Teringat lekat ketika masa kecil dulu, dimana saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) terpukau bercampur rasa bangga karena di dalam Buku Atlas yang selalu menemani ketika belajar di kelas terdapat salah satu keajaiban dunia yang berasal dari Indonesia. Ya, benar sekali, Candi Borobudur! Bersama teman-teman tertarik membahas mengenai hal ini, "Eh kamu sudah pernah belum ke Candi Borobudur?" Tanya salah seorang teman.Â
Aku jawab, "Belum pernah, tapi aku sangat ingin sekali ke sana, bagus ya?". "Iya! Bagus sekali, besar sekali lho!" Sahut salah seorang teman lainnya. Rasa bangga itu nyata tertanam di dalam jiwa sejak kecil sebagai bangsa Indonesia. Karena Indonesia bakal dikenal dunia dengan salah satu monumen bersejarah yang masuk dalam 7 keajaiban dunia. Candi yang terletak di Magelang, Provinsi Jawa Tengah ini benar-benar memiliki daya tarik tersendiri. Benar-benar ini yang disebut dengan Wonderful Indonesia.Â
"Bagaimana sih sebenaranya sejarah dari Candi Borobudur itu?
"Lalu ketika dahulu kala digunakan untuk apa ya?"
"Kemudian relief-relief yang tergambar menceritakan tentang apa ya?"Â
Seiring berjalannya waktu semakin kritis pertanyaan yang muncul. Tidak hanya terpukau dengan kebesaran candi itu saja yang sungguh luar biasa. Namun pertanyaan-pertanyaan kritas mulai tampak di permukaan. Mungkin sebagian besar orang mengalami hal yang sama. Semakin kritis mengenai seluk beluk Candi Borobudur.Â
Mengkaji Makna Relief-relief Candi BorobudurÂ
Menjadi sebuah pertanyaan yang harus dipecahkan berlandaskan ilmu-ilmu yang relevan. Kajian kesejarahan, arkeologi, sosiologi, antropologi, etnomusikologi, bahkan teologis dapat menjadi landasan dalam mengkaji dan menguak apa saja yang sebenarnya terjadi pada masa dibangunnya Candi Borobudur.Â
Jika dipahami secara seksama bahwasannya pada relief-relief yang tergambar tersebut menceritakan tentang bagaimana masyarakat pada waktu itu berkehidupan keseharian. Mulai dari hal-hal sederhana keseharian yang biasa dilakukan hingga terkait hal-hal kompleks yang membudaya, bahkan juga tentang bagaimana tatanan kehidupan masyarakat berjalan.Â
Hal itu menunjukkan bahwa ada sebuah peradaban yang luar biasa pada masa itu yang patut untuk diulik secara mendalam berlandaskan ilmu-ilmu yang relevan. Pertanyaannya apakah peradaban pada masa itu lebih maju dari masa sekarang atau sebaliknya? Pertanyaan yang membuat semakin penasaran, karena tanda-tanda kemenarikan itu jelas terpampang nyata.Â
Pendidikan, Seni, dan Petunjuk Hidup
Mengkaji secara mendalam dan mengevaluasi hingga menarik simpulan dalam studi pada Candi Borobudur merupakan wujud nilai pendidikan yang nyata. Menarik pesan apa yang sebenarnya terjadi bagi manusia masa kini. Jika ditilik lagi pada relief-relief tersebut menceritakan pada masa itu peradaban sudah sangat maju. Potret keadaan masyarakat dengan kehiduban sosial budayanya mengindikasikan kemajuan nyata pada masa itu di Nusantara.Â
Hal yang lebih mencengangkan lagi adalah ketika ditemukan relief-relief yang menceritakan masyarakat pada saat itu sangat lekat dengan seni. Bukti nyatanya adalah dalam relief tersebut masyarakat sudah banyak yang memainkan berbagai macam alat musik yang bahkan hingga saat ini pun alat musik tersebut masih digunakan. Semakin heran bukan? Bagaimana peradaban pada abad ke 8 itu terjadi, dan seberapa jauh kemajuannya? Semakin ke sini apakah peradaban itu semakin maju atau malah sebaliknya? Tersirat pesan nenek moyang bagi manusia masa kini tentang tatanan kehidupan.
Beragam Relief Alat Musik Terpahat Pada Relief Candi Borobudur
Tidak salah jika dikatakan bahwasannya Borobudur pusat musik dunia. Mengapa demikian? Karena dari relief-relief yang terpahat dengan indah itu menunjukkan pada masa itu masyarakat telah mengenal alat musik. Alat musik yang dimainkan pun beragam dan tidak hanya dimainkan secara sendiri-sendiri namun juga secara kolosal. Alat musik ritmis, melodis, dan harmonis pun nyata terpahat dalam relief-relief itu.Â
Semakin bertanya-tanya bagaimana peradaban pada masa itu. Sepertinya sudah sangat maju sekali, mengingat kemajuan seni merupakan indikator kemajuan suatuu peradaban dalam masyarakat. Hal ini semakin menegaskan bahwasannya Borobudur pusat musik dunia.Â
Terdapat 200 relief bertema musik yang berada di 40 panil. Beragam alat musik terpahat jelas dalam relief-relief tersebut. Jenis alat musiknya pun sangatlah banyak. Ada alat musik perkusi dengan beragam bentuk dan kekhasannya. Salah satunya adalah kendang tong yang hingga saat ini akrab kita temui pada musik-musik khas sunda dan juga jawa.Â
Lalu juga ada alat musik sejenis simbal dan juga gambang serta saron. Ternyata alat musik itu sudah ada sejak masa lampau. Candi Borobudur sebagai monumen dan sebagai bukti kemajuan peradaban pada masa itu. Lalu untuk alat musik petik juga ada sejenis harpa yang mirip dengan alat musik tradisional afrika serta alat musik tiup berbentuk seperti suling dan banyak lagi.Â
Berdasarkan bukti yang terpahat jelas dalam relief Candi Borubudur bertema musik dapat diimajinasikan bahwasannya pada masa tersebut sudah terdapat seni dan budaya yang sangat maju. Bahkan dapat dimungkinkan pula Borobudur menjadi pusat musik dunia, tempat bertemunya seniman dari seluruh nusantara bahkan seluruh penjuru dunia. Bukti nyata Borobudur pusat musik dunia.Â
Sound of Borobudur MovementÂ
Menilik sejarah tentang peradaban manusia pada masa lampau yang terukir dalam Candi Borobudur. Rasanya semangat untuk belajar, nguri-uri, melalui budaya dan ilmu pengetahuan yang terintrepretasikan melalui seni semakin tak terbendung. Kejayaan peradaban masa lalu wajib dipelajari sebagai pendidikan untuk kemajuan manusia masa kini.Â
Segala aspek peradaban luar biasa yang terkandung pada masa lampau sebagai pemantik untuk terus mendalami, mempelajari, mengkaji, hingga mengamalkan nilai-nilai luhur apa yang terkandung di dalamnya sehingga mampu menjadi modal utama dalam menghadapi masa kini dengan dinamikanya. Relevansi masa lampu dan masa kini antara bagaimana peradaban yang tergambar dalam relief Candi Borobudur dan pada masa sekarang ini nyatanya masih sangat erat.Â
"Harmoni Sound of Borobudur, Menyadarkan keluhuran masa lampu yang menyiratkan pesan bagi manusia masa kini"
Melalui Sound of Borobudur Movement, sebuah gerakan kebangsaan untuk mengembalikan jatidiri manusia Indonesia yang sesungguhnya merupakan gerakan yang sangat positif. Menapa demikian? Semangat saling mengedukasi berlandaskan budaya kebangsaan melalui Sound of Borobudur berupaya untuk bersama-sama sadar akan warisan budaya masa lampu negeri tercinta yang tersirat nilai-nilai luhur di dalamnya.Â
Tidak hanya soal nilai-nilai luhur namun lebih detil lagi tentang bagaimana tatanan diri, kemasyarakatan, kenegaraan, bahkan tentang keseimbangan dengan alam yang sangat kontekstual pada masa kini. Hal ini pun dapat menjadi solusi untuk memecahkan permasalahan kebangsaan yang terjadi saat ini dan di masa yang akan datang.
Sound of Borobudur merupakan harmoni yang indah bermula dari masa lampau untuk masa kini. Relevansi peradaban manusia masa lampau yang terukir jelas pada Candi Borobudur menyiratkan pesan untuk kondisi kebangsaan di masa kini. Upaya nyata nguri-uri dan edukasi demi mengembalikan jatidiri bangsa dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya menunjukkan kekhasan manusia Indonesia yang berbudaya dan toleran terhadap alam dan juga sesama manusia. Inilah Wonderful Indonesia dengan semangat getaran harmoni Sound of Borobudur. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H