Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jangan Pernah Berputus Asa dari Rahmat Allah

10 Mei 2021   08:59 Diperbarui: 10 Mei 2021   09:18 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Korupsi - Sumber : nasional.kompas.com

Suatu pagi di sebuah kantor pelayanan masyarakat

"Kreek" Rendra membuka pintu ruang kerjanya yang sudah cukup tua dan reyot. Rendra pun masuk kemudian meletakkan tasnya di kursi dan bersegera membua komputer jinjing karena masih banyak tugas pekerjaan yang belum ia selesaikan. Rendra membiarkan pintu ruanganya terbuka menganga.

Tak lama berselang ketika Rendra sedang asyik mengetik dan fokus menyelesaikan apa yang telah menjadi tanggung jawabnya tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki. "Tap tap tap".

Ilustrasi Korupsi - Sumber : nasional.kompas.com
Ilustrasi Korupsi - Sumber : nasional.kompas.com

"Braaaak!" Seberkas kertas dibanting di meja Rendra disusul dengan tawa terbahak-bahak, "Bro, duit gedhe bro, Hahahahahaha!" Ternyata yang masuk adalah Pak Parjo atasan Rendra, ia datang penuh dengan kegembiraan.

"Wahduh Pak, ada apa Pak Parjo, kok ngageti saja." Gerutu Rendra pada Pak Parjo yang mengganggu Rendra sedang fokus menyelesaikan tanggung jawabnya.

"Hahaha, sudah kamu mau uang besar nggak? Ini ada proyekan mantab nih, lumayan untuk tambah-tambah nutup cicilan rumahmu! Hahaha!" Pak Parjo tertawa terbahak-bahak

"Proyekan apa ya pak?" Tanya Rendra penasaran

"Biasaaaa, proyek pengadaan ATK untuk kegiatan seluruh warga Kecamatan Ngudi Mulyo! Seluruh warga harus ikut ini, kan lumayan kita bisa untung dari pengadaan barang ini. Nggak sedikit hlo jumlahnya, nanti kita mainkan saja pelaporannya, biar untung kita makin gedhe! Udah kamu tenang aja, pasti aman semuanya!" Pak Parjo menerangkan maksud dan tujuan liciknya.

Mendengar maksud dan tujuan Pak Parjo, Rendra pun gemetar kebingungan. Rendra berada di antara persimpangan antara tergiur pundi-pundi rupiah yang besar di tengah kebutuhan hidup yang semakin melilit dan teringat akan dosa besar jika mengiyakan ajakan korupsi itu. 

Dalam hati pun Rendra berkata dan menguatkan dirinya, "Mau sampai kapan aku terjebak dalam lingkungan seperti ini dan terus menerus takut untuk berkata yang benar itu benar dan yang salah itu salah? Mau sampai kapan aku ditekan seperti ini, melakukan apa yang membuat hati nurani bergejolak? Aku harus berontak, aku yakin niatku baik, aku tak peduli, rezeki sudah ada yang ngatur, Allah SWT!"

Bibir Rendra gemetar mencoba menyampaikan apa yang telah menjadi prinsip hidupnya, Rendra tahu akan resiko yang akan didapat jika menentang atasan namun ia lebih takut akan dosa, "Mmmmaaf Pak Parjo, bukan saya menentang instruksi Bapak sebagai atasan saya, namun saya tidak berkenan jika melakukan ketidakjujuran seperti itu, mohon maaf Pak Parjo!" 

"Kenapa kamu sekarang sok suci sekali, Ndra!" Bentak Pak Parjo. "Awas kamu! Tidak lama kamu akan saya mutasi karena tidak patuh dan loyal kepada atasan!" Pak Parjo, mengambil berkas itu, keluar ruangan, dan membanting pintu ruangan Rendra, "Braaaak!"

Rendra merasa lega sudah menyampaikan uneg-unegnya selama ini, ia ingin hidup lebih baik dan ingin segera bertaubat dari apa yang telah ia lakukan selama ini di lingkungan kantornya. Ia tak peduli apa yang akan terjadi karena ia yakin bahwasannya rezeki sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT dan tidak akan membiarkan makhlukNya yang berjalan di atas kebenaran dalam keadaan yang sia-sia. Rendra ingin bertaubat dan mensucikan diri dari semua dosa-dosa yang telah ia perbuat. 

"Astaugfirullah, Alhamdulillah, Yaa Allah lindungi hamba selalu dari godaan untuk berbuat keji dan dzalim!" Rendra terus bersyukur dan merapal do'a.

Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan sabar mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) bagi orang yang bertakwa - Q.S. Thaha : 132

Suatu ketika Rendra pulang kerja, ia melewati warung kopi yang di sana terdapat banyak teman-teman lamanya

Ilustrasi Minuman Keras atau Minuman Beralkohol - Sumber : kompas.com
Ilustrasi Minuman Keras atau Minuman Beralkohol - Sumber : kompas.com

Terlihat dari kejauhan di samping warung kopi yang sangat ramai. Terdapat segerombolan laki-laki duduk lesehan, melingkar, dan di tengah-tengah mereka terdapat botol minuman beralkohol dan sepiring saren. Mereka tertawa terbahak-bahak penuh suka cita. Sepertinya mereka baru saja menang lotere.

Dari kejauhan Rendra melihat teman-temannya itu. Setiap pulang kerja, Rendra selalu melewati warung kopi itu karena satu arah dengan perjalanan ia pulang ke rumah. Usut punya usut Rendra pun pernah tergabung dalam geng itu, namun semenjak ia sakit keras akibat terlalu banyak minum minuman beralkohol oplosan dan hampir mati. Lalu ia tersadar dan mulai melepaskan diri dari jeratan gengnya. 

"Woy, Ndra!" Teriak Abdi, salah satu teman Rendra yang berada dalam lingkaran itu. 

"Ndra, ayo kumpul, udah lama nih kita nggak nyekek botol bareng-bareng Hahahahaha!" Sahut Andre yang disambut dengan tawa teman-teman Rendra lainnya.

Rendra mendengar suara ajakan mereka dan semakin dekat melangkah mendekati mereka. Rendra pun hanya tersenyum. Semakin melangkah, Rendra pun semakin mendekati mereka. 

"Wah bro, maaf ya aku sudah nggak minum-minum lagi semenjak sakit kemarin aku sadar bahwa kematian itu sangat dekat, aku pengen tobat aja bro!" Rendra menanggapai teman-temannya itu dengan senyum khasnya.

"Ah, gayamu Ndra, kayak nggak inget aja dulu kamu gimana sama kita-kita hahahaha!" Ujar Agung sembari menertawai Rendra.

Rendra tetap tenang menanggapinya, "Iya benar, tapi aku sadar ketika aku hampir mati waktu itu, bahwa kematian itu sewaktu-waktu dapat terjadi. Makanya aku milih taubat aja!"

"Emang tobatmu bakal diterima, Ndra. Aku tahu kamu lah kayak gimana. Wong kita aja sama-sama berbuat dosa hahahaha!" Sahut Si Samson

"Iya bro, namun aku nggak mau berputus asa atas rahmat Allah, karena aku yakin Allah maha pengampun dan Allah maha penyayang. Yaudah aku jalan balik dulu ya bro, assalamu'alaikum!" Rendra menanggapi Samson lalu berpamitan melanjutkan perjalanannya.

Di jalan Rendra berkata dalam hatinya, "Alhamdulillah semoga aku bisa istiqomah di jalanMu Ya Allah. Semoga aku bisa terus mengajak ke dalam hal kebaikan dan mengajak menjauhi kemungkaran. Terimakasih Ya Allah telah memberikanku kesempatan untuk bertaubat dan menyucikan diri atas semua dosa-dosa yang telah aku perbuat dan melampaui batas pada masa laluku yang kelam itu. Alhamdulillah." Rendra tersenyum mensyukiri nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. 

Katakanlah. Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri ! Janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh ! Dialah Maha Pengampun dan Maha Penyayang - Q.S. An-Nisa : 110

Pintu taubat senantiasa terbuka. Namun apakah kita dapat memanfaatkannya dengan baik ketika Allah memberikan kesempatan hidup? Meski masa lalu berlumur dosa dan penuh malu akan semua dosa yang telah diperbuat di hadapan Allah, namun bukankah Allah Maha pengampun dan Allah Maha penyayang? 

Mari gunakan kesempatan hidup di sisa usia yang telah ditetapkan untuk bertaubat dan menyucikan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan. Allah Maha Pengasih dan Allah Maha Penyayang. Wallahu 'alam bisshawab. (prp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun