Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit Bersama Parjo Si Paling Skena

16 Maret 2024   16:14 Diperbarui: 16 Maret 2024   16:18 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Parjo mungkin sudah jadi anak skena, yang hobinya bersua dan bercengkrama atau kadangkala berkelana."

Parjo memiliki pit kebo atau juga dikenal dengan sepeda onthel kesayangan yang selalu setia menemaninya kemanapun ia pergi. Ia begitu sayang sekali dengan pit kebonya. Saking sayangnya seringkali ia mengajak bicara pit kebo itu, cerita soal hidup, soal cinta, dan apapun yang ingin Parjo ceritakan. Sembari mengonthel pit kebonya, ia bercerita dan berbagi rasa dengan pit kebo kesayangannya itu, sampai ia benar-benar merasa lega. 

Sebuah kebiasaan baru Parjo lakukan saat ini, memasuki Bulan Ramadhan ia memiliki agenda bersama pit kebonya untuk berkelana keliling kampung. Tujuannya adalah ia ingin menjalin silaturahim dengan banyak orang, menambah saudara, dan mempererat persahabatan. Bersua bercengkrama sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Di Tepi Sawah Menikmati Senja

Di kampung Parjo, terdapat banyak sekali lahan persawahan, jalan setapak, dan juga jalur rel kereta yang hanya beroprasi saat akhir pekan. Dikelilingi pegunungan nan indah dan terdapat pula sebuah danau di mana para nelayan mencari ikan untuk menafkahi keluarga. Gunung, sawah, dan danau yang indah selalu berhasil mencipta kesan bagi mata yang memandangnya tanpa jemu.

"Wah, ngabuburit di tepi sawah dekat rel itu sepertinya asyik sekali nih!" Ujar Parjo dalam hati sembari mengonthel pit kebo kesayangannya.

Parjo menyandarkan pit kebonya di bawah pohon, lali pria bersarung dan berbaju koko putih itu duduk di bantalan rel sembari menghadap ke hamparan sawah yang telah menguning. "Duh, kampungku indah banget yaaa!" Ujar Parjo kagum.

Parjo duduk-duduk, sesekali terdengar suara anak-anak kecil berlarian bermain layang-layang. Tak lama berselang, datanglah tiga pemuda kawan kecil Parjo. Paidi, Paimin, dan Paijo menghampiri Parjo yang sedang duduk-duduk.

"Jo, ini ada lunpia, es dawet, sama nasi bungkus buat nanti buka puasa. Jangan kamu sikat sekarang lho Jo!" Ujar Paimin sambil tertawa terbahak-bahak.

"Iya-iya, aku kan juga lagi puasa, udah ga kayak dulu lagi!" Jawab Parjo ketus.

Mereka berempat, menikmati sore menanti adzan magrib dengan berbincang hangat bersama dan sesekali dihiasi tawa dan canda. Mereka saling bercerita kisah nostalgia masa kecil yang begitu berkesan dan lekat dalam ingatan. Mengulang-ulang kenangan! Di tepi sawah menjadi tempat favorit mereka untuk ngabuburit.

Tak terasa waktu cepat berlalu, suara bedug terdengar jelas disusul kumandang adzan. Merekapun menyegerakan untuk membatalkan puasanya. "Alhamdulillah. Allahumma Lakasumtu Wabika Aamantu Wa'alaa Rizqika Afthartu Birahmatika Yaa Arhamarraahimiin. Begitu bermakan menunggu berbuka puasa dengan bersilaturahim. Bersua dan bercengkrama dengan sahabat lama begitu berkesan di hati yang telah lama merindukannya. Ramadhan bukan hanya soal puasa, namun lebih dari itu ada ibadah yang tak kalah penting yakni menjaga silaturahim. (prp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun