"Pak saya izin dulu, tidak bisa ikut PJJ hari ini. Saya mau berangkat vaksin."Â
Kalimat yang keluar dari salah satu peserta didik yang menyampaikan izin tidak dapat mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena akan divaksin. Mendapati pesan whatsapp seperti itu saya pun berbalik tanya soal dimana tempat akan divaksin.Â
Lalu ia pun menimpalinya dengan jawaban lokasi tempat vaksin dan menambahkan dengan menyampaikan bahwasannya ingin segera vaksin agar dapat sekolah luring sehingga belajar lebih asyik dan dapat berjumpa dengan teman-temannya di sekolah.Â
Sebuah contoh dari salah satu peserta didik tentang bagaimana semangat tinggi untuk menyudahi kebosanan sekolah dari. Ragam kendala mewarnai PJJ yang dilalui. Mulai soal akses internet, kesulitan memahami materi, dan yang pasti adalah terjebak dalam rasa bosan berkepanjangan.
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PtM)
"Pak, saya mau ikutan vaksin segera. Takutnya nanti semisal peserta PTM harus punya sertifikat vaksin, saya kan jadi aman dan bisa ikut PTM."
Semangat kembali ke sekolah untuk belajar dan berjumpa teman-teman begitu nyata terasa. Hal ini terlihat dari banyak peserta didik yang antusias untuk mengikuti vaksin. Ragam alasan mengapa mereka bergegas untuk segera divaksin. Ada yang benar-benar ingin sehat dan terhindar dari potensi terpapar covid19 ada juga yang hanya ingin memenuhi syarat jika PTM dilaksanakan dengan mempersyaratkan vaksin, hal ini merupakan info yang simpang siur dan belum tentu kebenarannya.Â
Bagaimanapun itu, satu hal yang perlu diapresiasi adalah soal bagaimana semangat peserta didik untuk belajar secara normal di sekolah. PJJ benar-benar membuat terjebak dalam rasa bosan berkepanjangan. PJJ benar-benar membuat peserta didik menjadi malas gerak (mager) karena setiap hari harus duduk depan laptop atau hp untuk mengikuti pembelajaran secara luring dan untuk mengerjakan tugas-tugas yang bejibun. Hal ini menjadi pemicu stres bagi peserta didik. Tak ayal jika ada wacana pelaksanaan PTM, semangat untuk kembali ke sekolah semakin membuncah.
Aturan Ketat PTMÂ
"Jika PTM dilaksankan, perlu aturan ketat dan penerapan protokol kesehatan dengan disiplin tinggi."
Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelaksanaan PTM harus benar-benar disusun dengan baik. Kesiapan saran dan prasarana pendukung dalam upaya tercapainya penerapan protokol kesehatan yang baik pun harus disiapkan dengan sempurna. Hal ini menyangkut kesehatan dan keselamatan jiwa orang banyak. Oleh sebab itu perlu penanganan secara serius.Â
Alat pengukur suhu, tempat cuci tangan yang memadai, dan ketersediaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang memadai harus diperhatikan hinga sedetil mungkin. Upaya ini merupakan langkah antisipatif menjaga kesehatan peserta didik, pendidik, masyarakat, dan keluarga dari potensi terpapar covid19.Â
Semangat peserta didik yang tinggi dan kesadaran akan pentingnya vaksin dalam upaya memutus mata rantai persebaran covid19 menjadi pemantik untuk bersama-sama bangkit keluar dari jeratan pandemi.
Apapun alasannya, semangat peserta didik untuk segera divaksin dan kembali belajar secara luring perlu diapresiasi. Hal ini pun juga menjadi pemantik semangat untuk keluar dari jerat pandemi bersama-sama. Masih terasa semangat itu dan masih ada asa tersisa untuk bangkit bersama. Keyakinan bahwasannya Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh semakin membuncah. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H