Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gelap Malam

23 Februari 2021   20:49 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:15 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gelap Malam - Sumber : kompas.com

Ketika Matahari Tergelincir 

Berganti pergi

Hadirlah Bulan dan Bintang 

Menerangi gelap malam

Seketika terasa berbeda 

Harus kembali merasakan sunyi 

Sunyi sepi menusuk kalbu 

Semakin malam semakin menjadi 

Terjebak dalam kekalutan 

Terjebak dalam kebingungan 

Terjebak dalam kegundahan 

Terjebak lemah

Tanya hati terus tergetar 

Ingin berontak sejadinya 

Ingin lepaskan semua belenggu 

Energi hina menjerat 

Akankah seperti ini selalu?

Sampai kapan?

Entah sampai kapan? 

Aku aku aku? Akulah penawar 

Kubasuh wajah 

Tirta yang dingin 

Dalam hening gelap malam 

Sungguh menusuk tulang  

Terduduk terdiam terpaku 

Butiran stigi harum mewangi 

Mensyukuri setiap hembus napas 

Merapal Doa menyebut namaNya 

Akulah penawar 

Aku berserah 

Kepada pemiliku 

Pemilik gelap malam 

PRP : Ungaran, 23 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun