Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

CerJo (Ceritanya Parjo) #2: Parjo Kasmaran

3 April 2024   08:47 Diperbarui: 3 April 2024   08:49 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyum Atin Sunggu Menjadi Candu bagi Parjo - Sumber : kompas.com

Koyo Jogja kowe pancen istimewa

Parasmu sing nggawe aku terpesona

Kowe dadi obat nalika aku sambat

Masuk angin, asam urat podo minggat

 

Jamu -- Ndarboy Genk

"Aduh mbaaaak, cantik banget sih, aku terpesona indah parasmu." Parjo begitu kesengsem ketika ia melihat seorang wanita yang baru saja berbelanja di toko kelontong dimana ia menjaga parkir di sana. Parjo sungguh terpesona ketika ia melihat wanita itu sedang berinteraksi dan sesekali memberikan senyum manis, ditambah lagi dengan lesung pipinya, sempurna.

"Mbak, siapa to itu tadi, kok ayu tenan e!" Tanya Parjo penasaran kepada Lik Yanti, penjaga toko kelontong yang melayani wanita pujaan hati Parjo itu.

"Owalah, kalau nggak salah namanya Suprihatin, panggilannya Atin. Dia kerja di rumahnya Pak RT. Kenapa Jo? Kamu naksir ya?" Tanya Lik Yanti sambil meledek Parjo.

"Ah nggaaaak mbak, cuma tanya aja." Jawab Parjo malu-malu kucing.

Selepas bekerja, Parjo pulang ke rumah mengonthel pit kebo kesayangannya. Sepanjang jalan ia bernyanyi tanpa henti, "Aduh mbaaak dirimu pancen istimewa koyo Jogjakarta." Ia tersenyum sendiri sepanjang perjalanan tanpa khawatir giginya kering terkena angin.

------------------------------------------------***----------------------------------------------------

Kali ini Parjo tidak bisa tidur, ia hanya melihat langit-langit kamarnya. Lagi-lagi ia senyum-senyum sendiri terbayang senyum manis wanita berlesung pipi itu. "Pokoknya besok pagi aku mau berangkat lewat depan rumah Pak RT, siapa tahu ketemu mbaknya lagi." Tekad Parjo begitu besar, ia begitu penasaran dan kecanduan senyum manis Suprihatin alias Atin.

Keesokan harinya, Parjo begitu bersemangan mengonthel sepeda. Ketika hampir sampai depan rumah Pak RT tetiba saja kakinya gemeteran. Benar saja yang ditunggu-tunggu ternyata ada di  halaman depan rumah sedang menyirami tanaman. Parjo memberanikan diri menyapa dengan memberikan senyum termanis yang dimilikinya,  "Monggo mbaaak!"

Gayung bersambut, Atin membalas sapaan Parjo, tentunya juga dengan senyum manisnya, "Nggih mas, monggo!"

"Duh Gusti, Atin cantik beneran, bukan editan!" Ujar Parjo dalam hati. Senyum manis Atin menjadi sumber semangat Parjo. Parjo mengonthel pit kebonya dengan lebih cepat! Ia bernyanyi dengan lebih keras.

Melewati depan rumah Pak RT setiap berangkat dan pulang kerja kini menjadi rutinitas harian Parjo. Senyum manis Atin, wanita cantik berlesung pipi itu sungguh menjadi candu bagi Parjo.

---------------------------------------------***--------------------------------------------------------

"Wah harus ada perkembangan ini, aku harus cari tahu info lebih tentang Atin. Oke besok aku akan menemui Lik Yadi tetangga Pak RT. Mungkin saja aku dapat info penting tentang bagaimana Atin." Tekad bulat Parjo begitu kuat. Parjo jatuh hati pada Atin. Parjo sadar betul, kini saatnya ia harus mampu meluluhkan hati wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya.

"Duh, aku harus menemui Lik Yadi yang sedang ngarit. Jangan sampai terlambat!" Parjo mengonthel pit kebo dengan sekuat tenaga.

Setibanya di kebut tempat biasa Lek Yadi ngarit, Parjo langsung berlari menemui Lik Yadi.

"Kamu kenapa Jo kok terburu-buru sekali. Senyum-senyum juga, ada apa sebenarnya Jo?" Tanya Lik Yadi penasaran dengan sikap Parjo yang tidak seperti biasanya.

"Langsung saja Lik, aku mau tanya. Jujur aku lagi kasmaran. Lik Yadi tahu Atin yang tinggal di rumah Pak RT?" Tanya Parjo.

"Iya Jo tahu, kenapa?" Jawab Lik Yadi.

"Kalau boleh tahu, kan Lik Yadi tetangganya Pak RT, pasti tahu siapa saja yang laki-laki yang sering bertamu menemui Atin." Parjo mengajukan pertanyaan wujud rasa penasarannya. Ia berharap Atin masih jomblo.

"Kamu jatuh cinta sama Atin Jo? Wahduh jangan Jo! Nanti kamu menyesal." Respon Lik Yadi kepada Parjo.

"Kenapa Lik?" Parjo makin penasaran.

"Atin itu istri keduanya Pak RT!" Jawab Lik Yadi dengan tegas. Lik Yadi tidak ingin Parjo kecele.

"Kandas lagi! Kandas lagi!" Parjo berlari, lalu kemudian menaiki pit kebonya dengan penuh rasa kesal kembali pulang ke rumah.

----------------------------------------------***-------------------------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun