Teruntuk kampung halamanku
Aku tak pernah meninggalkanmu waktu yang  lama
Sedari aku lahir aku menghirup udara segar yang tersedia cuma-cuma
Hanya dibayar dengan ungkapan syukur  kepada Gusti
Mengucap hamdalah tanpa henti di setiap hari
Teruntuk kampung halamanku
Dulu aku berlari kesana kemari
Bersama sahabat-sahabat yang kini perlahan meninggalkanku sendiri
Masihkah ingat keceriaan bermain kasti?
Atau kebersamaan kala kita mandi di kali?
Teruntuk kampung halamanku
Kini sahabat-sahabatku pergi ke kota demi sesuap nasi
Aku masih tetap setia berada di sini
Aku tak menyalahkanmu sahabatku
Ikutilah jalan takdirmu kan ku nanti selalu doa-doamu
Teruntuk kampung halamanku
Sawah hijau luas terbentang
Burung pipit berterbangan
Bercermin di atas air sungai nan jernih
Sejuk udara segar kuhirup
Teruntuk kampung halamanku
Entah mengapa kini panas sekali
Polusi udara begitu tinggi
Akankah kau tetap asri tetap lestari
Meski terus terdzalimi dengan dalih investasi
Ungaran, 30 April 2023
Prama R. Putranto
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI