Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

La Furia Roja Melaju ke Semifinal Meski Tak Cetak Gol di Waktu Normal, Unai Simon Tampil Gemilang

3 Juli 2021   14:29 Diperbarui: 3 Juli 2021   14:33 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"La Furia Roja berjaya dan berhasil melaju ke babak semifinal Euro 2020 setelah mengkandaskan asa Swiss dalam drama adu penalti."

Stadion Krestovsky di Saint Petersburg Rusia, menjadi saksi bisu duel menarik antara Swiss dan la furia roja, Spanyol. Spanyol melakoni babak delapan besar berhadapan dengan Swiss. 

Kedua tim sama-sama menurunkan pemain terbaiknya dalam starting line up. Kombinasi dan kolaborasi pemain senior dan pemain muda yang dimiliki masing-masing tim nasional (timnas) menjadi kekuatan dalam menghadapi duel penting ini. 

Swiss yang penuh perjuangan untuk sampai babak delapan besar tentunya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk terus mencatatkan historis manis dalam pencapaian timnas sepakbolanya di ajang kompetisi antar negara benua biru paling bergengsi. 

Begitupun juga dengan Spanyol, sudah tentu tidak akan mau kalah dan akan berupaya menampilkan performa terbaiknya. Kedua tim sama-sama dalam kondisi terbaiknya dalam duel ini. 

Setelah secara mengejutkan Swiss mampu menumbangkan juara dunia, Prancis, pada babak enam belas besar. Bagi Spanyol, hal ini patut diwaspadai. 

Baca Juga : 8 Pemain Ini Tampil Impresif dan Berhasil Mengantarkan Negaranya ke Babak 8 Besar Euro 2020

Pertandingan Berjalan Ketat 

Prediksi ketatnya pertandingan yang berlangsung terbukti. Sempat tertinggal di menit awal pertandingan akibat gol bunuh diri Denis Zakaria, Swiss terus berupaya untuk menyamakan kedudukan. 

Namun tidak mudah bagi Swiss untuk menjebol lini pertahanan Spanyol yang diisi nama-nama seperti Aymeric Laporte dan Pau Torres. Meski nama pemain senior seperti Sergio Ramos tak ada, namun nyatanya lini belakang Spanyol sangatlah sulit untuk ditembus. 

Hal ini membuktikan bahwa kualitas pemain muda la furia roja tidak bisa dipandang sebelah mata. Spanyol unggul hingga turun minum. 

"Spanyol tak dapat memanfaatkan peluang ketika Swiss hanya bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke 77."

Pada babak kedua Vladimir Petkovic mencoba mengubah strateginya. Terbukti pada menit ke 68, pemain tengah andalan Swiss, Xherdan Shaqiri berhasil mencetak gol. Skor menjadi imbang, 1-1. 

Asa mulai membuncah bagi timnas Swiss untuk membalikkan keadaan. Namun sebaliknya, Spanyol semakin tertekan. Sayangnya, setelah gol Xherdan Shaqiri terciptan, sembilan menit berselang, tepatnya pada menit ke 77, pemain Swiss, Remo Freuller harus angkat kaki karena mendapatkan kartu merah. 

Hal ini membuat kekuatan Swiss berkurang. Namun kesempatan ini tak dimanfaatkan dengan baik oleh la furia roja. Hingga babak kedua usai, skor pun masih sama kuat 1-1. Hal ini menyebabkan pertandingan dilanjutkan hingga perpanjangan waktu. 

"Menyadari kekuatan yang berkurang akibat dikartu merahnya Remo Freuller di menit ke 77 serta penguasaan bola yang kalah dari Spanyol, sepertinya Dimitri Petkovic lebih memilih untuk memperkuat pertahanannya dan memaksakan hasil imbang."

Hanya dengan sepuluh pemain Swiss terus menunjukkan daya juangnya untuk memenangkan pertandingan. Begitu pula Spanyol yang tak mau kalah. Jual beli serangan pun terjadi, namun kedua tim sama-sama tak menciptakan gol. 

Menyadari kekuatan timnya semakin berkurang di tengah serangan bertubi-tubi dari Spanyol, Vladimir Petkovic pun memasukkan tenaga baru, adalah Fabian Schar dan Kevin Mbabu. 

Vladirim Petkovic sepertinya lebih fokus pada lini pertahanan dengan memasukkan kedua pemain tersebut. Ia menyadari bahwasannya secara penguasaan bola, Spanyol lebih unggul. Ia pun berusaha untuk meningkatkan lini pertahanan dan menjaga agar tidak kebobolan kembali.

Jika terjadi adu penalti, peluang untuk memenangkan pertandingan akan lebih realistis terjadi dengan melihat situasi dan kondisi yang penuh tekanan selama jalannya pertandingan dengan hanya sepuluh orang pemain. 

Strategi itu terbukti berhasil, Swiss mampu menahan imbang Spanyol hingga babak kedua perpanjangan waktu usai. Kedua tim akhirnya terjebak dalam drama adu penalti. 

Adu Kehebatan antara Yann Sommer dan Unai Simon di Bawah Mistar Gawang

"Yann Sommer sepertinya lebih percaya diri karena pada pertandingan sebelumnya mampu menjadi pahlawan ketika drama adu penalti tatkala Swiss berjumpa dengan Prancis pada babak 16 besar."

Anggapan seperti itu jelas ada terlebih Yann Sommer merupakan pemain berpengalaman. Pria 32 tahun itu pun baru saja melewati drama adu penalti dengan gemilang tatkala Swiss membungkam juara dunia 2018, Prancis. 

Tak tanggung-tanggung, tendangan penalti dari pemain sekelas Kylan Mbappe mampu ia tepis dengan sempurna. Namun di sisi lain, Unai Simon yang jauh lebih muda tidak ingin disepelekan dan ia akan berusaha menunjukkan kualitasnya. 

Penjaga gawang milik Athletic Bilbao berusia 24 tahun ini benar-benar ingin membayar kepercayaan Luis Enrique sebagai pelatih dengan penampilan gemilang di bawah mistar gawang. 

Pada drama adu penalti inilah menjadi momentum yang tepat bagi Unai Simon untuk memberikan pembuktian.

Luis Enrique Percayakan Posisi Penjaga Gawang Kepada Unai Simon, Meski Pada Pertandingan Melawan Kroasia Melakukan Blunder - Sumber : bola.kompas.com
Luis Enrique Percayakan Posisi Penjaga Gawang Kepada Unai Simon, Meski Pada Pertandingan Melawan Kroasia Melakukan Blunder - Sumber : bola.kompas.com

"Momentum adu penalti antara Swiss dan Spanyol menjadi saat yang tepat bagi Unai Simon untuk membayar kepercayaan Luis Enrique. Mengingat pada pertandingan sebelumnya ia sempat melakukan blunder kala Spanyol bersua Kroasia di babak enam belas besar."

Unai Simon sempat membuat blunder kala Spanyol berhadapan dengan Kroasia. Namun Luis Enrique tetap memberi kepercayaan kepada penjaga gawang satu ini saat berhadapan dengan Swiss. 

Di tengah suasana yang menegangkan dalam drama adu penalti, Unai Simon akhirnya mampu tampil gemilang. Tak tanggung-tanggung ia mampu menepis tendangan pemain Swiss, yaitu Fabian Schar dan Manuel Akanji. 

Pada akhrinya tim matador mampu memenangkan drama adu penalti selepas keberhasilan Mikel Oyarzabal berhasil melakukan tugasnya menjadi eksekutor penalti. Spanyol melaju ke babak semifinal meski tak mencetak gol di waktu normal.

"Kegemilangan Unai Simon di bawah mistar gawang, membuat ia dinobatkan sebagai man of the match pada pertandingan antara Swiss dan Spanyol dalam babak delapan besar Euro 2020."

Setelah skor imbang 1-1 hingga waktu perpanjangan usai, akhirnya Spanyol mampu menuntaskan drama adu penalti dengan kemenangan sehingga berhak melaju ke babak semifinal. 

Hal unik adalah dalam pertandingan tersebut adalah tak satupun pemain Spanyol mencetak gol ketika waktu normal berlangsung. Namun pada akhrinya, berkat penampilan gemilang Unai Simon, tim matador mampu memenangkan drama adu penalti dan menempatkan diri di babak semifinal Euro 2020. (prp)

Baca Juga : Strategi Cerdas Andry "Sheva" Shevchenko, Ukraina Tampil Ganas

Baca Juga : 5 Alasan Lebih Memilih Piala Eropa, Ketimbang Euro 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun