Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rasulullah Muhammad SAW, Tauladan dalam Bertoleransi

3 Mei 2021   09:43 Diperbarui: 3 Mei 2021   10:19 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Toleransi, Islam Mengedepankan Toleransi dalam Hal Muamalah dengan Mengedepankan Kasih dan Sayang - Sumber: regional.ko

Bismillahirrahmaanirrahim, "Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

Berangkat dari kalimat basmalah yang memiliki makna bahwasannya Allah adalah Maha Pengasih dan Allah adalah Maha Penyayang. Sebagai umat Islam yang meyakini bahwasannya Islam adalah agama Rahmatan lil 'alamin (Rahmat atau kasih sayang Allah kepada alam semesta) maka dalam menyikapi perbedaan dan keragaman yang sudah menjadi keniscayaan pasti akan mengedapakan nilai-nilai toleransi yang penuh dengan kasih sayang. Hal nyata dan jelas bahwasannya Islam adalah agama damai dan menyejukkan.

Hal dasar dalam Islam adalah tentang kasih sayang. Tidak ada keterpaksaan dan upaya memaksa dalam memeluk agama Islam. Semua berangkat dari kerelaan hati yang dipenuhi dengan hidayahNya. 

Jika ada yang mengatasnamakan Islam namun bertindak dengan penuh kekerasan. Maka perlu ditanyakan kembali keIslamannya, apakah benar-benar Islam atau bukan. Karena Islam dilandasi dengan nilai-nilai kedamaian. 

Bayangkan saja jika setiap hari ketika setiap melakukan kegiatan apapun selalu diawali dengan membaca kalimat basmalah. Maka sangat tidak sesuai jika tindak-tanduknya jauh dari nilai-nilai kasih sayang serta saling menghargai dan menghormati.

Toleransi dalam Islam

Bicara mengenai toleransi menurut Islam perlu perhatian khusus dan pengkajian secara mendalam agar tidak terjadi kesalahpahaman. Karena hal ini sangat sensitif namun kesemuanya sudah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. 

"Agama yang paling dicintai Allah adalah ajaran yang lurus lagi toleran" 

Berdasarkan hadist sahih bukhari di atas jelas bahwa Islam mengedepankan nilai-nilai toleransi dalam menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan oleh sebab itu Rasulullah Muhammad SAW senantiasa memberikan tauladan tentang bagaimana bertoleransi yang baik, benar, dan tepat menurut Islam. 

Perbedaan-perbedaan yang ada tidak hanya hubungan antar umat beragama namun juga terjadi di kalangan muslim sendiri. Jika benar-benar mampu mengedepankan nilai-nilai toleransi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, pasti akan mampu meminimalisasi friksi-friksi yang terjadi.

Tentang tolerasin antar umat beragama, Islam telah mengatur sedemikian rupa. Dalam Islam toleransi melingkupi hal-hal yang berkaitan dengan hubungan sosial (muamalah) namun tidak dengan hal yang berkaitan dengan keyakinan (akidah). Karena menjaga hubungan sosial yang baik dalam berkehidupan bermasyarakat atau hubungan sosial jelas menjadi nilai ibadah. 

Karena dalam Islam ibadah itu tidak hanya yang bersifat veritkal (Hablum Minallah) atau dapat diartikan sebagai hubungan antara makhluk dengan Allah, namun juga ibadah yang sifatnya horizontal (Hablum Minannas), hubungan antara sesama manusia. 

Jelas sekali, bahwasannya Islam mengedepankan cinta, kasih, dan saling menghormati baik dalam ibadah maupun dalam berhubungan sosial bermasyarakat yang pasti tedapat perbedaan-perbedaan dan keberagaman yang mewarnainya. Itulah wujud nyata bagaimana Islam mengajarkan nilai-nilai toleransi. 

Kisah Rasulullah Muhammad SAW Ketika Mendapati Jenazah Seorang Yahudi 

Sebuah kisah tauladan dari Rasulullah Muhammad SAW tentang toleransi. Satu kisah dimana ada rombongan yang membawa jenazah seorang Yahudi melewati Rasulullah Muhammad SAW. Seketika itu pula Rasulullah Muhammad SAW berdiri sebagai bentuk penghormatan. Lalu sahabat, memberi tahu tentang jenazah itu adalah seorang Yahudi. 

Kemudian Rasulullah Muhammad SAW menjawab "Bukankah ia juga manusia?" Sebuah tauladan yang luar biasa dimana para sahabat terheran-heran ketika Rasulullah Muhammad SAW yang pada masa itu selalu saja dimusuhi oleh orang-orang Yahudi, namun tetap memberikan penghormatan ketika jenazah seorang Yahudi lewat di depan beliau. Rasulullah Muhammad SAW memberikan contoh bagaimana menghormati manusia terlepas latar belakang dan agamanya. Inilah bukti tauladan tentang toleransi oleh Baginda Nabi Muhammad SAW.

Kisah Rasulullah Muhammad SAW dalam Perjanjian Hudaibiyah 

Sebuah kisah tentang toleran yang dicontohkan oleh baginda nabi adalah ketika momentum perjanjian hudaibiyah. Ketika itu Rasullullah beserta rombongannya berniat untuk melaksanakan ibadah umroh di Kota Mekah. Rasulullah beserta sekita seribu empat ratus pengikutnya harus menerima perilaku yang kurang menyenangkan ketika dihalangi oleh kaum musyrikin. 

Baginda nabi pun berusaha menjelaskan maksud dan tujuannya untuk umrah dan tawaf, bukan untuk berperang. Namun kaum musyrikin tetap berkeras hati dan enggan menerima kehadiran baginda nabi. 

Rasulullah Muhammad SAW pun mengutus Usman untuk melakukan pendekatan. Namun nihil hasilnya, suku Quraisy pun masih tetap berkeras hati. Lalu kemudian di sinilah muncul nilai-nilai toleransi yang dikedepankan oleh pihak baginda nabi. Kedua belah pihak membuat sebuah perjanjian yang dinamakan dengan perjanjian huadibiyah. 

Ketika perumusan perjanjian itu di antara kedua belah pihak, pihak baginda nabi selalu saja dibantah oleh pihak suku Quraisy, namun pihak baginda nabi senantiasa menahan diri dan mengikuti apa yang diinginkan oleh pihak suku Quraisy. 

Hingga perjanjian telah disepakati, pihak baginda nabi selalu menghormati dengan mematuhi isi perjanjian itu, namun sebaliknya justru dari pihak suku Quraisylah yang selalu melanggar. Hal ini menjadi bukti tauladan dari Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa sabar dan menghargai sebuah janji dengan mematuhi dan tidak melanggar. Wujud nyata toleransi dari baginda nabi.

Kisah Rasulullah Muhammad SAW Ketika Dikunjungi Rombongan yang Beragama Nasrani 

Sungguh Rasulullah Muhammad SAW adalah suri tauladan yang baik. Semua aspek kehidupan yang telah diatur dalam Islam, Rasulullah pun telah memberikan contoh. Tak terkecuali soal toleransi antar umat beragama. Sebuah kisah dimana Rasulullah Muhammad SAW dikunjungi oleh rombongan yang beragama Nasrani dipimpin oleh Pendeta Abu Al Harisah bin Al Qomah. 

Lalu ada hal yang mengagetkan ketika Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat baru saja melaksanakan sholat berjamaah, tiba-tiba rombongan Pendeta Abu Al Harisah berkeinginan untuk mengadakan kebaktian di masjid. 

Sontak para sahabat bermaksud untuk melarangnya. Namun, baginda nabi mencegahnya para sahabat dan rombongan Pendeta Abu Al Harisah pun melaksanakan kebaktian dengan menghadap ke timur disaksikan oleh baginda nabi dan para sahabat. Sunggu mulia perilaku Rasulullah Muhammad SAW, sungguh di dalam Rasulullah Muhammad SAW ada suri tauladan yang baik. 

Islam mengajarkan banyak hal melingkupi seluruh aspek kehidupan dengan mengedepankan kasih sayang serta saling menghormati seperti apa yang telah ada dalam Al Qur'an dan Hadist sebagai pedoman dan tuntunan hidup umat Islam. Begitupun juga Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan yang patut untuk ditiru oleh umat Islam. 

Tak terkecuali soal toleransi, Islam sangat mengedepankan toleransi dengan prinsip kasih dan sayang serta kelembutan hati untuk hal-hal yang bersifat hubungan sosial atau muamalah, namun tidak untuk perihal keyakinan atau akidah. 

Jelas tersurat dalam Al Qur'an tentang toleransi yaitu "Untukmu Agamamu, dan Untukku Agamaku". Wallahu 'alam bis shawab. (prp)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun