Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kapan Kumpul, Duduk Berembug?

10 Februari 2021   15:00 Diperbarui: 10 Februari 2021   15:18 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Duduk Berembug - Sumber: regional.kompas.com

Hampir setiap hari selalu dijejali dengan tayangan yang mempertontonkan debat kusir. Perdebatan di muka umum yang nyatanya hanya beradu argumen mengedepankan ego dan terkadang penuh dengan arogansi. Saling mempertahankan pendapat demi golongannya demi kelompoknya. 

Bahkan tak jarang berakhir dengan baku hantam. Ada yang berusia tua ada pula yang berusia muda, nilai-nilai sopan santun sepertinya sudah lupa seketika jika tak terima pendapat atau pernyataannya disanggah.

Di layar kaca televisi, hampir setiap stasiun televisi memiliki acara yang dikemas sedemikian rupa mempertontonkan beberapa pihak yang berseberangan untuk menyampaikan gagasan terkait topik yang sedang hangat.

Duduk santai saling berjumpa dalam studio, saling bertegur sapa, dan memberikan senyuman hangat. Namun tetap dalam keadaan siap untuk menyerang, bertahan, atau melakukan serangan balik melalui diksi-diksi ciamik yang akan dilontarkan.

Lalu di media sosial pun juga demikian keadaannya. Berbagai akun media sosial yang ditengarai merupakan akun dari pihak-pihak yang saling berseberangan tumbuh menjamur. Menyebarkan berbagai macam narasi. Ada narasi positif dan inspiratif, namun tak jarang pula narasi yang menyentil dan provokatif.

Postingan-postingan yang berseliweran mampu mendengungkan keberpihakan dan tak jarang mampu menggiring opini seseorang yang tak sengaja membacanya. Lalu bagaimana dengan yang benar-benar sengaja membacanya dengan penuh keyakinan serta fanatisme tinggi? 

Si A mengkritik si B, si B tak terima lalu si A pun berkelit begitulah yang terjadi. Selalu saja dipertontonkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak berkemajuan untuk membangun bangsa yang lebih baik demi mewujudkan Indonesia Maju di tengah keberagaman yang ada. Perbedaan dan keberagaman adalah sebuah keniscayaan yang tentunya perlu disikapi dengan bijak dan suka cita.

Rasanya memang perlu mengedepankan nilai-nilai luhur dalam menyampaikan pendapat atau bahkan menkritisi sesuatu namun dengan tujuan yang nyata yaitu kemashlahatan dan kemajuan bangsa. Perlu ditekankan yaitu demi kemajuan bangsa dan negara bukan kemajuan dan kepentingan pribadi atau golongan tertentu saja.

Berpendidikan Tinggi Namun Penuh Arogansi

 "Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bukan pendidikan sama sekali." - Aristoteles

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun