Terkurung di rumah saja dalam jangka waktu hampir lima bulan lamanya di tengah masa pandemi sungguh membuat semua orang merasa bosan. Semua kegiatan dilakukan dari rumah sehingga tingkat jenuh bahkan stres pun meningkat.
Apabila ingin keluar rumah pun juga harus dengan rasa was-was penuh kekhawatiran. Ditambah lagi dengan guncangan ekonomi yang menerpa, membuat situasi dan kondisi semakin sulit.
Dalam upaya memulihkan perekonomian, pemerintah mulai mewacanakan akan membuka sektor pariwisata kembali setelah sekian lama ditutup sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran covid19 di Indonesia.Â
Meskipun hanya diperuntukkan bagi wisatawan domestik saja, namun tetap perlu memperhatikan dan memegang prinsip kesehatan dan keselamatan jiwa. Upaya yang dilakukan pemerintah setempat dengan berbagai pihak yang terkait untuk menghijaukan kembali zona penyebaran covid19 di daerahnya jangan malah menjadi sebuah kesia-siaan apabila sektor pariwisata mulai dibuka. Jangan sampai muncul klaster baru.Â
Maka dari itu perlu kebijakan khusus yang mengatur bagaimana mekanisme pembukaan kembali tempat-tempat wisata untuk memperbaiki perekonomian yang hancur dihantam pandemi.
Protokol Kesehatan harus diterapkan dengan sangat ketat sebagai upaya preventif. Ditambah dengan kesadaran para pelaku wisata untuk senantiasa menjaga kesehatan dan keselamatan jiwa satu sama lain tidak hanya mengejar keuntungan semata namun mengabaikan semuanya. Hal-hal sederhana perlu diperhatikan mulai dari disiplin jaga jarak, penggunaan masker, dan rajin cuci tangan.Â
Tidak bisa dipungkiri sektor pariwisata tutup total akibat pandemi. Hampir lima bulan lamanya harus memutar otak untuk menyambung hidup kembali bagi para pelaku wisata yang terdampak.Â
Wacana pembukaan kembali sektor pariwisata bagaikan angin segar namun juga perlu kehati-hatian agar semua aman. Jangan sampai ingin untung malah jadinya buntung karena keteledoran.
Selain protokol Kesehatan yang harus diterapkan dari masing-masing pengelola tempat wisata, perlu juga pembatasan jumlah pengunjung di setiap tempat wisata untuk meminimalisasi potensi terjadinya kerumunan sehingga penyebaran covid19 kembali beresiko tinggi.Â
Lalu pemerintah setempat mungkin bisa meluncurkan aplikasi dimana seseorang yang akan berwisata dapat melakukan screening mandiri dan memonitor kapasitas maksimal suatu tempat wisata yang akan dikunjunginya. Dengan begitu tidak akan terjadi penumpukan jumlah wisatawan yang berkunjung.
Hasrat berwisata tak terbendung untuk mereduksi tingkat stres karena pandemi. Tetap berhati-hati dan disiplin diri saat akan berwisata adalah sebuah keharusan yang wajib dipatuhi sebagai langkah preventif agar penyebaran covid19 tidak semakin menjadi. Niat ingin bahagia dengan berwisata jangan sampai berubah menjadi duka. (prp)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H