merealisasikan transformasi pendidikan Indonesia. Konklusinya, PPGP harus terus berjalan dan kesejahteraan guru, itu merupakan persoalan lain yang tidak dapat dibandingkan dengan PPGP. Semoga bermanfaat. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun