"Ya Allah Alhamdulillah, hari ini dapat lima puluh ribu dari parkir. Wah buat buka puasa cukup nih! Keliatannya garang asem Yu Jum cocok nih! Gas ah!" Begitu gembira Parjo setelah usai bekerja. Ia terbayang-bayang kelezatan garang asem Yu Jum yang melegenda di kampungnya. Ia bergegas mengonthel pit kebo kesayangannya, takut kehabisan.
Tak disangka, di tengah perjalanan ia menemui korban tabrak lari. Seorang wanita sepuh, mungkin usianya sekitar 70 tahun. Nenek tua itu baru saja ditabrak anak muda yang mengendarai sepeda motor berbonceng tiga. Mereka lari begitu saja, dan membiarkan nenek itu terjatuh dan tertimpa kayu bakar yang digendongnya. Parjo tak kuasa, ia pun menghampiri nenek itu dan menawarkan bantuan.
"Tidak apa-apa nek?" ucap Parjo.
"Tidak apa-apa nak, hanya lecet sedikit." Jawab nenek itu lirih.
"Ayo nek aku antar pulang ke rumah, naik sepedaku ini." ajak Parjo.
"Nenek itu pun mengiyakan."
Parjo mengantar nenek itu sampai ke rumahnya, di tengah perjalanan Parjo tak lupa membeli takjil untuk berbuka. Setibanya di rumah nenek tua itu, Parjo memberikan sebungkus plastik garang asem untuk nenek itu berbuka puasa. Uangnya habis dan hanya tersisa untuk membeli es teh.Â
"Ya Allah tak mengapa uang ini habis untuk membantu orang lain. Selagi bisa membantu mengapa tidak? Bersedekah tak harus menunggu kaya." Ucap Parjo dalam hati sembari melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H