Awal pandemi menjadi momentum dimana hobi bersepeda menjadi booming kembali. Seketika itu banyak orang berlomba-lomba membeli sepeda baru. Berapapun harganya tetap dibeli juga. Entah sebenarnya karena murni keinginan untuk berolahraga sebagai upaya meningkatkan imunitas tubuh, mengikuti tren terkini, atau hanya demi membuat konten apik dan menarik untuk mengisi akun media sosial yang dimiliki.
Apapun alasannya, nyatanya hobi bersepeda benar-benar membuat masyarakat berbondong-bondong turun ke jalan untuk bersepeda bersama. Berkeliling kota ataupun menikmati keindahan alam dan udara segar di desa-desa menjadi kegemaran baru di tengah masa pandemi. Namun, pertanyaannya apakah setelah satu tahun lamanya berada dalam kehidupan dengan kenormalan baru, hobi tersebut masihkah dijalankan atau bahkan ada keinginan untuk menjual sepeda yang telah dibeli? Jika memang hobi maka akan terwujud dengan konsistensi, namun jika hanya sekedar ikut-ikutan maka kegemaran itu hanya bertahan sementara dan sirna.
Masih lekat teringat ketika di awal pandemi bersepeda menjadi sangat booming. Ruas-ruas jalan pun sesak dipenuhi para pesepeda. Tak jarang hal tersebut memunculkan kemacetan di jalan. Hal ini sungguh memprihatinkan. Terkadang juga sering ditemukan pesepeda yang ugal-ugalan sehingga sangat membahayakan pengguna jalan lainnya dan juga pesepeda itu sendiri. Oleh sebab itu perlu kiranya memperhatikan etika bersepeda karena semua orang punya hak yang sama ketika berlalu lintas.
Bersepeda Pada JalurnyaÂ
Setiap orang memiliki hak yang sama ketika berlalu lintas di jalan. Jangan sampai mengganggu dan membahayakan pengguna jalan lainnya. Bayangkan saja ketika sedang boomingnya bersepeda maka ruas-ruas jalan dipenuhi dengan para pesepeda. Seringkali ditemukan pula para pesepeda yang mengambil jalur pengguna jalan lainnya.Â
Bersepeda terlalu ke tengah sehingga membahayakan diri dan menimbulkan kemacetan sehingga pengguna sepeda motor atau mobil harus menurunkan kecepatanya sesegera mungkin agar tidak "menyenggol" para pesepeda. Hal ini sangat-sangat membahayakan. Jika memang sudah tersedia jalur bagi para pesepeda maka seyogyanya tetaplah berada pada jalur tersebut. Jika memang tidak tersedia jalur bagi pesepeda, maka sebaiknya tetap menepi dan jangan terlalu ke tengah.Â
Ketika bersepeda perlu juga rasanya untuk atur kecepatan demi keselamatan. Jika berada di tempat yang ramai, apakah harus menggenjot sepeda dengan kecepatan tinggi? Jika memang ada target waktu dalam bersepeda maka pilihlah rute yang aman sehingga dapat bersepeda dengan nyaman. Jika kebut-kebutan di tempat yang padat dengan pengguna jalan lainnya sebaiknya atur kecepatan dan bersepedalah dengan sopan.Â
Patuhi Rambu-rambu Lalu LintasÂ
Semua pengguna jalan memiliki kewajiban yang sama terkait dengan bagaimana mematuhi aturan yang berlaku dalam berlalu lintas. Hal ini demi saling menjaga keselamatan satu sama lain. Tidak ada yang diistimewakan semua memiliki hak dan kewajiban yang sama demi kenyamanan bersama pula. Ketika lampu merah menyala maka sudah semestinya untuk berhenti dan jangan "nyelonong". Hal ini seringkali ditemukan, pesepeda tetap berjalan meski lampu merah menyala dengan terang dan jelas di depan mata.