Dalam bekerja senantiasa teriring niat mulia di dalamnya. Salah satu niat utama dalam bekerja adalah untuk menafkahi keluarga. Tidak hanya sekedar mengumpulkan pundi-pundi untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan namun lebih dari itu juga mengharapkan keberkahan dari apa saja yang didapat sebagai upah atas kerja yang telah dilakukan.
Meyakinkan dan memastikan bahwasanya telah bekerja dengan baik sesuai dengan aturan, nilai-nilai, dan norma yang ada untuk keberkahan hasil keringat adalah sebuah prinsip yang harus dipegang teguh. Pastikan kehalalan proses mendapatkan pundi dari bekerja karena itu akan disampaikan pula ke keluarga. Jangan sampai anak istri makan dari hasil kerja yang jauh dari keberkahan.
Masalahnya adalah tidak semua orang memiliki pemahaman, prinsip, dan ketetapan hati dalam memastikan kehalalan hasil kerja itu sendiri. Berbagai macam latar belakang rekan kerja jelas mewarnai lingkungan kerja. Perbedaan-perbedaan itu akan menguji keimanan kita ketika berinteraksi dengan rekan kerja yang mungkin memiliki pandangan berbeda. Rekan kerja yang dimaksud bisa atasan atau teman dalam satu tim.
Bersyukurlah jika mendapatkan rekan kerja yang memiliki visi dan prinsip hidup sama. Atau bisa dibilang satu frekuensi. Semua akan bersinergi dan memegang teguh ketetapan hati untuk bekerja dengan baik dan menerapkan proses yang baik sesuai dengan nilai dan norma yang ada.
Namun celakanya jika bekerja dengan orang yang tidak satu frekuensi. Lalu memiliki prinsip hidup yang berbeda. Hal ini jelas akan membutuhkan kesiapan dalam bersikap ketika berinteraksi dan bekerja bersama.
Banyak ditemukan orang yang bekerja hanya ingin meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dan melakukan perilaku koruptif. Tak peduli kawan pasti akan disikat juga yang penting hasrat ketamakan dapat tersalurkan dan ambisi memperkaya diri dapat terealisasi. Apabila berjumpa dengan model-model orang seperti ini di lingkungan kerja perlu berhati-hati. Entah ia sebagai atasan atau teman satu tim.
Celah-celah dimana berpotensi menguji keimanan dalam bekerja adalah sebagai berikut.Â
Manipulasi DataÂ
Biasanya sering terjadi berkaitan dengan keuangan. Entah ketika pengajuan anggaran ataupun pada saat pelaporan pertanggungjawaban. Potensi ajakan untuk berbuat dusta dengan memanipulasi data baik atas instruksi atasan atau dorongan dari rekan satu tim akan selalu ada.Â
Mereka melakukan itu hanya untuk meraup untung sebanyak-banyaknya dan demi kepentingan pribadi. Tidak peduli apa yang akan terjadi dan tidak peduli bahwasanya memanipulasi data adalah hal yang tidak bisa dibenarkan. Perlu menetapkan hati dan memupuk keberanian untuk berkata tidak dan menolak dengan halus dan sopan. Meskipun atasan yang memberikan instruksi, integritas tetap harus diutamakan demi kepentingan bersama.
SuapÂ
Hal ini sering terjadi di masyarakat dan sudah menjadi hal yang biasa. Namun bagi pejuang nafkah halal hal ini sungguh tidak dapat dibenarkan. Terkadang tawaran amplop tebal sungguh sangat menggiurkan. Mengapa? Karena amplopnya memang benar-benar tebal karena isi uang yang sangat banyak. Bahasanya pun sangat halus "tolong dibantu".
Berhati-hatilah akan hal ini. Sekali saja menerima, hal ini akan membawa ke dalam kehancuran bagi diri sendiri dan jelas akan mencelakakan. Maka perlu kekuatan yang kuat dalam menetapkan prinsip hidup agar tidak mudah goyah sehingga terjermus untuk melakukan hal tercela. Sekali lagi harus mampu menjadi berani, berani berkata tidak apapun yang terjadi atas dasar nilai-nilai kejujuran.Â
Kejujuran dan ketetapan hati memegang prinsip kehalalan dalam proses ketika bekerja akan membawa diri kepada kemuliaan. Jangan gunakan diri dengan berbuat dusta dan menjadi pribadi yang tamak. Keberkahan rezeki adalah keutamaan. Maka dari itu, berani berkata tidak untuk hal tercela. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H