Kemudian saya kembali ke tempat semula dengan cara yang sama. Saat melangkah dan berpegangan dengan tembok, tiba-tiba ada seorang laki-laki berambut putih yang saya pun tidak mengenalnya. Beliau berusia sekitar 60-an mendekati saya dan berkata, "Kenapa mas? sakit ya kakinya? Saya lho mas usia 60 tahun masih kuat lari 11K." Kemudian beliau tersenyum dan meninggalkan saya yang sedang kesakitan.Â
Menanggapi hal tersebut saya hanya terdiam dan memamerkan gigi saja dengan rasa tak karuan. Ejekan yang melecutkan semangat dari seorang lansia yang mampu menaklukan 11K dengan tetap tersenyum dan sehat wal afiat, beliau berhasil Finish Strong pada race itu.
Momentum itu benar-benar pembelajaran yang luar biasa bagi saya. Bukan menerima sebagai ejekan namun sebagai motivasi diri. Sepanjang perjalanan pulang dari Solo ke Ungaran masih terbayang kalimat tersebut, membekas dalam hati. Merefleksi diri dan memotivasi agar terus berlalri hingga tua nanti. Sehat selalu hingga lansia dan tetap aktif berolahraga menjadi impian tersendiri. Prinsip lansia tetap aktif dan produktif akan menjadi mimpi saya apabila diberikan kesempatan oleh Tuhan umur yang panjang, agar hidup lebih bermakna dan bermanfaat.Â
Kejadian itu menyadarkan saya untuk berolahraga secara teratur dan terprogram serta tidak mengikuti hawa nafsu. Berolahraga ada ilmunya dan harus diterapkan sebaik mungkin untuk mencapai performa terbaik bukan malah cedera yang didapat karena mengedepankan hawa nafsu, tidak paham kondisi diri, memaksakan diri, dan ceroboh. Lansia tetap aktif dan produktif adalah mimpi yang harus diikhtiarkan dengan penuh disiplin diri. (prp)
