Ya, yang namanya ketupat, rendang, opor, dan sambal goreng ati kentang sudah menjadi kuliner khas lebaran dimana pun berada. Hidangan-hidangan itu sudahlah pasti menghiasi setiap meja ketika lebaran atau Idul Fitri tiba. Keberadaan ketupat dan hidangan pelengkap lainnya menjadi satu alasan dimana disebut dengan lebaran. Kalau tak ada mereka, ya bukan lebaran namanya. Kira-kira begitu guyonan yang sering terjadi ketika lebaran tiba.
Hari pertama lebaran, hari kedua lebaran selalu disuguhi dengan hidangan tersebut hingga rasanya kadang bosan. Apalagi ancaman kolesterol selalu ' saja menghantui. Namun mau bagaimana lagi, terkadang hidangan-hidangan itu kalau 'dinget' atau dihangatkan kembali rasanya masih enak khususnya rendang sehingga tahan lama, namun jangan keterusan bisa bahaya juga di akhir nantinya. Begitulah serba-serbi kuliner ketika lebaran tiba, makanan lebaran yang selalu berkesan di hati. Belum lebaran jika belum menyantapnya.
"Makanan lebaran bukan hanya ketupat, rendang, opor, dan sambal goreng ati kentang, saja hlo!"
Sebenarnya makanan lebaran bukan hanya ketupat, rendang, opor, dan sambal goreng ati kentang saja, masih banyak kuliner khas lainnya. Setiap daerah pasti memiliki kuliner khas lebaran lainnya. Misalkan saja di Jakarta ada dodol betawi yang bisa menjadi pelengkap kuliner khas lebaran pada umumnya di meja makan. Lalu ada juga kuliner khas yang dapat dijadikan pelengkap kuliner lebaran yang sudah umum, di Semarang ada lunpia, di Ungaran ada tahu bakso, dan di Jogja ada gudegnya yang khas. Namun mungkin sifatnya pelengkap karena tetap saja yang utama adalah ketupat dan sahabat-sahabatnya. Kuliner pelengkap itu sebatas memberi warna hingga penawar rasa bosan yang melanda.
Kue khas lebaranÂ
Biasanya ketika menjelang lebaran tiba sudah banyak yang menawarkan beragam jenis kue kering khas lebaran. Lihat saja di story whatsapp pasti banyak ditemukan teman-teman yang menawarkan kue-kue khas lebaran yang menggoda selera. Tidak hanya rasa yang ditawarkan namun juga kemasan apik nan menarik menjadi daya magnet tersendiri bagi para calon pembeli. Ada kue putri salju, kue semprit, kue sagu, egg rolls, dan yang tetap menjadi primadona adalah kue nastar isi nanas.Â
Ragam kue kering khas lebaran dengan kemasan toples apik dan menarik menjadi daya magnet tersendiri bagi para calon pembeli untuk hiasan di meja tamu. Hidangan nikmat dengan kemasan yang indah membuat suasana lebaran semakin terasa kekhasannya. Tak dipungkiri bahwasannya selain menjadi hidangan bagi para tamu yang bersilaturahim, toples-toples cantik yang berisi kue-kue tersebut juga menjadi hiasan di meja ruang tamu.
Ketika lebaran usai
Hari pertama lebaran masih semangat menyantap opor dan kawan-kawannya. Hari kedua lebaran masih disuguhi opor, rendang, dan ketupat, namun semangat sudah mulai menurun. Tapi mau bagaimana lagi, ya disantap saja. Pada hari ketiga, aduh rasanya sudah mulai bosan menyantap itu semua. Tapi di meja makan masih ada rendang, dan rasanya pun juga masih enak. Ya sudah tetap gas saja untuk menyikat habis hidangan lebaran yang masih tersisa.
Biasanya tople-toples yang berisi kue-kue kering khas lebaran di meja ruang tamu setidaknya menyisakan seperempat dari kapasitas penuhnya. Hal ini terjadi karena banyak orang yang bersilaturahim saling mengunjungi dari rumah ke rumah. Namun untuk saat ini jumlahnya menurun karena kondisi yang tidak memungkinkan sehingga mengalihkan silaturahim dengan cara yang berbeda.Â
Yaitu dengan video call untuk tetap menjaga persaudaraan di hari lebaran. Hal ini menjadi alasan mengapa toples-toples itu masih bisa dikatakan penuh meski telah lewat hari pertama dan hari kedua lebaran. Sungguh miris melihatnya, semoga saja di tahun depat dipertemukan dengan Ramadhan dan lebaran kembali dengan kondisi yang sudah jauh lebih baik sehingga silaturahim dapat terlaksana dengan berjumpa raga secara langsung plus semakin asyik dengan bersantap kuliner khas lebaran bersama-sama.