Bagaimana tidak, tren tersebut mampu menjadi kegemaran baru bagi masyarakat. Namun pertanyaannya, apakah dalam menjalankan kegemaran baru itu dapat secara konsisten dilakukan, atau hanya ikut-ikutan saja.Â
Masih lekat dalam ingatan betapa boomingnya olahraga bersepeda di masa pandemi. Orang-orang berbondong-bondong membeli sepeda baru. Tak peduli harga melambung tinggi, tetap saja dibeli demi mengikuti tren masa kini di tengah pandemi.Â
Di sepanjang jalan ditemukan banyak orang bersepeda. Kesadaran akan pentingnya kesahatan dan bagaimana meningkatkan imun tubuh sangatlah tinggi dan bersepeda menjadi opsi utama.Â
Ketika sedang happening, yakinlah ruas jalan dipenuhi oleh pesepeda. Krang kring krang kring suara bel sepeda ada dimana-mana. Namun nyatanya tak berjalan lama.Â
Sampai saat ini hanya orang-orang yang istiqomah saja yang tetap terus bersepeda berkeliling kota atau desa-desa bersama-sama dengan bahagia.
Lalu ada lagi tren janda bolong, salah satu jenis tanaman yang mampu menarik perhatian masyarakat. Seketika harga tanaman menggila seiring dengan permintaan di masyarakat yang semakin tinggi dan menjadi kegemaran baru. Pertanyaannya, apakah akan bertahan lama?Â
Atau akan menjadi seperti tren tanaman gelombang cinta yang dulu pernah menjadi primadona?
Seiring dengan tanaman hias, ikan hias pun kembali primadona di tengah pandemi. Khususnya ikan cupang. Pertanyaannya pun juga sama, akankah tetap istiqomah ketika menjalani hobi itu?Â
Lalu bagaimana ya caranya agar hobi yang dilakukan dan dijalankan tetap awet, dalam artian tidak pernah bosan sampai kapanpun meski dihantam beragam dinamika. Berikut bisa menjadi bahan pertimbangan.