Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mencintai Pekerjaan Setulus Hati

26 Maret 2021   11:27 Diperbarui: 26 Maret 2021   11:32 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilematis memang ketika dihadapkan dengan sebuah pilihan yang selalu saja membuat hati gundah gulana. Tentang pekerjaan adalah salah salah satu penyebabnya. Ya, mengapa tentang pekerjaan? Karena bekerja tidak sesuai dengan passion atau dengan latar belakang pendidikan namun di satu sisi harus bertanggung jawab menafkahi dan menghidupi keluarga. Sebuah dilema dalam hidup yang harus dihadapi dan disikapi dengan bijak.

Sebagai contoh saja ketika latar belakang pendidikan adalah lulusan sarjana hukum namun ternyata arus membawa ke tempat kerja yang berkaitan dengan keuangan. Di satu sisi harus menjadi pengacara, hakim, atau apapun yang sesuai bidang namun jelas sekali begitu sulitnya lowongan pekerjaan yang sesuai dengan passion atau mungkin harus berkali-kali gagal dalam seleksi dan yang hanya diterima pada posisi pekerjaan yang tidak sesuai latar belakang. Lantas mau bagaimana lagi sedangkan hidup harus terus berjalan dan harus pula menafkahi keluarga sebagai bentuk tanggung jawab.

Setidaknya bagaimanapun pekerjaan itu selagi halal harus disyukuri sebagai jalan hidup yang memang harus dilalui. Meski di tengah jalan keinginan untuk beralih profesi kembali ke passion pasti ada namun setidaknya sembari mencari profesi lain, pekerjaan yang ada juga harus dijalani dengan suka cita, mengapa? Karena berikut ini.

Meski Tak Menghasilkan Uang Banyak Namun Jelas Nyata yang Menghidupi

Ketika perjuangan mencari pekerjaan selalu menemui penolakan. Ketika sudah menghabiskan beratus-ratus lembar kerta untuk menulis daftar riwayat hidup namun hasilnya pun tetap nihil. Hingga akhirnya diterima pada instansi atau perusahaan yang ternyata di luar ekspektasi serta harus bekerja dengan job desc yang jauh dari latar belakang pendidikan atau dengan passion, itulah hal yang benar-benar harus disambut dengan positif dan penuh syukur. Meski bekerja dengan nominal sedikit, namun perlu mengingat dan merenungkan secara mendalam bahwasannya pekerjaan itulah yang nyatanya mampu untuk menghidupi diri hingga saat ini. Bahkan dengan hasil dari pekerjaan itulah yang mampu menghidupi keluarga, anak, dan istri di rumah.

Jalani dengan Penuh Cinta dan Ketulusan Hati 

Sembari mencari pekerjaan yang cocok atau ingin berwirausaha sesuai dengan latar belakang pendidikan atau passion, maka pekerjaan yang ada perlu dijalani setulus hati. Tetap terus berkontribusi positif dan memberikan energi positif agar ketika bekerja semua dapat berjalan dengan baik dan penuh berkah. Mengingat kembali serta merenungkan betapa berharganya pekerjaan yang sedang dijalani meski tidak sesuai dengan latar belakang dan passion namun itulah pekerjaan yang menghidupi hingga saat ini.

Kedua alasan di atas setidaknya dapat menjadi bahan perenungan di tengah pergolakan batin terkait pekerjaan yang jauh dari latar belakang pendidikan dan passion. Tetap menjadi positif adalah keharusan agar dapat bekerja dengan penuh cinta dan suka cita.(prp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun