Terjebak dalam kondisi yang sulit di tengah pandemi covid19. Semua lini terdampak seperti pendidikan, pariwisata, hingga perekonomian. Belum lagi masalah psikologis akibat kekhawatiran dan kecemasan yang meninggi karena mengetahui  semakin meningkatnya pasien terkonfirmasi covid19.
Namun, apakah kita harus berdiam diri dan melihat dari sisi negatifnya saja? Apakah harus marah dan mengeluh menyalahkan keadaan? Apakah tidak sebaiknya melihat dari perspektif positif yang mana akan membawa kesejukan dalam menghadapi cobaan pandemi seperti ini?
Nyatanya tersirat hikmah dibalik cobaan yang mengguncang perekonomian keluarga apabila memang benar melihat sisi lain dibalik musibah ini. Semua kegiatan baik bekerja dan belajar harus dilakukan di rumah sehingga waktu berkumpul bersama keluarga pun akan semakin banyak.Â
Pada akhirnya akan lebih sering berkegiatan bersama keluarga sehingga waktu bersama dengan keluarga akan lebih berkualitas dibandingkan dengan sebelumnya dimana tak ada waktu untuk quality time bersama keluarga karena kesibukan.Â
Dalam menghadapi situasi dan kondisi yang sulit ini sungguh menguji kesabaran dan kadar keimanan. Apakah masih dapat berpikir positif atau malah terjebak dalam amarah.
Seyogyanya kita kembali mengingat kalimat yang senantiasa selalu kita baca sebelum melakukan suatu hal. Bagi umat muslim tak asing dengan bacaan basmalah. Yaitu 'Bismillahirrahmaanirrahiim' yang memiliki makna mendalam tentang Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.Â
Ada potensi untuk ber-fastabikhul Khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan) di tengah masa sulit. Meski dalam kondisi sulit tak jadi alasan untuk terus berbuat baik dan menebar energi positif dengan mengamalkan makna basmalah dalam kehidupan keseharian.
Yaitu tentang Hablum minallah dan Hablum minannas (hubungan makhluk dengan Allah dan Hubungan makhluk dengan makhluk) dimana kita harus saling mengasihi dan menyayangi.
Sisi positif di tengah pandemi ini adalah yang biasanya kita sholat munfarid (sendiri) baik saat bekerja atau sekolah, untuk saat ini kita bisa sholat berjamaah bersama keluarga di rumah. Mengaji bersama dan berbagi ilmu bersama di forum keluarga membuat suasana rumah semakin teduh rasanya.
Kemudian, kita dapat mendampingi anak-anak kita ketika harus mengikuti pembelajaran jarak jauh. Sehingga kasih sayang dan waktu dapat tercurah sepenuhnya kepada anak-anak kita. Walaupun kadang rasa jengkel saat menemani anak belajar tiba-tiba muncul. Saat mengomel, tiba-tiba saja teringat bahwa anak adalah amanah dari Allah, lalu bersegera memohon ampun dengan beristighfar.Â
Saling bantu dengan teman atau tetangga yang perekonomiannya terguncang sehingga merintis usaha baru di tengah pandemi secara daring. Membuat dapur umum bersama-sama untuk membantu warga lingkungan yang perekonomiannya terdampak.
Bisa kita lihat pula di kotak nasi gratis yang ada di pinggir jalan, semakin banyak yang mengisi untuk berbagi. Bukti saling memikirkan dan merasakan kesulitan yang dialami orang lain di tengah pandemi, sebagai solusi adalah dengan saling berbagi.
Itulah beberapa contoh kebaikan yang dapat dilakukan di tengah kondisi yang sulit. Terus berbuat baik, mengamalkan kalimat basmalah tadi dalam kehidupan. Meningkatkan hablum minallah dan hablum minannas sebagai ibadah yang semoga saja membuka jalan menuju surgaNya.
Ini semua adalah ikhtiar melalui jalan dibalik cobaan untuk mengharap ridhoNya. Selebihnya hanya dapat tawakkal dan berserah kepada Allah sebagai hakim di hari akhir. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H