Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkomunitas dengan Batas yang Jelas

3 Oktober 2020   21:23 Diperbarui: 3 Oktober 2020   21:27 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hal terkait kesamaan visi, hobi, dan latar belakang membuat seseorang saling menghimpun diri dalam sebuah wadah komunitas. Atas dasar kesamaan itulah mereka mengekspresikan diri dan menunjukkan eksistensi kelompok mereka. Saling berinteraksi dan berkolaborasi menjadi keasyikan tersendiri bagi mereka yang gemar berkomunitas. 

Duduk bersama sembari menyeruput secangkir kopi dan menyantap pisang goreng, berkumpul berbagi ide dan gagasan tentang bagaimana memajukan komunitas membuat betah seluruh anggota. 

Terkadang di dalam sebuah diskusi terdapat berbagai macam humor yang memunculkan gelak tawa. Keceriaan-keceriaan mengukir memori di masa yang akan datang dalam kisah berkomunitas.

Tak jarang pula sedikit emosi dan nada tinggi mewarnai. Perbedaan pendapat melahirkan perdebatan yang akan melahirkan sebuah kemajuan jika kedewasaan selalu ada di setiap anggota dalam bersikap. 

Namun kembali lagi karena sebuah kesamaan latar belakang dalam berkomunitas, amarah akan teredam secara sendirinya karena tertutup semangan ingin memajukan komunitas yang menjadi kebanggaannya. 

Visi yang lebih besar, lebih positif, dan memberikan manfaat akan mampu memadamkan segala percikan-percikan yang terjadi selama berinteraksi.

Setidaknya itulah warna-warni berkumpul dan berkomunitas. Apapun latar belakang dan kesamaan-kesamaan yang ada sebagai alasan terbentuknya sebuah komunitas hal tersebut jelas akan terjadi dan mewarnai perjalanannya. Guyub dan rukunnya suatu komunitas jelas terletak pada kedewasaan anggota yang bernaung di dalamnya. 

Kedewasaan itu yang akan mampu meredam segala guncangan baik dari internal maupun eksternal. Selain kedewasaan ada satu hal lagi yang mampu melanggengkan sebuah komunitas yaitu tentang bagaimana berkomunikasi yang baik dan tepat.

Tentang komunikasi yang baik dan tepat memang perlu menjadi perhatian dalam hal menjaga keutuhan komunitas. Perlu kiranya untuk berkomunikasi terkait hal-hal yang menyangkut komunitas saja tanpa perlu mencampuradukkan berbagai hal yang memicu ketersinggungan antar anggota. 

Contohnya terkait urusan pribadi tak perlu dibawa-bawa dalam berkomunikasi dalam wadah komunitas. Yang lebih sensitif lagi adalah terkait SARA (Suku, Agama Ras, dan Antar Golongan) dan juga tentang pandangan politik.

Coba kita lihat whatsapp grup komunitas kita. Akan cepat bubar apabila ada ketersinggungan di dalamnya. Yang sering terjadi adalah terkait dengan SARA dan pandangan politik. 

Pasti pernah merasakan bagaimana terjadi sebuah ketegangan di whatsapp grup akibat saling berdebat terkait perbedaan pandangan politik dan ujung-ujungnya adalah yang bersangkutan akan keluar dari whatsapp grup. Awal keretakan suatu hubungan antar anggota komunitas jelas bermula dari hal-hal seperti itu. 

Dalam bersosial terlebih dalam berkomunitas sangat perlu untuk memahami batasan-batasan dalam berinteraksi dan berkomunikasi. 

Ada kesamaan yang melandasi terbentuknya komunitas namun juga ada perbedaan berkaitan dengan latar belakang masing-masing anggota yang harus bisa saling menghargai dan menghormati. 

Belajar sadar diri, tahu diri, dan menempatkan diri menjadi hal dasar bagi kita yang ingin berkomunitas dan memajukan komunitas agar terus eksis ke depannya. (prp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun