Kita bisa bersama mengubah dunia
Percaya pada diri demi cita-cita
Belajar ... Bergerak ... Bermakna
Aku bisa belajar dari ilmumu
Kamu bisa belajar dari yang kutahu
Belajar ... Bergerak ... Bermakna
Meski berbeda budaya, berbagai usia
Dan ingatlah bahwa kita insan yang merdeka
Belajar ... Bergerak ... Bermakna
Semua Murid Semua Guru
-Sepenggal Lirik Lagu yang Berjudul, "Semua Murid Semua Guru" Â yang dinyanyikan oleh Indra Aziz, Endah N Rhesa, Glenn Fredly, Tompi, Tulus, Andien, dan Vidi Aldiano-
Teringat sebuah lagu yang berjudul "Semua Murid Semua Guru", lagu yang menggambarkan tentang bagaimana seharusnya pendidikan itu bermakna. Perbedaan budaya, usia, dan penekanan tentang insan yang merdeka adalah relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia. Sebuah harapan dengan hadirnya kurikulum merdeka, benar-benar mampu memerdekakan manusia Indonesia melalui pendidikan yang bermakna dan setara.
"Pendidikan merupakan pilar penting dalam pembangunan Bangsa Indonesia. Sungguh sangat mendambakan sebuah proses pembelajaran yang bermakna dan setara dari ujung barat hingga timur Indonesia. Karena semua memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan."
Sudah berapa kali kurikulum pendidikan di Indonesia ini mengalami perubahan. Setiap menteri yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), kalau saat ini Mendikbudristek memiliki programnya sendiri-sendiri. Belum optimal kurikulum yang diprogramkan pada era meteri sebelumnya, ketika menteri baru menjabat maka lahir pula program-program kebijakan yang baru. Begitu seterusnya dinamika yang terjadi di dunia pendidikan negeri tercinta. Menyikapi hal tersebut, mencoba untuk terus berpikir positif. Kebijakan dan juga program-program baru yang diluncurkan harapannya menjadi solusi di setiap permasalahan yang ada.Â
Hadirnya Kurikulum Merdeka
"Setelah Kurikulum 2013, kali ini muncul Kurikulum Merdeka."
Kehadiran kurikulum merdeka merupakan wujud upaya nyata dalam pemulihan proses pembelajaran. Â Kemudian dalam kurikulum ini ada beberapa hal yang menarik. Pertama adalah terkait dengan pembelajaran berkarakter sesuai dengan profil Pelajar Pancasila. Kedua, yakni soal fokus pada materi esensial sehingga dari segi waktu akan tercipta pembelajaran yang lebih mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, dan yang terakhir adalah fleksibilitas bagi guru dalam melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi berdasarkan dengan kemampuan peserta didik, guru pun juga dapat menyesuaikan dengan konteks serta muatan lokal yang ada. Â
Lebih Fleksibel dan Lebih Merdeka
Sejauh ini mencoba merasakan bagaimana melalui proses pembelajaran dengan ragam kurikulum adalah muncul kesan terkotak-kotakkan. Terkotak-kotakkan dalam artian jauh dari kesan fleksibel dalam belajar sesuai dengan minat. Kehadiran kurikulum merdeka mengubah semuanya. Setiap anak dilahirkan dengan unik dalam artian memiliki minat dan bakat masing-masing, kehadirian kurikulum merdeka mengakomodir mengenai hal ini. Peserta didik lebih merdeka dengan tidak adanya program peminatan di SMA sehingga peserta didik memiliki kebebasan dalam memilih mata pelajaran (mapel) berdasarkan apa yang menjadi minat, bakat, serta aspirasinya. Pembelajaran yang dikuti dan dilakoni akan berangkat dari hati yang gembira sehingga proses pembelajaran yang terjadi akan lebih mengasyikkan dan tentunya lebih bermakna.
Bagi guru, dalam kurikulum merdeka ini guru dapat lebih fleksibel dalam melakukan pembelajaran sehingga guru akan berkesempatan mengetahui bagaimana profil peserta didik dari sisi minat serta bakatnya. Hal ini menjadi pedoman bagi guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan minat peserta didik itu sendiri. Kolaborasi menjadi hal penting dan menarik dalam pembelajaran pada kurikulum merdeka ini.Â
Kemudian, hal menarik lainnya adalah setiap sekolah tentunya memiliki karakteristik satuan pendidikan dan juga peserta didik yang dimilikinya. Oleh sebab itu hal ini tidak mungkin jika pembelajaran yang ada disamaratakan, oleh sebab itu dalam kurikulum merdeka ini, sekolah memiliki wewenang dalam mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran tentunya sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.Â
Menoba selalu berpikir positif namun tetap kritis dalam menyikapi dinamika yang ada tak terkecuali dalam bidang pendidikan ini. Kurikulum yang ada, diharapkan mampu hadir sebagai solusi di tengah permasalahan pendidikan yang mendera. Pembelajaran yang bermakna, pendidikan yang setara, dan kesamaan hak untuk mendapatkan pendidikan adalah hal fundamental dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya terlebih dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Mari sambut kehadiran kurikulum merdeka ini dengan penuh suka cita dan optimisme tinggi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa! (prp)