Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Upaya Parjo Menjaga Kantong agar Tidak Jebol

19 Maret 2024   16:13 Diperbarui: 19 Maret 2024   16:18 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upaya Parjo Menjaga Kantong agar Tidak Jebol - Sumber : kompas.com

"Alhamdulillah, sudah dapat kerjaan lagi. Lumayan jaga parkir di toko Lek Narji, cukup buat hidup." Ujar Parjo lirih sembari mengibaskan beberapa lembar uang hasil kerja jaga parkir seharian.

Ramadhan kali ini begitu luar biasa bagi Parjo. Ia menjadikan momen ini untuk sebuah titik balik bagi hidupnya. Kemuliaan dan keberkahan yang ada di bulan ini tak ingin ia lepaskan dan sia-siakan begitu saja. Parjo begitu bersemangat untuk memperbaiki diri, meski terkadang ia merasa malu atas dosa-dosa yang pernah ia perbuat di masa lampau. Pada Bulan Ramadhan ini, Parjo tidak hanya berfokus pada ibadah yang bersifat vertikal namun juga ibadah yang sifatnya horizontal. Hablum minallah dan Hablum minannas menjadi titik fokus yang dirasa Parjo perlu dikedepankan.

Godaan Pemborosan Begitu Nyata

"Duh kok cepet banget habis nih duit?" Ujar Parjo kesal setelah ia membelanjakan uangnya untuk membeli takjil.

"Duit ternyata kayak belut ya! Dapetinya susah, ngelepasnya cepet! Licin!" Parjo semakin kesal.

Peristiwa itu membuat Parjo merenung. Penglihatnnya tergoda dengan kelezatan makanan dan minuman yang diperjualbelikan di lapak pasar takjil di setiap sore. Bandeng presto, es degan, oseng mercon, dan telur balado selalu saja berhasil masuk ke dalam angan-angan  Parjo ketika bekerja. Saat terik panas, imajinasi segarnya es dagan muncul menggoda. Hal ini seakan-akan mengundang Parjo untuk segera membelinya di pasar takjil dan balas dendam setelah lapar dan haus seharian. 

Membiarkan hawa nafsu menguasai diri hanya bikin rugi diri sendiri. Parjo sadar betul akan hal ini. Terbukti, akibat lalai mengontrol hawa nafsu dan membiarkannya bergerak liar membuat Parjo tak memperhitungkan bagaimana kondisi finansialnya. Ia merasa tidak menghargai ata kerja keras yang telah ia lakukan selama ini di setiap harinya. Pemborosan sebagai wujud nyata tidak menghargai proses bagaimana Parjo bekerja menjemput rezeki. 

"Ya Allah nggak lagi-lagi deh kayak gini." Keluh Parjo atas kelalaiannya.

"Isi perut seberapa sih, kok ya pengen buka puasa yang macem-macem." Parjo terdiam.

Kecerobohan Parjo yang mengedepankan hawa nafsu membuat kantongnya jebol. Ia mengeluh atas apa yang sedang ia alami saat ini. Isi dompetnya semakin menipis.

Kehadiran ramadhan begitu indah dan dinanti-nantikan. Membiarkannya lepas begitu saja tanpa makna adalah kesia-siaan yang nyata. Ramadhan bukan hanya puasa dan sholat tarawih saja, lebih dari itu ternyata, yakni tentang bagaimana mengontrol hawa nafsu. Berpuasa seharian bukan untuk balas dendam di saat datang waktunya berbuka puasa tiba, namun tentang bagaimana mensyukuri nikmat yang ada. Pada kenyataannya ketika mengedepankan hawa nafsu dan melakukan hal secara berlebihan hanya akan meninggalkan rasa sesal dan merugikan diri sendiri. Dari Parjo kita belajar dan mengambil hikmah. (prp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun