Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Meminta Maaf Terlebih Dahulu atau Menunggu? Memaknai Idul Fitri 1442 H

13 Mei 2021   11:31 Diperbarui: 13 Mei 2021   11:43 1667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meminta Maaf dan Memberi Maaf, Jika Masih Terdapat Gengsi, Ego, dan Kesombongan Maka akan Sulit Terjadi - Sumber : health.kompas.com

Setelah berpuasa satu bulan lamanya

Berzakat fitrah menurut perintah agama

Kini kita berIdul Fitri berbahagia

Mari kita berlebaran bersuka gembira

Berjabatan tangan saling bermaaf-maafan

Hilang dendam habis marah di hari lebaran

Minal aidzin wal faidzin

Maafkan lahir dan batin

Selamat para pemimpin

Rakyatnya makmur terjamin

-Bimbo : Idul Fitri-

Baru saja kemarin rasanya mendengar lagunya Opick yang berjudul "Ramadhan Tiba". Eh tak terasa sudah sampai lebaran saja. Buktinya lagu yang berjudul "Idul Fitri" milik grup legendaris Bimbo, terdengar dimana-mana. Sedih rasanya ditinggal Ramadhan, Bulan Suci nan penuh berkah. Kini saatnya menyambut kemenangan dalam momentum Idul Fitri bagi yang benar-benar mampu melewati ibadah di Bulan Ramadhan dengan penuh kesungguhan berlandaskan keimanan. Semoga dapat dipertemukan dengan Ramadhan kembali menjadi doa setiap umat Islam dimanapun berada. 

Memaknai Kemenangan pada Momentum Idul Fitri 

Momen manusia yang diibaratkan kembali kepada keadaan suci setelah menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya selama Bulan Ramadhan. Bahkan ada juga yang mengibaratkan seperti sebuah metamorfosis dimana ulat bertransfromasi menjadi kupu-kupu yang sangatlah indah. Berpuasa sebulan penuh lamanya bak sebuah penempaan diri dalam kawah candradimuka. 

Menahan lapar dan dahaga dalam segala kondisi bukanlah perkara mudah. Ditambah lagi dengan godaan hawa nafsu serta menahan amarah butuh kesabaran ekstra tinggi. Esensinya adalah berpuasa dapat dijadikan sebuah momentum meningkatkan kualitas diri belandaskan keimanan untuk meningkatkan kadar ketawkaan. Jika hal tersebut dapat dilakukan dengan baik sehingga mewujudkan sebuah perubahan dalam kualitas diri utamanya dalam hal ketakwaan serta dapat menjalakan hal tersebut secara konsisten atau dapat disebut dengan istiqomah, maka tak salah jika kemenangan itu dirayakan dengan wujud syukur serta kerendahan hati. 

Tradisi Bermaaf-maafan 

Perayaan Idul Fitri semakin lengkap dengan tradisi bermaaf-maafan. Wujud syukur penuh kerendahan hati dalam merayakan kemenangan dengan tradisi bermaaf-maafan sungguh menguji apakah benar-benar sudah mengalami peningkatan kadar ketakwaan atau hanya diselimuti kesombongan dan ego yang tinggi serta lapar dan dahaga selama berpuasa? 

Selama hidup kita pun senantiasa tak lepas dari orang lain, berinteraksi, dan berkegiatan bersama. Sungguh dinamis hubungan interaksi tersebut dengan bermacam-macam karakter. Kemungkinan terjadi friksi jelas sangat besar sekali. Tutur kata dan tindak tanduk yang mungkin kurang berkenan di hati sangat besar kemungkinan untuk dapat terjadi. 

Jika memang ada sebuah peningkatan kadar ketakwaan maka sudah barang tentu terwujud dalam perilaku. Bagaimana perubahan perilaku pasca puasa ramadhan, apakah semakin baik atau justru sebaliknya tertutup keangkuhan diri akibat merasa yakin semua dosa sudah terampuni. Rasanya, sungguh aneh jika muncul perasaan seperti itu. Mengapa? Karena semua penilaian kembali kepada Allah SWT tentang apa yang sudah dilakukan. 

Ketika kadar ketakwaan meningkat pastinya akan berimbas pada perilaku. Perilaku yang lebih sabar, rendah hati, dan jauh dari rasa takabur. Dengan begitu akan menyadari bahwa manusia adalah tempatnya khilaf dan salah. Memunculkan rasa sadar bahwasannya hidup tak akan luput dari kesalahan kepada sesama sehingga tak ada lagi gengsi nan angkuh untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada siapapun yang sekiranya pernah bersinggungan.

Memohon Maaf Terlebih Dahulu atau Menunggu?

"Barang siapa memaafkan saat ia mampu membalas maka Allah akan memberikan maaf pada hari kesulitan" - H.R. Ath Thabrani

Memohon maaf dan memaafkan bukan perkara mudah jika hati kecil masih tersimpan dendam dan tertutup ego yang tinggi. Selain itu gengsi pun menjadi salah satu hal yang mengotori hati sehingga membuat saling memaafkan menjadi mustahil terjadi. Hal ini menjadi sorotan ketika tradisi bermaaf-maafan pada Idul Fitri tiba. Wujud perubahan perilaku setelah menempa diri melalui ibadah puasa seharusnya tercermin pada tradisi bermaaf-maafan. Jika terdapat peningkatan kadar ketakwaan maka rasa gengsi, jeratan dendam, dan ego yang tinggi akan sirna sehinga sudah tak ambil pusing soal maaf dan memaafkan. Tak peduli tua atau muda jika salah ya harus mengakui salah, meminta maaf, dan saling memaafkan? Bukankah begitu wujud saling menghormati dan menghargai?

Lebih hebatnya lagi jika meski tidak salah namun demi menjaga silaturahim agar terus terjalin dengan baik, lalu meminta maaf terlebih dahulu merupakan hal yang luar biasa. Hal ini merupakan wujud jiwa besar yang dimiliki seseorang. Sudah tidak ada lagi dendam, ego, dan gengsi yang mengotori hati. 

"Meminta maaf terlebih dahulu tak akan membuat harga diri terjun payung"

Meminta maaf terlebih dahulu baik ketika salah ataupun ketika tidak merasa salah demi menjaga keberlangsungan silaturahim yang baik tak akan menjatuhkan harga diri. Sebaliknya hal ini merupakan wujud kedewasaan yang nyata dan juga wujud meningkatnya kadar ketakwaan seseorang dimana sebuah hati yang dimiliki penuh dengan rasa ikhlas yang tak terbatas. Yakinlah hal ini akan membuat hati semakin damai dan tenang.

"Jika cinta lebih indah daripada dendam, benci, dan angkuh, mengapa tak sebaiknya kita memilih cinta dengan saling memberi maaf?"

Yuk, saling memberi maaf satu sama lain sebagai wujud syukur atas kemenangan di hari nan fitri ini. Momentum idul fitri dapat dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan hubungan silaturahim. Tak perlu lagi berpikir siapa yang salah dan siapa yang benar. Meminta maaf terlebih dahulu tidak membuat hina, sebaliknya hal ini wujud kedewasaan dan wujud perilaku seseorang yang memiliki kadar ketakwaan tinggi. Memberi maaf akan membuat hubungan silaturahim semakin mulia dan berkah. Selamat Idul Fitri 144H. Mohon maaf lahir dan batin. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun